Replace

181 19 2
                                    

Gemini as North
Fourth as Night

Kopi susu yang mengepul itu hampir saja disesap North, jika saja tidak ada yang mengetuk pintu indekosnya. Di luar hujan sangat deras, pun dengan petir yang saling bersahut. Siapa yang datang malam-malam di tengah hujan deras begini? Pikir North penasaran.

Akhirnya pria itu berjalan menuju pintu, meninggalkan kopi susu dan tugas akhir yang rencananya akan ia kerjakan malam ini.

Ceklek

Seorang pria berdiri dengan menggigil, seluruh tubuhnya basah kuyup dengan pakaian compang-camping di mana-mana, dengan luka lebam dan kekerasan lain disekujur tubuhnya. Keadaan pria itu sangat tidak baik, "North!"

"Eh, lo kenapa, Night?! Siapa yang ngelakuin ini?!" Seru North panik, melihat sahabatnya dalam keadaan kacau dan menangis di depannya, "Diem-diem di sini, gue ambilin handuk!"

North berlari menuju lemari dengan cepat, mengambil handuk yang ia punya, lalu kembali pada Night dan membungkus lelaki itu. North menggendongnya menuju kamar mandi tanpa diminta. Sementara Night, tetap diam, membiarkan North melakukan apa saja yang lelaki itu mau. Night sudah mati rasa, bahkan ketika North mengobati luka-lukanya, Night tidak merasakan apapun.

"Gue diperkosa, dan sekarang gue hamil anak dia, waktu gue ngomong ke dia, gue malah dihajar sampe babak belur begini," Night menatap lurus North, "Apa gue sehina itu ya?" Tanya Night parau.

North mengerutkan keningnya, ia lalu berlutut di hadapan Night yang duduk di tepian ranjangnya, "Lo... Kenapa nggak cerita sama gue?!" Tanya North seraya menggoncang lengan sang sahabat, "Jadi yang lo bulan lalu menghilang seminggu, nggak bimbingan, itu karena lo abis..." North menghela nafas, "Yaampun Night! Kenapa lo nggak cerita ke gue?"

Night terdiam, menunduk dalam karena tangisannya yang tak bisa ia tahan lagi, "Gue... Takut, North. Rome seganas itu setelah dia perkosa gue, bahkan Hp gue aja disadap, gue pergi kemanapun diikutin, gue nggak bisa lepas dari dia!" Seru Night frustasi.

Tangan North mengepal kuat mendengar cerita pilu sahabatnya, "Dimana dia sekarang?" Tanya North mendesis.

Night terdiam bebrapa saat, "Tadi gue ngomong ke dia kalo gue hamil, terus kita ribut dan dia pergi gitu aja. Terus dua jam kemudian temennya telfon gue nyuruh jemput Rome," Night menjeda, ia menarik nafas dalam, "Rome ternyata mabuk, pergi ke bar. Dan waktu gue jemput dia..." Night terdiam lagi untuk beberapa saat, "Gue dihajar dan diperkosa lagi di jalan, gue nggak tau keadaan dia gimana, karena setelah dia keluar, dia pingsan, gue tinggalin gitu aja buat lari ke sini,"

"North," Panggil Night parau, "Gue nggak mau anak ini, ayahnya pemabuk dan tukang pukul, gue harus apa?"

North tentu lemas mendengar cerita sahabatnya yang telah memendam sakit selama ini tanpa membagi kepadanya barang sedikit saja. Sahabat kecilnya yang ia jaga seperti adik sendiri, kini dirusak begitu saja oleh seseorang yang menyatakan dirinya sebagai kekasih Night. Bahkan Night baru mengenal Rome kurang dari satu tahun.

"Night, apa Rome sering pukul lo sebelum kejadian ini?" Tanya North perlahan. Anggukan Night membuat North tidak bisa berkata-kata lagi

Nampak North terdiam beberapa lama, lelaki itu berpikir keras mencari solusi. Tetapi beberapa saat kemudian North menggenggam tangan sahabatnya lembut, ia tersenyum seraya berkata, "Gue yang bakalan jadi ayahnya,"

***

Mama North begitu senang ketika melihat putranya pulang ke rumah membawa Night sang sahabat kecil. Sang nyonya rumah tersebut merangkul Night dan membawanya ke meja makan, membuat Night mencicipi banyak hidangan yang mama North buat.

"Gimana skripsi kamu? Aman kan?" Tanya mama North.

Night mengangguk kecil, "Udah di tahap akhir dan sidang sih ma, mungkin nanti Night bisa ikut wisuda periode ini,"

Kemudian North dan sang papa bergabung ke meja makan yang telah riuh perbincangan Night dan mama sang sahabat. Malam itu meja makan keluarga North tak sepi lagi karena kehadiran North dan Night.

Ketika North selesai makan, sang papa pun juga telah menyelesaikan makan malamnya. Sejenak North menatap Night, lalu menarik nafas dalam, "Ma, Pa, North mau ngomong sesuatu,"

Night yang merasa obrolan serius ini akan di mulai pun meletakkan alat makannya di atas piring, menyimpan tangannya di bawah meja.

"Night hamil anak North,"

Tidak, ini tidak seperti apa yang Night inginkan. North terlalu baik untuk membohongi orang tuanya mengenai kehamilan Night, sahabatnya melakukan hal berlebihan.

"North, nggak—"

"Berani berbuat, berani bertanggungjawab. Nikahin Night apapun keadaan kamu," Titah sang kepala keluarga sebelum akhirnya pergi dari meja makan dengan rasa kecewa yang besar.

Sementara itu Night makin menunduk, ia tak punya wajah bahkan hanya sekedar menghirup nafas di dalam rumah ini. Suasananya menegang, dan juga mencekam.

"Nak Night..." Panggil mama North pelan, "Kamu gapapa?"

Perlahan, bahu Night bergetar, berusaha menahan tangis yang sebenarnya tak bisa ia tahan lagi. Mama North langsung memeluk lelaki di sebelahnya, tubuh Night langsung lemas dipelukkan mama North.

"Mama..."









Hasil overthinking Vee dari kemarin malam, gimana guys?

Gado-gado (GeminiFourth Oneshoots)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang