11. Kasus Pembunuhan

1.7K 149 0
                                    

👋🏼👋🏼👋🏼

Maaf lama up.

Makin hari ceritanya makin gk jlas aja.

Selamat membaca😛

Bel pulang telah berbunyi. Derap langkah kaki semua murid keluar kelas dan berjalan ramai dilapangan sekolah menuju parkiran.

Dering handphone dari saku Keva terdengar. Pemuda itu berhenti sejenak disamping tangga. Dapat dilihat bahwa yang menelponnya adalah Klayro, tangan kiri yang masih terbalut perban membuat ia sedikit kesusahan karena hanya dapat memakai tangan kanannya saja.

"Selamat siang tuan muda."

"Iya? Kenapa?"

"Mohon maaf sebelumnya, hari ini tidak bisa menjemput tuan muda karena mansion baru saja diserang."

Keva mengerutkan keningnya. "Hah? Diserang?"

"Ya, tuan muda. Maafkan kami."

Lalu terdengar suara tembakan pistol membuat Keva kaget dikit.

"Oh santai-santai. Lanjut Klay."

Tutt tuttttttt

Telponan putus secara sepihak. Pemuda itu ingin berlari keluar gerbang, namun seseorang menahannya. Kekasihnya lagi.

"Belum pulang?"

"Eh? Iya... gak ada yang jemput."

Aldo diam sebentar. "Ayo aku anter."

Keva tak menolak. Dia menurut saja.

Aldo menoleh kepada teman-temannya. "Lo semua duluan ke markas!" titahnya dengan suara yang kuat.

"SIAP!"

Aldo menoleh lagi kekiri untuk melihat Keva. "Pegangan, sayang. Aku ngebut,"

Tanpa aba-aba lelaki itu langsung menarik tangan kanan Keva lalu diletakkannya kepinggangnya. Lagi, Keva tak banyak komen.

Tak banyak bicara, lelaki itu langsung menjalankan motornya dengan lumayan ngebut. Lalu tak lama setelahnya motornya berhenti dilampu merah.

Sepuluh menit kemudian, motor tersebut berhenti didepan pintu gerbang mewah keluarga Moonstone. Keva turun dan membuka helmnya.

"Ini, makasih udah anterin."

Aldo mengangguk dan ikut membuka helm juga. Keva menaikkan sebelah alisnya sembari bertanya. "Kenapa?"

"Kiss,"

Sambil menunjuk pipi kanannya. "Mager!" Ia ingin berbalik tapi dengan cepat Aldo menahannya.

"Aku gak bakal pulang ya,"

Keva berdecak malas dan mencium singkat pipi mas Dodo. Mas dodo mah langsung full senyum ya ges.

Saat mereka berpisah, Keva terkejut dengan keadaan mansion yang berantakan. Dengan cepat dia berlari memasuki mansion dan memantau keadaan. Dia terkejut ketika melihat ruang utama berantakan dan matanya menangkap sosok James, daddynya itu yang tertatih-tatih ingin bangkit menaiki tangga dengan tangan kanan yang terus menggenggam pistol dengan erat sembari menyentuh bekas tembakan Marvin kala itu yang dimana tepat disamping tembakan Marvin ada luka tembakan yang baru lagi. Pasti sakit sekali.

"Dad!"

James menoleh kebelakang. Dia membulatkan matanya saat melihat Keva yang datang dan memanggilnya dengan sebutan 'Dad'.

"Aduh! Daddy kok bisa ditembak lagi?! Ayo aku anterin ke-"

"Tidak apa-apa. Bawa Daddy kekamar."

Keva terdiam dan langsung mengangguk, dia pun membantu James berjalan menaiki tangga.

KEVA (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang