01. Transmigrasi

3.5K 221 2
                                    

"Ingat, Kevan. Pertama-tama lo harus jaga sikap dan perilaku lo kalo lagi sama Dinda. Ajak dia ngobrol kecil-kecilan. Habis itu lo bawa dia kesuatu tempat yang estetik." Pria bernama Kevan itu mendengarkan dengan saksama.

"Habis itu?"

"Habis itu ya lo ajak dia keliling tu tempat dan lo lakuin dah!"

"Terus Dindanya gue apain?"

"Ewe. Ya ditembaklah tolol anjir pake nanya. Yakin sama gue lo pasti diterima gara dia!"

Kevan mangut-mangut mengerti. "Oke, gue duluan kalo gitu,"

"Eh mau kemana?" tanya Nero.

"Nembak si Dinda,"

"Lah? Sekarang?"

Kevan tersenyum manis. "Kagak, nunggu si Putin mahir bahasa Sunda. Ya sekaranglah orang Dindanya udah gue chat bakal gue jemput." Pria itu menggunakan jaket dan mengambil kunci motornya, namun ketika ingin keluar, Samudra, salah satu temannya itu menahan lengannya.

"Kenapa Sam?"

"Hati-hati bawa motor, perasaan gue gak enak."

Kevan terdiam sebentar mendengar ucapan Samudra. Setelahnya dia tertawa manis. "Perasaan lo emang gak enak. Tapi perasaan gue udah dagdigdug pengen nembak si Dinda." ucapnya sambil menepuk bahu Samudra. "Gue duluan!"

Diperjalanan, Kevan membawa motor dengan senyum yang sumringah dan menghayal seperti apa wajah cantik Dinda, gebetannya itu ketika ia menyatakan cinta pada gadis itu.

Kevan melaju dengan cepat. Hingga tak sadar bahwa dari arah yang berlawanan, sebuah truk melaju dan rem blong,

Cittttt!!

BRUK!

BRUAAGHHHH!!!

DTUM!!!

Kecelakaan itu terjadi. Kevan yang tak dapat membanting stir ataupun menghindar, pada akhirnya tertabrak truk tersebut sehingga dirinya terpental jauh juga teriakan seluruh orang dijalanan yang heboh.

Disana, Kevan sendiri. Disamping pembatas jalan yang jauh dari motornya yang sudah hancur. Lelaki berumur 17 tahun itu terbatuk ketika merasakan seluruh tubuhnya yang mati rasa. Seluruh tubuhnya mulai dilumuri oleh darah. Juga cairan merah tersebut yang mulai keluar dari mulutnya, membuat lelaki itu sempat terbatuk.

Wajah itu, wajah yang biasanya tertawa, sekarang berubah sendu dan menahan sakit. Tanpa sepatah kata, mata itu perlahan menutup, bersamaan teriakan histeris orang-orang yang memanggil dan mendekati.

*****

Disebuah ruangan dingin bernuansa putih. Seorang lelaki berwajah manis menyerempet cantik, perlahan membuka nayanika-nya itu yang menatap sekitar.

Lelaki itu tampak mengerutkan keningnya. "Huh? Gue dimana? Gue masih hidup?" gumamnya, lelaki itu tak lain adalah Kevan. Ya, Kevan yang baru saja mengalami kecelakaan.

Tiba-tiba saja, dia merasakan kepalanya yang luar biasa sakit dan tiba-tiba saja sebuah ingatan seseorang muncul.

Keva Graham Moonstone, lelaki berumur 16 tahun yang menginjak dibangku kelas 11. Sosok laki-laki berpenampilan nerd dan sangat dibenci oleh orang disekitarnya, termasuk keluarganya sendiri. Keva dibenci oleh ayah dan para saudaranya karena dia dianggap sebagai seorang pembunuh oleh mereka karena kematian seorang saudara kembarnya, Kena Graham Moonstone, yang meninggal diumur 6 tahun karena sebuah tragedi yang masih belum terungkap, namun semua orang mengatakan bahwa Keva adalah pembunuhnya.

KEVA (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang