Pagi hari setelahnya, Keva sudah dibolehkan pulang dari pihak rumah sakit. Diperjalanan, Keva terus diam memandangi jalanan pagi yang tampak asri. Tak lama kemudian, mereka pun sampai dipekarangan mansion keluarga Moonstone.
Keva keluar dari mobil dan mendongak menatap bangunan megah itu. Dia menghela nafasnya. "Lo duluan Klay," Klayro dan pengawal lain mengangguk dan lebih masuk kedalam lebih dulu.
Pemandangan pertama adalah mereka semua yang tengah bercanda ria dipagi hari ini. Tentu dengan Grizel yang sebagai bahan candaan pagi ini. Indah sekali epribadi.
Keva memasang wajah datarnya berjalan melewati mereka semua yang langsung terdiam.
"Masih hidup lo gembel? Kenapa gak mati aja sih lo," celetuk seseorang yang tak lain adalah Sergio yang tengah memangku Grizel.
Namun tetap saja, Keva bahkan tak menoleh sama sekali. Yang ada si Grizel yang menegur kakaknya itu. "Ih bang Gio gak boleh gitu tau! Kan bang Keva baru habis dari rumah sakit..."
"Kau tau aturan, anak sialan?" Akhirnya tuan rumah buka suara. James, Keva berhenti dan memandang heran kepada James. Mereka semua terkejut, namun hanya tertutup oleh wajah datar saja. Terkejut karena melihat Keva yang biasanya menunduk ketakutan bahkan berlutut, sekarang menatap mereka dengan tatapan yang... asing.
"Anak sialan? Saya berasal dari sperma milik anda kalau anda lupa."
James langsung menggeram melihat perubahan tiba-tiba dari Keva. Dimana sifat lemahnya anak itu. "Sudah berani kau melawan daddy mu sendiri?!" James berdiri dan menghadang Keva yang tetap diam dan santai. Mereka tambah shock karena Keva yang tak ada menunduk takut sedikit pun.
"Anda menyebut diri anda daddy? Maaf, tapi saya tak memiliki sosok ayah seperti anda yang bahkan tak pernah memberi kasih sayang sedikitpun kepada saya."
James mengeraskan rahangnya. "Kau pembunuh sialan! Kau telah membunuh istri dan anakku!"
Keva tersenyum miring. "Ngomong dulu baru bukti, dasar tua bangka, udah mau bau tanah masih belagu aja lo."
"Anak sialan!"
James siap mengangkat tangannya, namun itu malah diberhentikan dengan teriakan Grizel yang menghampiri.
"Daddy! Daddy jangan nampar abang lagi! Kasian abang baru sembuh. Abang juga! Kenapa sih ngomongnya gitu sama daddy, abang kok ngelawan sama orang tua sih, gak baik tau!"
Keva terkekeh singkat melihat Grizel. "Banyak cocot lo ya lonte,"
Keva berucap kepada Grizel yang mulai ingin menangis lalu menatap tajam kearah James yang sudah menggeram amarah, hingga Keva tak sengaja bertatapan dengan abangnya yang pertama, yaitu Galen yang hanya bersedekap dada menatap mereka.
Dia diam. Namun dia tak percaya bahwa Keva berubah dramastis. Usai kepergian Keva, Klayro diminta untuk menjelaskan semuanya dan diapun menceritakan bahwa anak itu mengalami amnesia.
Tanpa disadari, seseorang tengah mengepalkan tangannya. "Sial! Kenapa lo harus amnesia."
*****
Keva merebahkan tubuhnya dikasur empuk milik Keva yang asli. Dia menatap kamar ini, kamar yang penuh dengan buku-buku, bisa dia tebak bahwa Keva asli pasti sangat menyukai membaca.
"Bangsat, gak dulu gak sekarang, sama aja gue dapet keluarga yang kayak tai."
Keva berjalan kearah cermin. Dia menatap tubuh dan wajah yang sekarang menjadi miliknya. "Cupu banget, gue kayanya harus potong rambut deh. Padahal lo cantik, tapi penampilan cupu lo malah nutupin kecantikan lo Va,"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVA (BL)
Teen FictionLaki-laki straight bernama Kevan harus menerima nasib setelah kecelakaan, yaitu dia bertransmigrasi kedalam tubuh seorang pemuda manis bernama Keva yang dilema oleh keluarganya sendiri, tak hanya keluarganya namun semua orang turut membencinya. "Ban...