15|| Enggak waras!

11 2 9
                                    

𝗛𝗮𝗽𝗽𝘆 𝗿𝗲𝗮𝗱𝗶𝗻𝗴

"Guys, besok kan minggu nih. Bakar-bakar yuk!," Ajak keivan yang sedang tiduran di atas sofa. Membuat reihan yang ada di bawahnya mendongak ke arah keivan.

"Bakar apaan? Bakar rumah?," Tanya reihan, membuat lino yang di sampingnya tertawa. "Hahaha, anjirr, rumah katanya," Tawanya.

"Ya enggak lah dongo!, bakar ikan," Jawab keivan sedikit memukul belakang kepala reihan, "yukk, rei," Ajaknya lagi.

Reihan menggeleng, lalu kembali fokus pada acara televisi di hadapan nya. Sontak membuat keivan merengut kesal, "ayolah, rei, mumpung besok minggu," Ajak keivan lagi.

"Enggak mau, panas anjirr!," Kesal reihan, sembari menunjuk ke arah luar.

"Btw, rei, ini malem," Ucap lino, membuat reihan mengerjapkan matanya.

"Oh iya lupa gue," Jawab nya santai, kembali fokus pada televisi di hadapan nya.

"Ayoo lah rei—,"

"Enggak mau!!," Kesal reihan lalu menutup telinga nya dengan keduanya tangannya.

"Ck, enggak asik lo!," Decak keivan, lanjut memainkan handphone nya.

Namun tiba-tiba saja handphone keivan berdering dan ia segera Menggkatnya saat tau yang meneleponnya, "apaan, dai?.... Ohh, terus?.... Serius kapan?.... Oke, jam tujuh udah ada gue di depan rumah lo.... Siap! Gampang itu mah!," Jawabnya pada sambungan telepon dari daisy itu.

"Siapa, kei?," Tanya lino,saat melihat keivan bangun dari tidurnya, dan mengambil jaketnya. "Daisy," Jawabnya santai.

"Kenapa?, nyuruh apa?," Tanya reihan,

"Dia bilang besok mau bakar-bakar,"

"Di rumah daisy?," Tanya lino, keivan mengangguk.

"Dah, lah gue mau pulang, byeee monyet-monyet kuu," Kekeh keivan, lalu berjalan santai layaknya seorang ratu.

Reihan dan lino saling tatap melihat tingkah sahabatnya itu, lalu bergidik ngeri. "Takut anjir gue mah," Kekeh lino.

"Entahlah, bisa gue temenan sama dia," Ucap reihan lalu lanjut menonton televisi sementara lino lanjut bermain game di handphone miliknya.

Tidak berselang lama erlangga datang dengan membawa beberapa plastik di kedua tangannya, sekarang mereka sedang berada di markas. Reihan, lino dan keivan sudah sampai dari tadi pagi sedangkan erlangga baru datang sekarang.

Untuk saga, entahlah sekarang dia sedang dimana. Mungkin sedang menemani ibunya berbelanja atau membantu pekerjaan sang ayah.

"Keivan mau pulang?," Tanya erlangga, sembari berjalan ke arah dapur.

Lino mengangguk, lalu membuka snack yang ada di hadapan dan memakannya. "Tadi di telfon sama daisy, bang, katanya mau bakar-bakar ikan," Jawab reihan, memberi informasi.

Erlangga menatap reihan, "rei?," Panggil erlangga, membuat reihan dengan cepat menghadap ke arahnya.

"Keivan... Pacaran sama daisy?," Tanya erlangga, membuat reihan menatap lino yang juga sedang menatap ke arahnya.

"Bang erlan belum tau, rei," Bisik lino, membuat reihan ikut berbisik, "keivan belum ngasih tau deh kayanya."

"Atau memang karena bang erlan udah tua jadi dia lupa, rei," Bisik lino memebuat reihan dengan cepat memukul lengan lino cukup keras.

"Malah bisik-bisik, jadi keivan sama daisy pacaran enggak?," Tanya erlangga sekali lagi.

"Enggak, bang. Mereka sepupuaan," Jawab seseorang dari arah pintu, mendengar itu sontak ketiga nya menatap ke arah pintu. Terlihat saga sedang menarik kerah belakang baju milik keivan.

Love comes slowly [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang