9⚠️

592 52 5
                                    

"Yibooo... sepertinya aku mulai pening," rengek Zhan sambil memegang lengan Yibo dengan erat.

"Apa kau minum lebih dari tiga gelas?" Tanya Yibo dengan berusaha tenang.

"Aku tidak tahu, mungkin iya..."

Yibo menegakkan posisi duduknya dan menyandarkan Zhan pada bahunya. "Apa kau merasa mual?" Tanya Yibo lagi.

"Tidak."

"Bagus. Jangan minum lagi, aku akan mengambilkan air untukmu jika kau haus."

"Yibo...," rengek Zhan lagi.

"Ada apa Sayang? Kau butuh sesuatu?"

"Mengapa kau sangat tampan?"

Wang Yibo terdiam sejenak. Xiao Zhan sudah benar-benar mabuk. Ia sendiri tak tahu harus menjawab apa.

"Kau benar-benar mabuk ya?"

"Jawab duluuu... jangan pergi kalau belum menjawabnya," kata Zhan dengan manja. Bibirnya mengerucut dan membuatnya terlihat imut.

"Baiklah," kata Yibo sambil menghela napas. "Aku tampan agar kau suka padaku," jawabnya dengan asal.

"Aku suka padamu kok, hehehe," kata Zhan sambil tertawa kecil. "Kau... suka padaku tidak?"

"Aku suka padamu."

"Apa kau akan membawaku pulang?"

"Ya. Mungkin sebentar lagi."

"Aku maunya sekarang."

"Kau masih sanggup berjalan?"

"Tidak tahu."

"Jangan ke mana-mana dulu. Kita tunggu sampai kau sudah mendingan."

"Tidak mau, suamiku sudah menunggu."

"Siapa suamimu?"

"Wang Yibo."

Yibo tersenyum. Ia merasakan badan Zhan yang bersandar menjadi semakin berat. Tangannya merangkul pinggang Zhan yang ramping agar tubuh si manis itu tidak merosot.

 Tangannya merangkul pinggang Zhan yang ramping agar tubuh si manis itu tidak merosot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yibooo..."

Zhan merengek pelan pada sandarannya. Ia menatap Yibo penuh. Wajahnya menjadi sayu dan memerah karena reaksi alkohol dalam tubuhnya.

"Yibo, cium aku," rengeknya.

Yibo terbelalak kaget, tapi dengan segera kembali berpikir dengan cepat. Dikecupnya kening Zhan dengan lembut, lalu ia menghela napas panjang.

"Bukan di situuu..." Rengek Zhan lagi.

"Jadi di mana?" Tanya Yibo pelan.

"Di sini," jawab Zhan sambil menunjuk ke arah bibir merah ranum dengan satu titik kecil di bawahnya itu.

"Kita masih di rumah kakek, nanti saja kalau sudah di rumah," balas Yibo berusaha untuk tetap positif.

"Tapi Yibo... aku sedang ingin melakukan ini...," bisik Zhan sambil menyusuri garis lipatan celana di paha Yibo.

ReconnectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang