"Hmm, hmm, hmm~"
"Tampaknya hari ini kau sedang bahagia," kata Direktur Keuangan Wang — Wang Ziqi.
"Hm? Oh, Gege," sahut Yibo spontan saat melihatnya. Ia sedang menunggu air panas untuk tehnya, tak menyadari ia sudah menggumamkan lagu yang biasa dinyanyikan Zhan sambil menyiram tanaman di halaman belakang rumah.
"Dari mana Gege tahu aku sedang bahagia?" Tanya Yibo.
Dalam keluarga Wang, Wang Ziqi adalah cucu tertua. Selisihnya delapan tahun dari Yibo. Ia sudah jauh lebih dulu melangkah ke dalam Fenghuang Group milik keluarga besar Wang. Daripada sepupunya yang lain, Yibo lebih dekat dengan Ziqi dan ingin mengikuti jejaknya.
"Kerutan alismu lebih sedikit daripada biasanya. Kau tahu itu," kata Ziqi sambil menunjuk ke kedua alisnya sendiri. "Tumben juga kau mau bernyanyi," imbuhnya.
Ia berjalan mengambil bubuk kopi dari lemari pantry dan menyiapkan cangkir untuk kopinya. "Sepertinya adik ipar sudah merawatmu dengan baik."
"Yah, aku jadi sangat sehat setelah dirawat olehnya," balas Yibo dengan sebuah senyum tipis.
"Hahaha. Oh, aku hampir lupa. Minggu depan ada gala dinner perusahaan. Kau harus datang bersama adik ipar," kata Ziqi sambil mengaduk kopinya.
"Ah... acara itu ya...," gumam Yibo pelan. "Baiklah. Terimakasih sudah mengingatkanku, aku hampir lupa," katanya sambil mencelup-celupkan kantong tehnya.
"Oke. Aku kembali ke ruanganku dulu," kata Ziqi sambil beranjak dari pantry dengan cangkir kopinya.
Yibo termenung sesaat. Ia memutuskan untuk berpikir sembari berjalan kembali ke ruangannya.
Ia teringat malam itu ia memang mengajak Zhan, tapi ia meninggalkannya untuk menemui Ziqi dan Kakek Wang sebentar. Ia terkejut saat setelan Zhan yang berwarna krem terang dan indah—yang sengaja ia belikan sebagai hadiah pernikahan— sudah kotor oleh anggur merah dan ekspresinya sudah kacau meskipun masih tertahan.
Saat itu yang ia lakukan hanya mengajaknya pulang, tidak menanyainya tentang apa yang terjadi. Tidak juga membelanya dari orang yang sepertinya sudah sengaja melakukan itu pada Zhan.
Yibo merasa kesal hanya dengan mengingatnya. Ia harus bisa mencegah agar Zhan terhindar dari semua masalah itu.
Tok tok tok.
"Masuk."
"Selamat siang, Manajer Wang," sapa seorang perempuan cantik dan modis dengan suara lembut.
"Selamat siang, Wadiv An. Ada perlu apa?" Balas Yibo tanpa basa-basi setelah melirik sekilas.
An Lianzi berjalan mendekati meja kerja Yibo dengan gayanya yang anggun. Ia meletakkan beberapa berkas dan laporan ke atas meja Yibo. "Ini laporan yang Anda minta, serta hasil dari sampling untuk analisis pasar tiga bulan terakhir," katanya.
Yibo yang fokus pada komputernya, hanya membalas dengan singkat dan seperlunya. Seperti biasanya. "Baik. Aku akan memeriksanya setelah ini. Terimakasih, kau boleh kembali."
"Baik, Manajer Wang. Oh, saya juga ingin menanyakan sesuatu pada Anda," ujar An Lianzi dengan sedikit nada bicara yang kelewat ramah.
"Apa ada masalah dengan laporannya?" Tanya Yibo.
"Ah, bukan. Tidak ada masalah dengan laporannya. Yang ingin saya tanyakan adalah... apa Anda siang ini ada waktu luang? Saya ingin mendiskusikan sesuatu dengan Anda," jawab perempuan cantik itu.
"Wadiv An," kata Yibo setelah menghela napas. "Saya tidak akan berdiskusi langsung dengan Anda. Bicarakan dengan Kepala Divisi dulu, lalu dengan Kepala Departemen. Biar Kadep Huang yang mendiskusikannya padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reconnect
RomanceSetelah lima tahun pernikahan yang hambar, Xiao Zhan akhirnya mengajukan gugatan cerai kepada Wang Yibo. Seperti yang sudah ia duga, Wang Yibo menyetujuinya dengan mudah. "Kupikir kau akan lebih bahagia tanpaku," pikir keduanya. Sejak saat itu, Wang...