7.Obsessed

79 3 0
                                    

OBSESSED

Venuskinsa's Obsession Series 2024

Genre : Romance, Angst, Tragedy.

MATURE CONTENT—YOU HAVE BEEN WARNED!

                Orion meneguk teh hangatnya, dia duduk di pinggiran sofa, menatap wajah cantik yang membuatnya tergila-gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                Orion meneguk teh hangatnya, dia duduk di pinggiran sofa, menatap wajah cantik yang membuatnya tergila-gila.

Dia menyibak rambut panjang wanita yang menghabiskan malam bersamanya ini. Agar wajah wanita itu tidak terhalang apa pun.

Orion mendegus geli.

"Pulas sekali," gumamnya.

Ada perasaan bangga dalam dirinya, karena saat melakukannya Orion tidak mendapatkan penolakan. Desahan indah dan raut wajah kenikmatan yang Aletha berikan, Orion seperti mendapatkan euphoria tersendiri.

"Nghh..."

Aletha menggeliat dalam tidurnya. Iris hazel itu perlahan terbuka, dan dia mengernyit selama beberapa saat ketika yang pertama dilihatnya adalah Orion. Seperti sedang mencerna yang terjadi semalam.

Dan setelah beberapa menit, dia terkejut dan duduk dari posisi tidurnya. Aletha menarik selimut hingga menutupi seluruh badannya.

"Kau sudah ingat yang kita lakukan semalam?"

Aletha mengangguk kecil. Pandangan bingung dia tunjukan. Dia menjelaskan, "aku tidak ingat detailnya. Tapi aku tahu garis besarnya yang kita lakukan. Maafkan aku. Biasanya aku tak pernah lepas kendali ketika mabuk bersama Enzo. Mungkin karena patah hati aku jadi lebih banyak mengkonsumsi alcohol."

"Tidak perlu minta maaf," Orion mengusap lembut punggung tangan Aletha, menenangkan perempuan ini, "aku juga salah karena lepas kendali. Aku memang tidak biasa minum alcohol."

Bohong.

Diantara Altair, Orion dan Enzo. Orion adalah yang paling kuat minum. Hanya dengan meminum setengah botol soju, tidak akan membuatnya mabuk, apalagi sampai lepas kendali.

"Kalau begitu kenapa kau mau menemaniku? Aku jadi semakin merasa bersalah."

"Kita 'kan teman. Aku juga tidak tahu kita akan berakhir menghabiskan malam bersama di ranjang," balas Orion singkat, "dan kalau kau merasa bersalah denganku. Bagaimana jika kau menebusnya dengan sarapan bersamaku? Minum semalam tidak membuat kita kenyang bukan?"

"Tapi Orion," Aletha menggenggam pelan pergelangan tangan Orion, "kita lupakan saja ya yang semalam. Aku tidak ingin pertemanan kita rusak karena pernah tidur bersama."

Orion diam selama beberapa saat. "Ya, baiklah kalau itu mau mu," lelaki itu mengulum senyum tipis, "aku juga akan melupakan yang semalam."

Lagi, Orion kembali berbohong.

Tidak.

Mana mungkin dia melupakan kejadian yang semalam begitu saja? Malah Orion kembali memikirkan ide gila yang lain agar kejadian semalam aku terulang kembali.

Dan apa tadi kata Aletha? Pertemanan mereka akan rusak? Orion pastikan itu memang akan terjadi, sebab dalam hitungan jari, Orion memastikan Aletha akan jadi kekasihnya.

***

Enzo menatap tak percaya lokasi keberadaan Aletha selama beberapa jam lalu.

Perempuan yang tidak mau dia akui sebagai mantan kekasihnya itu berada di club malam kemudian ke hotel yang berada di belakang club malam tersebut sampai pagi.

Dan yang lebih membuatnya frustasi bagaikan orang gila. Ketika Enzo menunggu perempuan itu keluar dari hotel. Ternyata Orion ada di sebelahnya dan mereka mengenakan pakaian yang sama seperti yang terakhir Enzo lihat saat mereka di kampus.

Tak bisa lagi berpikir rasional. Sudah bisa dipastikan oleh mata kepalanya sendiri jika Orion dan Aletha menghabiskan malam bersama.

"Kau mencariku, Enzo?" tanya Orion yang baru datang ke gedung belakang fakultas psikologi.

Tanpa basa basi Enzo berkata, "pakaian mu sama seperti kemarin Orion."

Orion mendengus geli, "tentu saja," dia memperhatikan sesaat pakaiannya sendiri, "aku semalam tidak pulang ke rumah karena pergi ke club bersama Aletha," balasnya tanpa mempedulikan respon Enzo.

Tangannya mengepal kuat, namun masih dia tahan agar tinjunya tidak dilayangkan pada sahabatnya sejak kecil itu.

Tapi Orion masih terus berbicara seolah sedang memancing emosi Enzo.

"Aku dan dia minum bersama. Dia mabuk karena banyak minum. Kau jangan salahkan dia, dia begitu karena sakit hati terhadapmu. Lalu setelah mabuk, aku membawanya ke kamar. Kau tahu tidak? Saat melakukannya denganmu, Aletha selalu menolak mu bahkan sampai menangis bukan? Anehnya, saat melakukannya denganku, Aletha malah dengan suka rela melakukannya."

"Cukup," balas Enzo dingin. Wajahnya memerah padam mendengar perkataan Orion, yang ketika dia perhatikan sama sekali tak ada raut kebohongan yang Orion tunjukan.

"Dia mendesahkan namaku dengan lembut, beberapa kali aku membuatnya klimaks dan dia menginginkan yang lebih. Lalu-"

DUAGH!

Pukulan dari kepalan tangan yang Enzo berikan berhasil membuat Orion diam karena tersungkur.

Bukan raut kesakitan yang Orion tunjukan. Lelaki itu malah tersenyum seraya mengusap darah yang mengalir disudut bibirnya. "Bagaimana rasanya milikmu direbut oleh teman dekatmu sendiri?"

"Aku tidak pernah merebut milikmu!"

"Bicara apa kau sialan?" sarkas Orion, "kau tidak mungkin tidak menyadarinya kalau akulah yang duluan menyukai Aletha! Tapi kau tiba-tiba datang mendekatinya dengan agresif sampai kalian punya hubungan."

Enzo terdiam.

Jujur saja. Dari awal, dia memang menyadari Orion memiliki perasaan pada Aletha. Tapi yang Enzo lihat, Orion tidak terlalu mendekati Aletha sehingga Orion berpikir jika perasaan Orion ke Aletha hanya cinta monyet biasa.

Dan setelah Enzo menjalin hubungan dengan Aletha, Orion tampak tidak menunjukan keberatan sama sekali, malah mendukung hubungannya. Enzo jadi mengira, Orion sudah melupakan perasaannya untuk Aletha.

"Kau tidak berani menjawabkan? Kau sadar sahabatmu ini menyukai Aletha tapi kau tetap saja maju merayunya. Yang merusak persahabatan kita ini bukan aku, tapi kau Enzo."

"Aku yang menyukainya lebih dulu dari pada kau. Bahkan aku menyukainya sebelum kau bertemu dengan Aletha," timpal Enzo, "kalau kau menyukainya juga, seharusnya kita bersaing secara sehat untuk mendapatkannya. Bukannya seperti sekarang, kau malah menyalahi ku karena menjalin hubungan dengannya. Kau saja yang pengecut karena tidak berani mengungkapkan perasaan padanya!"

Orion terkekeh pelan. "Yang kita lakukan sekarang inikan sedang bersaing secara sehat, Enzo. Kau sudah putus dari Aletha, dan aku akan menghibur Aletha sampai membuat dia jatuh cinta padaku," balas Orion, "Kau bilang aku pengecut? Itu sama sekali bukan karakterku, tentu saja setelah aku yakin Aletha benar-benar mencintaiku, aku akan menyatakan perasaan padanya. Malah di sini, yang pantas dibilang pengecut adalah kau Enzo. Kau memaksa Aletha untuk tidur denganmu."

"Diam kau brengsek. Aku melakukannya agar Aletha tidak diambil oleh lelaki seperti mu."

"Nyatanya, yang kau lakukan malah membuat Aletha pergi darimu," timpal Orion, "tapi aku berterimakasih karena sikapmu itu, aku jadi bisa melangkah untuk bersama Aletha."

"Aku akan mengambil kembali yang awalnya sudah menjadi milikku."

DUAGH!

Obsessed » Obsession SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang