Rasa sedih dan sakit seolah menggerogoti hatinya perlahan-lahan saat kebenaran mulai terungkap ke permukaan, kebenaran mulai terdengar di telinganya. Ia ingin menangis tapi nama baiknya yang terkenal dingin dan pendiam akan tercoreng begitu saja. Bukan bermaksud ingin mempertahankan nama baik, tapi ini bukanlah dirinya.
Tidak, ini adalah dirinya. Semenjak ia mengenal orang itu, yang mampu membuatnya hari-harinya berwarna bahkan membuatnya merasakan apa itu cinta, dirinya berubah. Sangat berubah, dari yang awalnya tidak peduli sekarang melihat orang itu bersedih sekali pun sangat mengganggu dirinya.
Tapi ini bukanlah kesedihan dari orang itu tapi ini kesedihan dari dirinya. Saat matanya tak sengaja melihat orang itu. Gadis kesayangannya berpelukan dengan lelaki lain di depan mata kepalanya sendiri. Hatinya seolah remuk.
Ia sudah tahu ini dari awal, beberapa temannya mengatakan hal tersebut, jika gadis itu, kekasihnya sering kali berjalan-jalan dengan lelaki berambut merah yang sama persis ciri-cirinya dengan yang dia lihat ini. Tapi ia selalu tutup telinga dan tidak mempercayai perkataan mereka, namun apa yang ia lihat sekarang bukanlah kebohongan belaka.
Mereka berpelukan mesra lalu saling merangkul di dalam pusat pembelanjaan itu. Ia mati kutu, tidak tahu harus mengatakan dan merespon apa lagi.
Tepukan di bahu menyadarkannya dari keterdiaman tadi, ia menoleh cepat pada lelaki berambut pirang. "Kenapa Naruto?"
"Kau baik-baik saja?" Pertanyaan Naruto terdengar hati-hati takut melukai hatinya. Karena kebanyakan laporan tersebut dari Naruto yang memang sering mendapati kekasihnya pergi dengan lelaki berambut merah itu.
"Ah tentu, aku hanya sedikit terkejut" jawabnya lirih.
"SASUKE sialan jangan seperti itu" decak Naruto kesal melihat respon Sasuke, "kita harus hampiri dan beri mereka pelajaran"
Sasuke dengan cepat menggelengkan kepalanya sambil menahan lengan Naruto, "jangan, aku tidak ingin dia malu karena ditatap oleh pengunjung mall"
"Kau gila? Kekasihmu berselingkuh dan kau masih memikirkan dirinya, sadar Sasuke"
"Naruto aku tidak bisa, a-aku mencintai Sakura"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sasuke hanya duduk termenung di ruang tamu dalam apartemennya, dalam kepala terus memutar mencari kesalahan apa yang telah ia perbuat pada kekasihnya.
Sasuke yang dulu seolah hilang, sekarang ia lemah seperti tisu kering yang di celupkan ke dalam air. Di cengkeram langsung rusak dan tak dapat dipergunakan lagi.
Ia merasa bodoh sekaligus sedih. Tapi lebih bodoh lagi ketika ia menyambut gadis pink yang baru masuk ke dalam apartemen itu dengan senyum manis dan hangat.
Membenci satu fakta tentang dirinya, ia sangat mencintai gadis itu sampai rasanya seperti menyiksa diri sendiri.
"Sayang kenapa tidak bilang jika akan datang kesini?" Dia segera beranjak dan memeluk Sakura tak lupa memberikan kecupan di puncak kepalanya. Tapi ia masih belum melepaskan pelukannya.
"Sasuke aku ingin mengatakan sesuatu padamu" dia tidak membalas pelukan Sasuke melainkan melepaskan pelukan tersebut, tapi Sasuke kembali memeluknya erat.
"Kau ingin sesuatu? Aku akan membelikan apapun yang kau mau"
"Tidak"
"Oh atau kau ingi-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshoot SasuSaku
FanfictionBerisi segelintir cerita random SasuSaku dalam bentuk Oneshoot saja.