penyiksaan

627 27 3
                                    

Langit sudah menjelang sore , semua teman teman Nakula dan twins juga berpamitan untuk pulng

" Bar , ru kita balik dulu yaa biasa anak bujang harus pulng cepet takut di gondol ani ani pinggir jalan secara gw cakep " bgas berpamitan

" Yee siapa juga yang bakal gondol lu bang tambah beban entr,agian ya cakepan gw di mnaa mana " dewa dengan nada mengejek

" Dih PD kali dia guys tampang burik kok mau nyaingin gw " Bagas menatap dewa dengan sebal

" Udah udh jangan pada berantem lu pada dari kalian berdua gw paling cakep udh diem " bara dengan pdnya yang langsung di tatap malas oleh dewa dan Bagas

" Bang gw balik dulu yaa , kabarin kita kita yaa bang tentang kondisi nakula " ucap rangga

" Iyaa lu tenang aja , udh sana lu pada balik " sabiru sedikit mengusir

" Dihh ngusir ya wis lahh Babay cemua babang Bagas yang ganteng ini balik dulu " bagas sambil berjalan keluar dari ruangan di ikuti dewa dan rangga

" Balik , kalian juga istirahat " ucap Gito lalu keluar menyusul yang lainnya

" Cekcekcek gw engga habis thingking smaa gito heran , irit bangt kalo ngomong " bara sambil menggeleng geleng kan kepalanya

" Yaa lu tau sendiri lahh dari dulu emng begitu bentukannya " sabiru menepuk nepuk pundak bara lalu duduk lagi di sebelah Nakula

" dia sangat sangat mirip mommy ya bar " sabiru sambil mengelus elus rambut nakula

" Iyaa liat tuh matanya hidung nya sampe mulut mommy semua bener bener ini baru Daddy cuma dapet hikmahnya " bara sambil terkekeh dan memandangi wajah damai nakula

" Goblok nya kita percaya smaa tuh jalang dan benci berlebihan sama adek "

Sabiru sangat sangat merasakan bersalah di hatinya rasa sesak dan di tikam oleh ribuan jarum menusuk ke hatinya begitupun bara , lalu mereka pun terdiam sambil melihat sang adik dan di saat itu juga sang sulung datang membawa beberapa makanan dan cemilan

" Heyy kok pada ngalamun , sini bara , biru Abang bawa makanan " vio dengan nada lembut lalu duduk di sofa

" Makasih bang tau aja kita lagi laper hehe " bara lalu ikut duduk di samping vio

" Bang adek kapan bangun yaa , dia terlihat sangat menyedihkan dan aku tidak sanggup melihatnya bang " sabiru dengan nada sedihnya

" Tenang ajaa pasti adek bentr lagi balik smaa kita dia hanya lelah dan ingin tidur hmm" vio mengelus rambut sabiru

" Bang kapan kita membalas jalang itu aku sudh muak melihat dia ada di sekitar kita " bara yang memang sedari tadi pagi harus bersikap baik kepada Dinda

" Kmu tenang aja bar tunggu sampai malam ini kita akan memberikan dia hadiah yng akan selalu dia ingat sampai mati " ucap vio

" Dan tunggu sampai Oma datang ke sini " lanjut vio

Di mansion

" Daddy kenapa Oma dan opa memakai kamar Dinda , terus Dinda tidur di mnaa " Dinda sambil bergelayut manja di tangan Antonio yaa mereka sedang berada di ruang makan karna memang sudh menjelang makan malam

" Memang kenapa bukannya para maid sudh memberi tahumu kalo kau tidur di ruang tamu saat ini dan saya tidak menerima bantahan " Antonio dengan nada dingin

" hiks hiks tapi Daddy banyak barang barang dinda di kamar hiks hiks " yang akhirnya tangisan Dinda pecah

" Kami juga tidak akan mengambil sepeserpun barang bulukmu itu " opa Surya sambil menuruni tangga dengan tangan menuntun Oma Lina

"Dia Nakula" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang