Matahari mulai menyelinapkan sinarnya ke dalam kamar Yibo, menandakan hari sudah pagi. Zhan sudah tak berada di pelukannya lagi, mungkin ia ada di halaman belakang atau sedang memasak.
Yibo mengumpulkan kesadarannya sejenak, kemudian ia berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Ia melihat Zhan yang sedang asyik memasak sayur dan merebus air untuk membuat teh.
"Kau sudah bangun? Mau makan sesuatu?" Tanya Zhan saat menyadari kehadiran suaminya.
Yibo meletakkan gelasnya dan menghampiri Zhan. Dipeluknya istrinya itu dari belakang dan disandarkannya kepalanya pada bahu Zhan. Tubuh Yibo menempel ketat pada punggung Zhan, membuat milik Yibo di bawah sana sedikit bergesekan dengan bokong Zhan yang bulat.
"Yibo, aku belum selesai memasak," kata Zhan pelan. Wajahnya memerah menyadari sesuatu yang besar sedang menempel di bokongnya.
Yibo tak menggubris kata-kata Zhan. Ia malah memasukkan tangannya ke dalam piyama milik Zhan dan meraba-raba perutnya. Zhan mencoba mencegah tangan Yibo tapi ia tidak bisa. Tangan itu sudah mencapai dadanya dan membuat pakaiannya setengah terangkat.
Cup.
Yibo mengecup tengkuk Zhan dengan lembut. Zhan menahan dirinya agar tidak berjengit dan melenguh. Kecupan itu tidak hanya sekali saja, itupun masih diikuti dengan jilatan hangat di leher Zhan yang putih.
"Zhan, kau membuatku tak tahan," bisik Yibo pelan. "Aku benar-benar menginginkanmu," lanjutnya.
Zhan masih berusaha untuk berpikir, tapi milik Yibo yang terasa begitu besar dan lapar di bawah sana mengacaukan konsentrasinya. Ia memilih untuk segera mematikan semua kompor dengan cepat sebelum ia benar-benar tidak bisa berpikir lagi.
"I-ini masih pagi, Sayang," sela Zhan sambil menahan tangan Yibo yang menyelinap ke dalam celananya.
Tetap saja ia kalah dengan cumbuan Yibo. Bibirnya disibukkan dengan ciuman-ciuman yang awalnya lembut, kemudian menjadi semakin panas. Ditambah di bawah sana, tangan besar yang hangat itu menyentuh miliknya yang sensitif.
Zhan tidak menyadari bahwa kedua pahanya sudah memberi jarak untuk tangan Yibo. Matanya sudah mulai sayu dan napasnya terasa berat.
Yibo membawanya ke meja ruang makan mereka, dan diturunkannya celana Zhan sampai ke lututnya sehingga miliknya yang sudah sedikit basah itu tampak jelas. Zhan membelakangi Yibo dan hanya bisa bertumpu pada meja, sedangkan Yibo seenaknya memainkan dirinya yang mulai gelisah.
"Yi- Bo! Ngh! Aku- hah, aku tidak tahan," desah Zhan dengan napas yang mulai terengah-engah.
"Tapi aku masih ingin kau terus mendesah seperti itu," balas Yibo sambil terus menggerakkan jarinya untuk menyentuh titik sensitif Zhan. Ia kurang puas jika cairan cinta Zhan belum sampai meleleh ke tangannya dan mendengar Zhan merengek-rengek memintanya untuk segera memasukinya.
Yibo menggigit kecil leher Zhan sampai ia menjerit kecil. Sudah ada bekas kemerahan di beberapa titik leher dan bahu Zhan, sedangkan Zhan sendiri tidak berusaha untuk menolaknya. Semua sensasi yang ada di tubuhnya membuat hati kecilnya menyerah pada Yibo. Ia menginginkan sesuatu yang lebih daripada yang sudah ia rasakan.
"Mmh."
Yibo mendesah dengan nada rendah. Miliknya didorong masuk ke dalam milik Zhan yang sudah tak bisa menahan cairan cintanya.
"Oh!"
Zhan mendesah merasakan sesuatu telah mengisi miliknya. Sesuatu yang besar dan hangat. Tubuhnya sedikit gemetar menahan sensasi geli dan panas yang nikmat, tetapi ia terus ketagihan dan menginginkannya lagi.
Peraduan panas itu terjadi sampai mereka sampai ke puncaknya. Keduanya saling melepaskan hasrat yang sudah terkumpul selama beberapa hari terakhir. Pelan-pelan hasrat itu mereda dan Yibo membantu Zhan untuk duduk di kursi dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reconnect
RomanceSetelah lima tahun pernikahan yang hambar, Xiao Zhan akhirnya mengajukan gugatan cerai kepada Wang Yibo. Seperti yang sudah ia duga, Wang Yibo menyetujuinya dengan mudah. "Kupikir kau akan lebih bahagia tanpaku," pikir keduanya. Sejak saat itu, Wang...