ch2

231 31 7
                                    


"Kak? Mau kemana?"

Blaze, 13 tahun, berdiri di depan pintu kamar ketiga kakak kembarnya, melihat mereka sedang berkemas.

"....Blaze?"

~•~•~

Ketujuh Boboiboy bersaudara pindah ke Pulau Rintis untuk tinggal bersama Atok mereka.

Keputusan ini diambil karena orang tua mereka selalu sibuk dengan pekerjaan dan tak bisa menjaga mereka di rumah.

Mereka hanyalah anak-anak biasa dengan kehidupan yang normal. Sampai suatu hari, Halilintar, sang anak sulung, diminta menjaga kedai Tok Aba. Ketika ia menyadari salah satu kaleng coklat hilang, ia terkejut melihat seorang robot ungu yang mencurinya.

Tanpa berpikir panjang, Hali mengejar pencuri itu, dan di sanalah takdir mereka berubah selamanya.

Setelah berhasil mengambil kembali kaleng coklat tersebut, Halilintar diikuti oleh power sphera, Ochobot. Dengan kuasa yang diberikan Ochobot; Halilintar, Taufan, dan Gempa berubah menjadi pahlawan Pulau Rintis, meski mereka baru berusia 12 tahun.

Empat tahun berlalu, Atok mereka meninggal, meninggalkan kenangan dan kedai yang kini sepi. Walaupun mereka menerima kiriman uang dari orang tua, ketiadaan kabar membuat mereka cemas.

Suatu hari, mereka bertemu Koko Ci, alien yang dikejar bajak laut angkasa. Setelah menolongnya, Koko Ci mengajak mereka bergabung dengan Tapops, organisasi yang berjuang menyelamatkan power sphera di seluruh galaksi. Halilintar, Taufan, dan Gempa yang kini berusia 16 tahun menerima tawaran itu.

Bekerja di Tapops memberikan penghasilan yang cukup. Tapi agar tidak terlalu meninggalkan adik-adik mereka, mereka selalu memilih misi yang singkat, biasanya satu hingga dua hari saja, dan hanya dilakukan pada akhir pekan.

Blaze, yang telah berusia 11 tahun juga telah menerima jam kuasa miliknya sendiri, memberinya kuasa api. Ia berusaha mengikuti jejak kakak-kakaknya menjadi pahlawan pulau rintis, walaupun belum diizinkan untuk bergabung dengan Tapops.

Dua tahun berlalu, dan kini ketiga kakak sudah berusia 18 tahun. Setelah lulus dari SMA, mereka memutuskan untuk bekerja full-time di Tapops, karena ayah mereka berhenti mengirimkan uang, meski mereka tetap memilih untuk melakukan misi singkat.

Makanya sekarang, Blaze bingung melihat ketiga kakaknya mengemasi pakaian ke dalam koper. Apa yang sedang mereka rencanakan?

~•~•~
.

.

"Kakak mau pergi misi lagi?"

"Blaze? Kok kamu belum tidur? Ini kan udah malam!" seru Taufan, terkejut.

"Jawab pertanyaanku, Kak! Kakak mau pergi lagi, kan?"

"Aze, maaf yah? Tapi kami dapat misi darurat lagi," jawab Gempa dengan nada menyesal.

"Kok tiba-tiba banget? Baru 2 hari lalu kakak pulang! Kenapa nggak bisa tunggu sebentar?!" Blaze membentak.

"Aze..."

"Ini gara-gara uang lagi, kan?"

"..."

"Selalu pasti begini! Aze kan udah bilang bisa bantu! Aze bisa buka kedai Tok Aba lagi! Kita bisa—"

Blaze terhenti saat merasakan sebuah tangan di pundaknya. "Blaze, dengerin kakak, ya?"

Halilintar berlutut di depan Blaze agar mereka bisa saling bertatap. "Kamu masih muda. Jangan mikirin yang begitu dulu. Biar kakak bertiga saja."

Big Brother BlazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang