[𝐁𝐋] 🔞𝐋𝐈𝐕𝐄 𝐁𝐫𝐨𝐚𝐝𝐜𝐚𝐬𝐭; 𝐙𝐨𝐦𝐛𝐢𝐞 𝐀𝐩𝐨𝐜𝐚𝐥𝐲𝐩𝐬𝐞 | 𝐑𝐉𝐍

18. LB(ZA) Menuju Daejeon pt.2

30 menit yang lalu, diruangan tertutup. Lee Jeno bersikeras menolak menerima Park Jisung untuk bergabung bersama tim mereka.

"Jika hanya menambah satu orang, maka aku tidak keberatan. Tetapi aku tidak setuju melibatkan bayi kedalam misi ini!"

"LALU MAKSUDMU KITA HARUS APAKAN BAYI INI??!" Jungwoo mulai terbawa emosi. Sebagai seorang dokter yang ikut merawatnya sejak mereka datang semalam, dia merasa sedikit bersimpati. Jadi pada saat dia mendengar Kapten menolak mentah-mentah kedatangan mereka, dia langsung mencela pria yang tidak punya hati ini tanpa rasa takut. "APAKAH KAMU MASIH PUNYA HATI NURANI?!"

Jeno terkekeh, merasa lucu dengan keadaan yang berubah menjadi seolah-olah dialah orang yang tidak masuk akal. Padahal, jika dipikirkan secara rasional, membawa seorang bayi dalam misi pertempuran itu sama saja seperti membawa padang ranjau. Mereka tidak tahu kedepanya apakah situasinya akan tetap aman atau sebaliknya. Diluaran sana yang berbahaya bukan hanya virus zombie, tetapi manusia yang bertahan hidup juga sangat berbahaya.

Jeno yang sudah berpengalaman dalam memimpin misi tingkat besar sudah hafal dengan situasi di lapangan. Jadi dia tetap berpegang teguh pada prinsipnya. "Tidak. Mereka hanya akan menghambat misi kita."

"GUIDE BRENGSEK ITU JUGA MENGHAMBAT MISI KITA!"

"Hentikan!" Kali ini Jaehyun tiba-tiba angkat bicara. Dia datang menghampiri Jeno dan menatapnya lama, sebelum berkata; "Aku yang akan menjamin mereka berdua. Aku berjanji tidak akan menyusahkanmu. Jadi, biarkan mereka ikut. Dia adalah putera dan cucunya Profesor Park Jinseong, kita tidak boleh mengabaikan mereka begitu saja." Dia mendesah penuh tekanan, "Kali ini saja. Jangan keras kepala."

Jeno masih menatap mata sepupunya dengan tatapan mencari sesuatu. Ya, mereka memang benar-benar mirip. Sangat mirip. Dia bahkan bisa menemukan bayangannya dalam diri Jaehyun. Dia berkata setelah sekian lama, "Kamu sangat mirip dengan Paman. Kalian..." Dia berhenti sejenak saat kilasan masa lalu muncul di benaknya, lalu melanjutkan dengan getir, "Kalian tidak pantas menjadi Tentara. Kalian terlalu lembut." Setelah mengatakan itu dia langsung berbalik, membuka pintu dan keluar dari ruangan itu.

Dia tidak marah, dia hanya kecewa.

Dia kecewa karena orang-orang yang dia sayangi selalu seperti itu. Selalu sangat lembut dan terlalu baik, lalu pada akhirnya mereka akan mati tertikam kebaikannya sendiri. Sama seperti mendiang Pamannya, Ayah Jaehyun. Yang meninggal karena melindungi temannya dari sebuah tembakan, 8 tahun yang lalu.

Lee Jeno adalah anak asuh dari Ayah Jaehyun sejak dia berumur 3 tahun. Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan beruntun akibat rem blong di jalan Tol Gyeongbu gerbang empat, kota Seoul. Mereka satu keluarga terlibat dalam kecelakaan maut dan saat itu hanya Jeno kecil yang selamat.

Sejak hari itu dia menjadi yatim-piatu. Anak kecil yang dipenuhi luka lebam, pembuluh darah yang pecah di matanya dan sisa trauma. Dia menangis sendirian mencari Ibu dan Ayahnya di bangsal rumah sakit yang pada saat itu hanya di temani oleh satu perawat yang tidak mengerti cara membujuk anak-anak.

Jeno kecil menangis karena seluruh tubuhnya sakit. Dia juga menangis karena kedua orang tuanya tidak pernah datang saat dia memanggilnya. Dia belum mengerti tentang kehidupan dan kematian, dia hanya menebak dengan cara berpikir anak-anak bahwa Ibu dan Ayahnya tidak menginginkannya lagi.

Jadi ketika Pamannya datang menjemputnya setelah beberapa hari, Jeno kecil benar-benar merasa seperti telah di jemput oleh malaikat. Dia sangat mencintai Pamannya dan dia juga menyayangi Jaehyun seperti kakak kandungnya sendiri.

Namun, Pamannya juga meninggal karena memblokir tembakan untuk orang lain.

Maka dari itu jangan bertanya tentang mengapa karakternya menjadi sangat bengis sekarang, karena dia tidak ingin terluka seperti Pamannya.