Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta |REPUBLISH)

|EXTRA PART 1| Putri Kami

Halo bertemu lagi dengan Arum di sini. Terimakasih sebelumnya untuk teman-teman yang selalu hadir dan nungguin cerita ini up. Mungkin beberapa dari kalian masih bingung tentang Squel makanya sepi banget yang baca huhu sedih 😭Makanya aku putuskan Untuk up Extra Part 1 supaya kalian tahu asal mula keluarga kece badai ini ke depannya ♥️
Jangan lupa kunjungi Instagram (Shtysetyongrm) untuk baca Secret Wife versi AU. Aku tunggu komen next dan spam like dari kalian 🌟

Follow akun Wattpad aku guys

Follow juga
Instagram & YouTube
Username: Shtysetyongrm

Tik tok: Follow Me

Semoga kalian suka dengan Extra part ini. Give me 500 KOMEN jika ingin membaca Extra Part ke 2. Tapi please banget ramaikan part ini juga ya guys. Karena aku nulis ini posisi masih sakit ✌️😭

********

"Keluarga adalah satu kata namun penuh dengan sejuta makna. Semua manusia mempunyai keluarga, tapi tidak semua manusia memiliki kata bahagia dalam keluarganya. Sejatinya setiap keluarga punya keadaan yang berbeda, apa pun keadaannya hanya keluarga yang memahami bagaimana kita yang sebenarnya."
|Secret Wife|

🌴🌴🌴🌴

"Asa coba lihat papa," panggil Arsa pada anak perempuan berusia satu tahun.

Anak perempuan itu justru mengabaikannya. Diketahui anak tersebut bernama Asa Medina Putri Ansara, anak dari pasangan artis fenomenal dan terkenal yaitu Arsa dan Anindya. Tak terasa umur putri mereka telah menginjak satu tahun. Masih dalam tahap perkembangan, aktif, dan ingin tahu segala hal yang ada di sekitarnya. Arti nama putri mereka adalah harapan untuk kebahagiaan. Mereka berharap putri mereka nanti bisa tumbuh dengan kata bahagia, serba berkecukupan dan selalu bahagia hingga tua nanti.

Ya, seperti yang diketahui, umurnya yang menginjak satu tahun membuat Arsa dan Anindya begitu menjaga. Tentu saja seperti saat ini, ketika Arsa meluangkan waktunya untuk berlibur bersama ke salah satu pantai yang ada di Jakarta. Asa begitu senang, matanya terus terpusat pada pasir lembut yang ia injak saat ini. Bahkan panggilan papanya pun bukan apa-apa baginya.

"Asa sayang," panggil Arsa seraya mengarahkan kameranya.

"Anak kamu tuh kalau udah fokus sama satu hal susah banget buat di alihkan," tutur Arsa pada Anindya yang merangkul bahunya.

Anindya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Kok cuman anak aku doang? Emang kamu gak berkontribusi?"

Arsa yang mendengar itu tersenyum. "Eh, iya maksudnya anak kita sayang."

"Tuh foto dulu. Bibirnya monyong persis banget papanya kalau lagi ngambek," ucap Anindya menunjuk Asa yang secara tiba-tiba berpose. Tentu saja Arsa tak menyia-nyiakan kesempatan. Ia segera mengambil foto anaknya tersebut.