18. Siapa Pelakunya?

11 3 0
                                    

"Gue gak nyangka kalo Galaksi itu sodaraan sama Alvaro dan Madava," ucap Jean seraya mendaratkan bokongnya untuk duduk di samping Juan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue gak nyangka kalo Galaksi itu sodaraan sama Alvaro dan Madava," ucap Jean seraya mendaratkan bokongnya untuk duduk di samping Juan.

Juan memijit pelipisnya, kepalanya terasa pening. Sekalinya mereka tahu tentang Galaksi ternyata dia anak seorang yang terpandang. Jelas, siapa sangka.

Padahal apa yang harus Galaksi sembunyikankan tentang identitas keluarganya, Galaksi anak orang kaya, latar belakang Adhitama pun sudah banyak yang tahu jika Adhitama adalah salah satu Pengusaha sukses di Jakarta, tetapi Galaksi tidak ingin semua orang tahu bahkan saat pembagian rapot akhir semester pun Galaksi tidak ditemani oleh salah satu anggota keluarganya, melainkan orang suruhan Adhitama.

Tanpa harus menutup identitas keluarganya, semua orang pun sudah tahu jika Galaksi memang anak dari orang berada terlihat dari barang-barang yang ia pakai, semua dari brand ternama.

"Yang lebih gue gak nyangka, Je ..." Juan menjeda perkataannya, terdengar helaan nafas dari mulut saudara kembar Jean itu. "Fakta kalo selama ini Galaksi mendapat perlakuan buruk dari mereka. Anjing emang Adhitama!" Juan mengumpat Adhitama, agaknya ia sangat geram dengan yang diperbuat oleh Ayah dari sahabatnya.

"Gue merasa jadi temen gak guna," sambung Juan.

Jean pun menghela nafas panjang, tidak dipungkiri ia juga merasa hal yang sama dengan Juan. Sebagai seorang teman dekat, mereka tidak pernah ikut andil dalam kehidupan Galaksi.

Memang itu adalah kehidupan pribadinya, hanya saja jika Juan dan Jean mengetahui tentang apa yang terjadi sebenarnya pada Galaksi, mungkin mereka akan meminimalisir hal itu terulang kembali.

Juan meraup wajahnya, tangis pilu Galaksi beberapa menit yang lalu masih terngiang di kepalanya, Juan juga terlihat sangat merasa bersalah.

Tadi mereka sempat mengejar Galaksi yang pergi entah ke mana setelah mengantarkan Gissela kembali ke Ruang ICU. Gissela nekat keluar dari ruangan tersebut tanpa diketahui oleh Perawat jaga, padahal kondisinya belum dikatakan stabil oleh Dokter.

Dan sekarang mereka tidak tahu ke mana perginya Galaksi. Juan berharap Galaksi baik-baik saja di mana pun ia berada, mereka berdua masih ada di Rumah Sakit. Juan teringat sesuatu, bukan kah Jean sudah mendapatkan pelaku yang membakar markas Havoc Wolves.

"Je, bukannya lo dapat pelakunya. Terus sekarang di mana?"

"Oh itu ya. Eum anu."

"Kenapa?"

"Pelakunya berhasil lolos, padahal dikit lagi gue tau mukanya," kata Jean.

Juan berdecak kesal. "Gimana sih lo."

"Ya sorry."

Tidak ada balasan dari Juan, Jean melihat saudara kembarnya itu tampak kecewa lantaran dirinya tidak berhasil membawa sang pelaku yang menyebabkan kebakaran markas.

Juan berdiri, ia melanjutkan langkah untuk ke Parkiran. Malam sudah hampir larut, mereka harus segera pulang sebelum Bunda mengomel.

Seolah tidak ada habisnya tragedi yang terjadi malam ini, sampai mereka pun dapat mengetahui siapa sebenarnya Galaksi.

Juan menaiki motor dan memakai helm full facenya, sudah cukup semua yang terjadi biarkan malam ini semuanya istirahat dengan tenang lebih dulu. Jean tampak mengikuti Juan, ia melangkah dengan gontai menaiki motor lalu memakai helm.

Jean melirik sejenak pada Juan. "Sorry, Ju. Gue bohong sebenarnya pelaku itu ..." Jean tidak melanjutkan ucapannya dalam hati, hanya helaan nafas panjang lagi yang keluar dari mulutnya.

"Pulang, Je. Bunda pasti khawatir nyariin kita," ajak Juan.

Dari sudut Parkiran lain, seorang laki-laki yang ternyata sejak tadi mengikuti Juan dan Jean mendengar apa yang mereka obrolkan perihal Galaksi.

Laki-laki itu menyeringai menatap kepergian si kembar dengan menyunggingkan senyum sinis.

"Syukurlah si Jean gak ngebocorin identitas gue," katanya bergumam.

Di detik berikutnya laki-laki tersebut terkekeh, ia mengetahui apa yang seharusnya tidak diketahui yaitu identitas Galaksi. Keberuntungannya mengikuti Juan dan Jean sampai ke sini ternyata membawa dirinya mengetahui fakta tentang Galaksi.

"Lagak lo penguasa di sekolah, tapi ternyata idup lo jauh dari kata bahagia. Tunggu pembalasan gue, Galaksi," ucapnya kemudian menutup kembali kepalanya dengan tudung jaket lalu pergi berlalu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Galaksi Semesta (REVISI & SEGERA TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang