6

1K 43 2
                                    

Kesialan memang sering menimpa seseorang bukan begitupun dengan max dia terjatuh dengan tidak elit ditambah dirinya yang kaget dan tidak bisa menahan untuk buang air kecil.

Yaps betul sekali kawan max mengompol sudah jatuh ngompol, eh asmanya kambuh lagi dia merutuki dirinya sendiri sekarang.

"Sa..Ki..t" ucap nya kalau kalian mikir max itu sudah remaja pasti pasti engga gemes kalian salah besar bahkan jakun pun terlihat tidak memilikinya.








Tanpa rasa jijik Abang menggendong max yang tubuhnya basah oleh air kecingnya sendiri.

"Cepat bawa kekamar saja"
Ucap Axel yang ikut berlari menghampiri max.

Mas langsung memberikan pertolongan pertama dengan memasangkan masker oksigen dan mengecek dengan oxymeter ternyata sangat rendah saturasinya. Gimana tidak rendah orang max terus menangis dia malu tapi sakit.

Max pasrah saja mau diapakan oleh saudaranya badannya benar benar seperti jelly sekarang nafas tidak beraturan. Bahkan kesadaran nya sudah lenyap yaps dia memilih untuk tidur atau setengah pingsan karena malu

"Max baru mandi tadi tida mungkin dia mandi lagi, takut kedinginan dan malah memperburuk kondisi tubuhnya " Abang

"Axel tolong ambilkan air hangat dan washlap kita seka saja tubuhnya, Abang tolong pasangkan perlak ditempat tidur max agar tidak basah" seorang mas Kevin loh ini ngomong panjang mungkin kedepannya akan lebih banyak bicara.


Bukan cuma yang diminta mas Axel juga membawakan pempers yang dua beli saat membelikan minyak telon untuk max entah mengapa dia membelinya tapi ternyata digunakan Jugakan.

*Untuk apa itu?" Tanya mas pada barang yang dibawa Axel

"Untuk max lah mas, aku takut max ingin buang air kecil atau pup bukankah lebih aman untuk menggunakan ini. Kalian tau kan Maxwell itu ceroboh aku takut max terpeleset atau hal yang lebih buruk lagi dari ini, kalian setuju kan max menggunakan nya? Abang mas jujur aku sangat ingin punya adik.
Ayah dan bunda juga menitipkan untuk menjaga max, apa lebih baik kita memperlakukan menjadi bayi? Dengan begitu dia akan lebih mudah untuk diawasi" minta Axel

Mas dan Abang berpikir sejenak lalu dibalas dengan anggukan mantap.

Tubuh max diseka oleh tiga saudaranya Mulai dari wajah oleh Abang dengan hati hati takut mengganggu masker oksigen yang menutupi sebagian wajahnya. Baju dan celananya sudah di buang oleh Axel dan mas.

"Axel apakah kamu bisa memasangnya?" Tanya mas dia tau Axel belum pernah memasangkan Pampers kepada siapapun diakan anak bungsu.

"Bisa lah gini doang kan, lihat saja petunjuk pada kemasannya"emang yah punya otak cerdas bisa langsung mempelajari sesuatu.

"Yah sudah cepat lakukan jangan sampai membuat max kedinginan
, Tapi tunggu kedepannya agar tidak iritasi sebelum memasangnya kamu harus mengoleskan krim anti ruam" Abang mengetahui nya karena ingat dulu yah yang dilakukan oleh bundanya

"Yah sudah cepat lakukan jangan sampai membuat max kedinginan , Tapi tunggu kedepannya agar tidak iritasi sebelum memasangnya kamu harus mengoleskan krim anti ruam" Abang mengetahui nya karena ingat dulu yah yang dilakukan oleh bundanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Popok yang di bawa Axel.

"Sangat imut sekali ternyata adik ku" mas bergumam namun masih dapat didengarkan.

Mereka mengecup pipi dan dahi max.
Entah mengapa melihat max tertidur lelap seperti ini membangkitkan sifat obsesi dari saudaranya

"Mulai sekarang aku tidak memperbolehkan dia untuk berjalan sendirian, aku takut max terjatuh" ujar sandi

"Aku setuju"

"Aku bahkan tidak mau kaki mulus max menginjak tanah, dia sudah terlalu bebas ternyata" ucap Axel dengan tatapan yang sulit dapat diartikan

TBC
Lanjut kaga?
Ada yang baca kaga sih ceritanya
Suer nih aku nanya

4 pilar kehidupan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang