chapter V

28 6 6
                                    

"kau pikir kami akan percaya?!" Pekik Nirwana sambil terus mengacungkan pedang sedangkan Devana dan Sabrina dibelakangnya.

"Siapa tau orang cabul cuy" bisik Devana tiba-tiba sambil menatap Edrick dengan tatapan curiga bercampur sinis dan ketakutan.

"Itu kamu." Celetuk Sabrina. Yang disahuti lagi oleh Nirwana.

"Kita bertiga. Udah diem." Ucapnya sambil meningkatkan fokusnya dan tetap mengacungkan pedang besi berat itu ke arah Edrick.

Edrick hanya terkekeh. Wajahnya mungkin sudah keriput, tapi kerutan itu tidak menutupi fakta bahwa dia pernah memiliki jiwa muda dan wajah yang tampan.

"Maaf jika kedatangan ku membuat anda ketakutan, Nona Devermond." Ucap Edrick dengan sopan dan membungkuk.

"Saya ingin membahas sesuatu yang serius... Sekaligus menebus dosa-dosa ku pada anda." Tambah Edrick tanpa bangkit.

Nirwana mengernyit. Dia mungkin tantruman, tapi intuisi nya tentang orang lain selalu kuat. Dia tidak merasa bahwa Edrick mengancam.

"Kayaknya dia serius." Gumam Devana sambil menoleh ke Nirwana.

Nirwana menurunkan pedangnya. Lalu Sabrina menyuruh Edrick untuk bangkit.

"Bangkitlah. Lalu jelaskan." Ucap Sabrina dengan tegas. Ucapan Sabrina membuat Nirwana dan Devana ternganga sedikit.

Teman mereka yang mereka kenal tidak mudah kesal dan penyabar itu bersikap tegas. Sesuatu yang agak baru sebenarnya untuk Devana dan Nirwana.

"Anjay...!" Ucap Nirwana dan Devana bersamaan sambil terkikik menggoda Sabrina.

Edrick yang mendengar kata baru itu hanya diam dan kembali berdiri tegap. Triona, kembali mengalihkan perhatian mereka ke Edrick dengan senyuman setelah mood mereka sedikit membaik.

"Kau bisa duduk di kursi dekat jendela itu. Lalu jelaskan lah pada kami." Ucap Nirwana sambil menyuruh Edrick duduk. Edrick mengangguk, duduk di kursi yang dimaksud Nirwana.

Triona duduk di ranjang. Berdekatan dan tetap waspada.

Belum bernafas dengan lega setelah duduk, Triona terkejut setelah Edrick dengan gamblang mengatakan, "saya telah meracuni kalian."

Pernyataan itu membuat mereka mengernyit tidak mengerti. Apa pemilik tubuh sebelum ini; Almathea, Azelyn, dan Almire diracun sehingga mereka bereinkarnasi?

"Apa maksudmu?" Tanya Sabrina yang nampak memperhatikan dengan serius. Wajah datarnya itu nampak lebih serius. Diikuti oleh tatapan Devana yang tidak kalah serius.

Menyadari ada perubahan suasana, Almathea dengan tenang menatap Edrick. Dia tidak mengerti apa yang terjadi tapi dia akan segera tau.

"Anda... Seharusnya tiada. Karena saya telah meracuni kali-"

"Atas perintah siapa?" Ucapan Devana memotong ucapan Edrick. Itu tidak sopan. Tapi rasa penasaran menguasainya.

"Kakak anda, Marquess Antares Devermond."

Hening... Tidak ada yang bicara. Ini menarik untuk mereka. Mereka bertiga berpikir keras. Almathea lebih memilih untuk memancing Edrick. Dia mungkin tantruman, tapi dia sedikit pintar.

"Ku pikir berbahaya untukmu jujur seperti ini pada adik-adik atasanmu, Tuan Edrick." Ucap Nirwana dengan tenang walaupun jantungnya berdegup kencang saat ini.

"Anda tau resikonya, tapi anda tetap memberitahu kami." Tamba Nirwana dengan sedikit tatapan heran dibuat-buat.

Devana menatap Nirwana dengan tatapan yang sulit diartikan untuk orang umum. Tapi ikatan mereka sebagai sahabat dan saudara kembar membuat mereka bertiga saling memahami tatapan itu.

Angan-angan Di Negeri Sang PemimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang