Bab 8: Penemuan Bukti Awal

2 2 0
                                    

Pagi di Crescent Hills seharusnya hangat dan tenang, tetapi langit tampak seperti lembaran awan abu-abu yang menggantung berat di atas rumah-rumah mewah. Di antara keheningan, ada rasa ketegangan yang melingkupi komunitas ini, seperti sebuah rahasia yang nyaris terungkap namun tetap terbungkus rapi di balik jendela-jendela besar. Di dalam rumah Lila, polisi masih sibuk dengan penyelidikan, dan hari ini, mereka menemukan sesuatu yang lebih dari sekadar petunjuk.

Detektif Jacobs berdiri di ruang tamu, ponsel Lila di tangannya. Ia menatap layar dengan ekspresi serius, matanya menyipit saat membaca pesan-pesan terakhir yang dikirim dan diterima sebelum kematian Lila. Pesan-pesan itu singkat, tapi penuh makna, dan salah satu pengirim yang paling mencolok berasal dari nomor yang disimpan sebagai "E". Detektif sudah menduga siapa itu.

Ia membalik layar ponsel dan memperlihatkan pesan-pesan itu kepada rekannya. "Ini bukan hanya tentang suami yang sibuk," katanya, suaranya rendah namun sarat makna. "Lila tahu sesuatu. Ada rahasia di sini yang lebih besar dari apa yang terlihat."

Di tempat lain, Sophie duduk di kursi berlapis beludru di ruang tamunya, menggenggam sebuah amplop cokelat yang baru saja ia temukan di tumpukan surat lama di meja suaminya, Michael. Hatinya berdebar tak beraturan saat ia membuka amplop itu, tak menyangka bahwa di dalamnya, dunia yang ia kenal akan berubah. Foto-foto yang keluar dari dalam amplop itu berceceran di pangkuannya, dan setiap gambar seperti pukulan yang tak terduga—satu demi satu.

Gambar pertama adalah Lila, tersenyum di sebuah kafe yang Sophie kenali. Gambar kedua, Lila bersama Michael. Mereka duduk berhadapan, terlalu dekat untuk sekadar berbicara tentang hal-hal biasa. Sophie menatap foto-foto itu dengan tangan yang mulai gemetar. Ini bukan sekadar kebetulan. Mereka terlihat terlalu nyaman, terlalu intim.

"Tuhan..." bisiknya pelan, suaranya nyaris hilang di antara deru napasnya sendiri.

Ponselnya berdering, mengejutkannya hingga foto-foto itu hampir jatuh dari tangannya. Sophie melihat nama Rachel muncul di layar. Ia menelan ludah, mencoba mengumpulkan pikirannya sebelum akhirnya menjawab.

"Sophie," suara Rachel terdengar di ujung sana, lelah dan penuh kecemasan. "Aku baru saja mendengar dari detektif. Mereka menemukan sesuatu di ponsel Lila. Pesan-pesan mencurigakan... dan mereka yakin Ethan terlibat."

Sophie terdiam sejenak, merasa pikirannya semakin kabur. Apakah ini tentang Ethan, ataukah tentang Michael? Apakah mungkin Lila bermain dengan kedua pria ini sekaligus? Tangannya masih memegang foto-foto itu, bukti bahwa suaminya juga terhubung dengan Lila lebih dari yang pernah ia bayangkan.

"Sophie, kau masih di sana?" Suara Rachel kini terdengar lebih keras, menarik Sophie kembali ke kenyataan.

"Ya, aku di sini," jawab Sophie, mencoba menenangkan suaranya. "Rachel, aku menemukan sesuatu... aku tidak tahu harus bilang apa. Aku rasa Lila dan Michael..." Sophie tak bisa melanjutkan. Kata-kata itu begitu berat, seolah-olah kebenaran yang baru saja ia temukan menghalangi jalannya.

"Apa maksudmu? Michael? Apakah mereka... terlibat?" Rachel bertanya dengan nada yang lebih tinggi. Suara itu memecahkan ketenangan yang telah Sophie coba bangun sejak menemukan foto-foto itu.

"Aku tidak tahu pasti. Tapi foto-foto ini... mereka terlalu dekat. Ini bukan hanya teman biasa."

Rachel terdiam di ujung sana. Keduanya terjebak dalam kepanikan masing-masing, mencoba merangkai potongan-potongan kecil yang mulai membentuk gambaran yang lebih besar—gambaran yang tak ingin mereka lihat, tapi tak bisa mereka abaikan.

Sementara itu, Emma sedang duduk di mejanya, tangannya sibuk memegang pena, tetapi pikirannya melayang jauh. Panggilan dari Rachel sebelumnya menggema dalam benaknya. Pesan-pesan mencurigakan di ponsel Lila yang mengarah ke Ethan? Ini semakin membingungkan. Lila mungkin mengetahui sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang ia bicarakan dengan mereka selama ini.

Ponselnya bergetar, membawa Emma kembali ke ruangan. Sebuah pesan singkat dari Detektif Jacobs muncul di layarnya: "Kita perlu bicara. Ada temuan baru tentang Lila."

Hatinya berdebar. Temuan baru? Apakah ini tentang Ethan? Atau mungkin... sesuatu yang lebih dari itu? Emma tahu Lila bukan tipe wanita yang mudah menyerah, tapi kematiannya begitu tiba-tiba dan misterius. Setiap kali ia memikirkan itu, kebenaran tampak semakin kabur dan gelap.

Malam itu, ketiga wanita tersebut kembali mengumpulkan keberanian mereka di rumah Sophie. Foto-foto yang Sophie temukan tersebar di atas meja. Wajah Lila dan Michael yang tersenyum manis dalam gambar itu kini menjadi pusat perhatian mereka.

"Jadi ini... yang kita hadapi?" kata Emma, suaranya terdengar dingin dan hampa.

Sophie mengangguk pelan, tangannya masih gemetar di samping gelas anggur yang belum disentuh. "Aku tidak tahu harus percaya apa lagi. Tapi ini jelas bukan sekadar pertemanan."

Rachel menatap foto-foto itu dengan tatapan kosong. "Aku selalu merasa Lila menyimpan sesuatu dari kita. Tapi aku tidak pernah membayangkan bahwa ini bisa terjadi. Perselingkuhan? Dan sekarang... dia sudah tiada. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Hening menyelimuti ruangan. Di antara mereka, pertanyaan-pertanyaan itu menggantung, tak terjawab, tetapi semakin berat.

"Kita harus bicara dengan polisi," ucap Emma akhirnya, meskipun suaranya bergetar. "Apa pun ini, apa pun yang Lila tahu, dia membawanya ke dalam kematiannya. Tapi kita tidak bisa biarkan ini berakhir di sini."

Sophie dan Rachel menatapnya, keduanya menyadari bahwa, apa pun yang terjadi selanjutnya, rahasia yang selama ini tersembunyi akan perlahan terungkap—dan dengan itu, kehidupan mereka takkan pernah sama lagi.

Hidden ScarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang