4 ⚠️

694 51 7
                                    

Warning : mengandung unsur 21+

Yibo tengah memperhatikan Zhan yang dengan seenaknya memakai kaos miliknya yang terlihat sedikit kebesaran dan celana pendek yang hampir tertutup oleh panjang kaosnya. Si manis itu sedang menata bahan makanan yang baru dibelanjakannya tadi siang ke dalam kulkas dan lemari dapur.

Yibo kali ini tidak hanya bisa memperhatikan wajah Zhan saja. Tapi ia memperhatikan pinggang Zhan yang ramping dan... bokongnya yang berisi. Juga kaki jenjangnya yang indah.

"Apa ada yang salah denganku?" Tanya Zhan saat ia menangkap tatapan Yibo yang lekat.

"Ti-tidak. Tidak ada."

"Jadi kenapa melihat aku seperti itu?"

Yibo menelan ludahnya dengan kasar. Belum berhasil ia mendapatkan bibir Zhan yang tampak merah segar, kini pikirannya semakin ke mana-mana. Parahnya lagi ia hampir ketahuan langsung oleh Zhan.

"Ah, kalau kau sudah selesai, duduklah di sini bersamaku," kata Yibo sambil menepuk-nepuk sisi sofa yang kosong di sebelahnya.

"Ooh. Baiklah," jawab Zhan. Tapi setelah itu dia masih ke dapur lagi.

Tak lama kemudian, Zhan kembali dan duduk di sebelah Yibo. Mereka menonton film di televisi dengan tenang, tapi pikiran Wang Yibo semakin ke mana-mana.

Awalnya Yibo mencoba untuk merangkul bahu Zhan, dan Zhan masih membiarkannya. Tapi lama-lama Zhan merasa tangan Yibo semakin turun ke pinggangnya. Meskipun begitu, ia masih tetap membiarkannya saja. Sampai Yibo meremas pinggangnya pelan, akhirnya Zhan ingin protes.

"Yibo, tanganmu ini—"

Cup.

"Mmh?"

Zhan tidak sempat menyelesaikan kalimatnya. Bibirnya sudah tertaut oleh bibir Yibo yang memagutnya dengan lembut. Perasaannya bimbang, tapi tubuhnya tetap memilih untuk membiarkan Wang Yibo mengambil banyak keuntungan darinya.

Xiao Zhan memilih menutup matanya dan ikut larut dalam suasana intim itu. Ia menikmati kehangatan yang diberikan oleh Yibo. Ia merasakan kembali ciuman pertamanya seperti di awal pernikahan mereka.

Zhan bisa berasumsi bahwa tidak mungkin Yibo tidak pernah berciuman sebelumnya, tapi faktanya Yibo hanya memberikan ciumannya kepada dirinya. Ciuman di hari pernikahan itu adalah ciuman pertamanya yang istimewa.

Yibo melepaskan ciumannya dan bernapas sejenak, tapi Zhan entah mengapa menjadi tidak sabar dan membalas ciuman Yibo dengan sedikit lebih dalam. Membuat Yibo lebih mengeratkan rangkulannya dan berani bermain dengan lidahnya.

Bukannya puas, Yibo merasa gejolak gairah dalam dirinya semakin naik ketika menyadari Zhan mulai terbuai dengan ciumannya. Ia ingin menumpahkan perasaannya kepada sosok manis Xiao Zhan seorang yang ia cintai.

"Ah... hah... hah..."

Napas keduanya naik turun ketika bibir mereka terpisah. Ada benang tipis saliva di antara keduanya, sisa tanda bahwa mereka saling menikmati satu sama lain.

Yibo menatap mata Zhan yang terlihat sedikit sayu. Wajahnya memerah dan bibirnya sedikit bengkak. Ia hampir tak bisa menahan hasratnya tadi, makanya ia menyelesaikan ciumannya.

"Sepertinya, lebih baik kita istirahat di kamar," kata Yibo pelan.

Zhan mengangguk. Keduanya tiba-tiba menjadi canggung. Mereka meninggalkan ruang tengah dan naik ke kamar tanpa bicara.

Sesampainya di kamar, Zhan pun langsung merebahkan dirinya dan menarik selimut sampai ke bahu. Seperti biasanya, ia memunggungi Yibo dan mencoba untuk menenangkan hatinya.

ReconnectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang