Bab 12: Suami Lila Dicurigai

4 2 0
                                    

Langit di Crescent Hills berwarna pucat, diwarnai dengan semburat kelabu yang menggantung rendah, seolah alam sedang menahan napas. Hujan gerimis turun perlahan, menciptakan suara lembut di atap rumah-rumah mewah yang berbaris rapi. Di balik keheningan itu, badai yang lebih besar tengah berkumpul, tak terlihat namun terasa nyata di hati setiap orang yang terlibat dalam misteri kematian Lila.

Di kantor polisi, Detektif Jacobs duduk di mejanya, menatap sebuah berkas yang terbuka di depannya. Di sana, beberapa potongan bukti mulai mengarah ke satu nama—Ethan, suami Lila. Pesan-pesan dari ponsel Lila, panggilan yang tak terjawab, dan transaksi keuangan yang mencurigakan semuanya menunjuk pada satu hal: hubungan antara Ethan dan Lila jauh lebih rumit daripada yang terlihat. Jacobs tahu ini hanya permulaan, tetapi ia juga tahu bahwa semakin dalam ia menggali, semakin gelap rahasia yang akan terungkap.

"Bukti-bukti ini tidak menipu," gumamnya pelan, memandang layar komputernya dengan pandangan penuh pertimbangan.

Di rumah Sophie, suasana berbeda. Ia duduk di meja makan, tangan memegang secangkir teh yang telah lama mendingin. Pikirannya masih terpaku pada satu hal—Michael. Hubungannya dengan Lila bukan lagi sekadar kecurigaan yang samar, tapi kenyataan yang menghantamnya dengan keras. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar perselingkuhan biasa, dan Sophie mulai merasakan dinginnya kebenaran yang menyelinap di antara kebohongan yang selama ini ia yakini.

Michael berdiri di dapur, sibuk dengan ponselnya, tetapi Sophie tahu apa yang ia pikirkan. Mereka belum berbicara sejak konfrontasi terakhir, dan keheningan di antara mereka seperti jurang yang semakin lebar, tak mungkin dijembatani.

Akhirnya, Sophie menaruh cangkirnya dengan suara yang sedikit lebih keras dari biasanya. "Michael, kita harus bicara," ucapnya, nadanya tegas namun ada kelembutan yang tertahan.

Michael menoleh, ekspresi di wajahnya berubah dari bingung menjadi cemas. "Sophie, aku tahu kau marah, tapi ini bukan seperti yang kau pikirkan."

Sophie menatapnya, matanya penuh dengan emosi yang tak terbendung lagi. "Bukan seperti yang kupikirkan? Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Kau dan Lila... ini lebih dari sekadar perselingkuhan, bukan? Kau menyembunyikan sesuatu yang lebih besar, dan aku ingin tahu apa itu."

Michael berjalan mendekat, tangannya terulur seolah ingin meraih Sophie, tetapi dia menghentikan dirinya. "Aku tidak pernah berniat menyakitimu. Lila dan aku... kami terjebak dalam sesuatu yang tidak pernah kami harapkan. Tapi, Sophie, aku tidak tahu ini akan berakhir seperti ini."

"Berakhir?" Suara Sophie bergetar. "Apa yang kau maksud? Apa yang terjadi, Michael? Apa kau terlibat dalam kematiannya?"

Michael terdiam, dan dalam keheningan yang panjang itu, Sophie merasa sesuatu di dalam dirinya runtuh. Ketidakpastian yang selama ini hanya menjadi bayangan kini tampak nyata di hadapannya.

"Aku... aku tidak tahu, Sophie," ucap Michael akhirnya, suaranya pelan dan penuh rasa bersalah. "Tapi aku tahu satu hal—Lila ketakutan. Dia merasa terancam, dan aku tidak bisa menghentikannya. Semua ini terjadi begitu cepat."

Sophie menatapnya, merasa seluruh tubuhnya kaku. Kata-kata Michael seperti pisau tajam yang menancap perlahan, membuatnya tak mampu bernapas. "Ketakutan karena apa, Michael? Ketakutan karena Ethan? Atau ada orang lain?"

Sementara itu, Rachel duduk di tepi tempat tidurnya, merasa terperangkap di antara dinding-dinding rumahnya yang semakin menyesakkan. Setiap malam terasa semakin panjang, setiap jam berlalu seolah menambahkan beban yang tak terlihat di pundaknya. Daniel, suaminya, berjalan di sekitar rumah dengan langkah berat, diam, tapi penuh dengan kehadiran yang membuat Rachel semakin merasa tak aman.

Hari itu, ketika ia menemukan catatan di rumah Lila, kata-kata "aku merasa terancam" terus terngiang di kepalanya. Apakah Lila merasa hal yang sama seperti dirinya? Apakah Lila juga terjebak dalam lingkaran ketakutan yang sama seperti yang Rachel alami selama ini?

Daniel mendekat, berdiri di ambang pintu kamar, menatap Rachel dengan tatapan yang sulit dijabarkan. "Apa yang kau pikirkan?" tanyanya, suaranya rendah namun penuh pengawasan.

Rachel mengangkat pandangannya, tapi ia tahu ia tidak bisa menunjukkan apa yang sebenarnya ada di hatinya. "Tidak ada," jawabnya singkat. "Hanya lelah."

Namun di dalam dirinya, Rachel tahu bahwa ia semakin terisolasi, semakin terkubur dalam rahasia yang ia simpan. Setiap langkah yang ia ambil, setiap kata yang ia ucapkan, semakin membawanya jauh dari teman-temannya, jauh dari kebenaran yang ia tahu akan menghancurkan hidupnya. Tapi jika ia tetap diam, jika ia terus memendam semua ini, akankah ia selamat?

Malam itu, di rumah Sophie, keheningan kembali melingkupi setelah percakapan yang tidak selesai dengan Michael. Ia duduk di ruang tamu, memandang foto pernikahan mereka yang tergantung di dinding. Foto itu tampak begitu jauh sekarang, seolah bukan bagian dari hidupnya yang sekarang.

Teleponnya berdering, memecah lamunan yang kelam. Di layar, nama Rachel muncul, dan Sophie segera mengangkatnya.

"Rachel?" Suara Sophie terdengar serak, tapi penuh perhatian.

"Aku tidak bisa terus seperti ini, Soph," suara Rachel di ujung sana terdengar bergetar. "Aku merasa sendirian. Aku tidak bisa melarikan diri dari semua ini."

Sophie menutup matanya, merasa kepedihan Rachel mengalir melalui telepon. "Kau tidak sendirian, Rachel. Kita akan melewati ini bersama. Apa pun yang terjadi, aku akan ada di sini untukmu."

Rachel terdiam sejenak, lalu suaranya muncul lagi, lebih pelan. "Terima kasih, Sophie. Tapi aku rasa, aku tidak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan."

Malam semakin larut, dan di balik dinding-dinding mewah di Crescent Hills, kebenaran yang semakin gelap mulai menyusup ke setiap sudut kehidupan mereka. Rahasia yang mereka simpan tidak lagi hanya tentang orang lain—tapi tentang diri mereka sendiri, dan pilihan yang harus mereka buat di tengah badai yang semakin mendekat.

Dan di luar, hujan terus turun, membasahi dunia yang perlahan runtuh di bawah beban rahasia dan kebohongan.

Hidden ScarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang