10; Morning Sickness

48 8 13
                                    

≈ I M N O T B O D Y G U A R D ≈
~I will turn you into a good girl~

       

      

"Bagaimana? Sudah?"

      
Namjoon melahap suapan terakhir sarapannya, selagi melirik kedatangan bibi Rae.

     
Wanita paruh baya itu menggeleng ragu. "Non Sejeong tidur nyenyak sekali, bibi tidak tega membangunkannya. Tadi hanya sempat mengganti kain kompresnya."

         

Baiklah. Pagi ini rasanya berat sekali bagi Sejeong, bahkan Namjoon. Semalam itu.. Namjoon sungguh tidak tahu sebanyak apa dosis yang digunakan Jungwoon. Obat perangsang itu seperti tiada lekas bisa dilerai. Tidak tahu berapa kali Sejeong mencapai puncak, lagi dan lagi, dia terus meminta ..

        
"Ahjussi.. kumohon, lakukan saja. Aku sungguh tidak akan menyalahkanmu."

          
Benar. Telak cabut nyawa Namjoon jika ia merusak Sejeong dengan cara bodoh seperti itu. Sekalipun sang empu yang meminta, itu tetap kesalahan. Meski apa yang dilakukan Namjoon semalam pun tidak sepenuhnya dapat dibenarkan.

         
Seluruh tubuh Sejeong, Namjoon telah melihat dan menyentuhnya. Pun.. Sejeong melihat dan menyentuh miliknya.

          
Itu sedikit di luar kendali Namjoon.

       
Sebab Namjoon yang bersikeras hanya bersedia membantu dengan tangan —seperti percobaan pertama, tanpa satupun jarinya masuk. Namjoon sudah menambah pekerjaan, mengecup habis sepermukaan tubuh depan Sejeong, pun menambah kissmark yang telah dibuat Jungwoon lebih dulu.

      
Tetapi Sejeong tetap tidak cukup. Memohon hingga menangis, tiada digubris sama sekali bagaimana pada akhirnya Sejeong habis kesabaran. Dia balik menyerang tanpa Namjoon bisa menahan, melanggar aturan pertama Namjoon..

     
"Dilarang menyentuhku."

        
Sejeong melihat, menyentuh dan ..memuaskan. Maksud hati agar Namjoon kehilangan pertahanan, tetapi nasib masih baik.
          

Kalau dipikir-pikir lagi, semalam itu teramat sangat gila sekali.

        
Semua baru berakhir telak ketika kesadaran Sejeong pun meluruh —dia jatuh pingsan, sebab permintaannya sendiri. Atau barangkali masih ada efek obat? Namjoon tidak cukup mengerti.
        

            
Lalu esoknya —pagi ini, Namjoon menyadari suhu tubuh Sejeong naik. Tidak, jelas Namjoon tidak tidur bersama Sejeong. Ia menepati ucapnya —tidur di kamar sebelah, tanpa perlu lagi membereskan diri ..sudah dilakukan Sejeong, 'kan?

           

Namjoon mengangguk tuk menanggapi laporan bibi Rae, lantas beranjak usai meneguk air putih tuk menuntaskan sarapan. Tetapi langkah sempat tertahan sesaat kala ..

         
"Itu Tuan.. tadi bibi mendengar non Sejeong mengigau, terus memanggil ayahnya."

       

     
"Appa~"

       
Mendadak sekali, Kim Sejeong. Namjoon sama sekali tak menduga akan sungguh menyaksikan Sejeong berada di titik terlemah seperti ini.

        
Namjoon mengambil posisi di tepi tempat tidur, lekat atensinya membingkai wajah pucat itu. Lalu tangannya terulur, menyeka lembut air mata yang meluruh di sudut mata gadis itu.

I'm Not Bodyguard || Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang