"Gue juga pengen dicintai, pengen disayangi walau hidup gue berantakan!"
Galaksi memekik memukul tangki motornya, tidak peduli hujan deras yang terus mengguyur seluruh tubuhnya.
Bersama langit malam dan suara gemuruh guntur, air matanya tersamarkan oleh air hujan. Galaksi yang kuat kini terlihat rapuh disaat semua orang satu-persatu pergi darinya.
Hidupnya yang sepi seolah melengkapi jalan takdirnya yang kejam, andai bisa memutar waktu ingin rasanya dia kembali pada jalan takdir yang seharusnya.
Galaksi yang malang harus berjuang dengan luka yang terus diberikan oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya, lantas sekarang apa lagi?Tuhan akan kembali merenggut bahagianya yang baru sesaat.
Wah!
Tuhan ternyata sangat kejam pada Galaksi.
Lantas ke mana dia akan menemukan arah jalan pulang?
Sedangkan rumah yang seharusnya menjadi tempat kembali yang nyaman, bukan lagi tempat untuknya pulang. Gissela yang menjadi tempat tujuannya sekarang pun sedang berada di ambang pemutusan takdir.
Galaksi tidak diterima, dia hanya dianggap sebagai biang dari semua masalah yang terjadi dikeluarganya. Galaksi itu pembawa sial, seharusnya dia tidak hidup di dunia ini jika hanya menjadi sumber kemalangan bagi keluarganya dan apakah pertemuannya dengan Gissela pun adalah sebuah kemalangan, jika benar begitu bukan kah seharusnya Galaksi pergi.
"Arrrggghhh!" Galaksi berteriak, memaki takdir hidupnya yang teramat kejam.
Baru saja ia merasakan setitik cahaya tetapi seolah Tuhan tidak merestui, Galaksi harus siap kehilangan cahaya itu.
Galaksi menepikan motornya di Trotoar, tubuhnya lelah jiwanya pun hancur. Galaksi hanyalah cangkang yang terlihat kuat, ia turun dari motor dan duduk di pinggir jalan.
Cowok itu menyembunyikan wajahnya di sela-sela lutut dan sedetik kemudian terdenger isak tangis dari Galaksi. Ia sudah tidak sanggup, sungguh mengetahui lagi tentang fakta yang menyakitkan membuat Galaksi semakin hancur.
Galaksi rela kehilangan siapa pun asal itu bukan Gissela. Bahkan Galaksi rela menukarkan nyawanya dengan gadis itu.Suara tangisannya tersamarkan oleh air hujan, Galaksi bisa leluasa menangis. Tetapi air hujan hanya menyamarkan air matanya tidak dengan luka hatinya yang terus-menerus mendapat luka baru.
Tin
Tin
Suara klakson mobil mengalihkan atensi Galaksi, sebuah mobil yang lampunya menyorot tepat ke arah Galaksi, reflek cowok itu langsung berdiri seketika membolakan matanya saat melihat mobil tersebut melaju sangat kencang dan akan menabrak dirinya.
Srak
Ckitt
Galaksi terjatuh nafasnya memburu, beberapa inci lagi mobil itu akan menghantamnya. Seseorang dari balik kemudi keluar dengan langkah lebar dia menghampiri Galaksi.
Bugh
Satu pukulan melayang pada pipi Galaksi hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"Puas lo, hah! Ini yang lo mau 'kan!" sentak Alvaro.
Galaksi memegangi bibirnya yang terasa ngilu, lantas kembali bangkit untuk berdiri di depan Alvaro.
"Maksud lo apa?"
"Gak usah pura-pura gak tau. Ini semua rencana lo yang mau masuk menjadi bagian keluar Adhitama! Gue tau niat busuk, lo!" Alvaro seperti kerasukan, ia terus berteriak di depan Galaksi.
"Cih! Buat apa gue lakuin itu, hidup berdampingan sama kalian adalah neraka bagi gue," timpal Galaksi.
Alvaro menggeram rendah, giginya bergemeletuk, ia mengepalkan tangannya lalu berbalik berjalan menuju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaksi Semesta (REVISI & SEGERA TERBIT)
Roman pour AdolescentsTerkenal sebagai Badboy, kejam dan tak berperi kemanusiaan. Hampir semua orang tahu siapa dia, sosok misterius yang menyimpan segudang teka-teki. Tidak ada yang tahu jati diri yang sesungguhnya, ia hanya dijuluki sebagai Penguasa Sekolah. Si biang...