"White Lily"- chapter II
Setelah tidur cukup, mereka bangun dengan perasaan segar. Mereka memutuskan untuk berkeliling kota, melihat-lihat budaya baru.
Dengan izin dari Antares, mereka memulai petualangan kecil mereka. Berjalan dengan gaun sederhana untuk berbaur dengan lebih mudah di masyarakat.
Azelyn suka atau tidak diseret untuk ikut. Daripada tidak punya kerjaan, mending cari oleh-oleh.
Melelahkan, tapi lelah tidak cukup untuk memadamkan semangat Almathea mencari hal-hal baru. Berburu benda-benda sihir, makanan, minuman, atau sekedar aksesoris.
Jangan tanya yang lain, mereka berdua dipaksa walaupun menikmati tur mereka.
Saat mereka sedang berkeliling, perhatian mereka dialihkan pada alunan musik. Mereka mengikuti asal suara, dan sampai di alun-alun kota kecil itu.
Mereka ternganga, melihat sebuah patung setinggi empat meter. Patung seorang wanita dengan sayap yang melambangkan kesucian.
Mereka terpana pada detail patungnya. Di era seperti ini, patung seperti ini dibuat? Hampir tidak mungkin rasanya.
"Mirip patung-patung era Romawi kuno..." Gumam Almire, mengagumi setiap detail dari patung di depannya.
"Patung ini, diberi nama Si Lily putih..."
Suara wanita membuat kembar tiga itu menoleh. Dengan penasaran, Almathea segera bertanya.
"Apa ada makna dibalik patung ini?"
Wanita tua itu mengangguk. Dengan senyuman lembut dan hangat, wanita tua itu dengan senang hati menjelaskan.
"Patung ini melambangkan kesucian seorang gadis, sekaligus dianggap sebagai lambang kesuburan, dan kekuatan magis hati para wanita..." Tutur wanita itu, masih dengan senyumannya.
Triona terpana, sepertinya, kota ini menjunjung tinggi kehormatan wanita. Sesuatu yang langka di zaman seperti ini.
"Omong-omong, siapa nona-nona manis ini?" Wanita tua itu bertanya, menatap satu persatu para kembar.
"Ah, maafkan kami yang tidak sopan... Nama saya Almire Devermond." Ucap Almire terlebih dahulu. Disusul oleh Azelyn.
"Nama saya Azelyn Devermond."
Dan diakhiri oleh si bungsu, "Almathea Devermond"
Mereka bertiga tersenyum, sedangkan si wanita tua hanya terkekeh.
"Ah... Kembar... Sungguh berkah yang luar biasa untuk keluarga kalian" Wanita tua itu tersenyum.
Triona hanya... Terkekeh. Mereka mengiyakan saja.
"Semoga kunjungan kalian menyenangkan, nona-nona. Saya permisi." Wanita tua itu mengangguk kecil lalu berjalan menjauh.
Setelah wanita tua itu pergi, Azelyn menyadari sesuatu. wanita tadi belum memberi tahu namanya. Dia sedikit bertanya-tanya, sebelum akhirnya mengungkapkan isi pikirannya.
"Mbah nya ngga ngasih tau namanya..." Azelyn bergumam. Menatap ke arah yang wanita tua itu ambil untuk pergi.
"Lah? Iya ya..." Almire menatap Azelyn lalu melihat ke arah yang sama dengan Azelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan-angan Di Negeri Sang Pemimpi
Ficção HistóricaTentang tiga sekawan yang selalu punya rencana mereka untuk menentang dunia. Bereinkarnasi dan menjadi menjalani hidup di dimensi lain! Hidup yang awalnya tidur-tiduran jadi sebuah petualangan yang membanting otak. Tiga sekawan Wibu ini menemukan al...