PART 14

518 54 10
                                    

Sasuke membuka pintu apartmentnya sambil bersiul senang. Akhirnya setelah 2 jam mengantre, ia bisa mendapatkan yakitori-makanan yang diinginkan istrinya. Tentu saja, wajar bagi Sasuke jika ia merasa sangat bangga.

"Aku pulang.."

Matanya terbelalak kaget ketika ia membuka pintu apartemennya. Hyuuga Hinata- wanita yang sosoknya tidak pernah Sasuke bayangkan itu, tiba-tiba berada di depan pandangannya sambil membawa piring berisi steak ke meja makan. 

Hinata tersenyum manis sambil merapihkan apronnya. "Kau sudah pulang, Sasuke-kun?"

"Apa yang kau lakukan di sini?" Sasuke menatap ke sekeliling apartemennya. "Dimana Sakura?"

"Oh-maksudmu wanita berambut merah muda itu?" Hinata mengerlingkan matanya. Dia mengangkat bahu tanpa sedikit pun rasa bersalah. "Dia bilang, kita kehabisan merica dan melesat begitu saja meninggalkan apartemen ini. Huh, sangat tidak bertanggung jawab. Padahal aku sudah memberinya uang tunai 5000 yen, sebagai bayaran untuk membantuku memasak."

"Kau-apa?"

"Aku sudah memberinya 5000 yen. Jika dia datang kembali, aku harap dia akan melakukan pekerjaan lebih untukmu."

Tangan sebelah kiri Sasuke yang sedang memegang bungkusan Yakitori, mengepal kuat. Jadi Hinata mengira Sakura adalah pembantunya-dan bukan istrinya? 
Lebih parah lagi, dia juga merendahkan Sakura dengan memberinya uang seperti seorang pengemis. 

"Hahh" Sasuke mengacak rambutnya karena frustasi. "Pergi dari sini."

 Ia menatap tajam ke arah Hinata yang saat ini sedang kebingungan seperti orang bodoh. "PERGI DARI SINI!!!!"

Hinata mengelak ketika Sasuke mendorong bahunya ke arah luar apartement. "Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini, Sasuke-kun! Aku adalah putri sulung keluarga Hyuuga! Hei.."

"Aku tidak peduli kau berasal dari keluarga manapun! Yang jelas, kau tidak akan pernah lagi diizinkan masuk ke apartemen ini selamanya!" Sasuke sedikit memperlakukannya dengan kasar karena emosinya tidak terkendali. "-dan perhatikan bicaramu! Haruno Sakura adalah istri sah-ku. Aku pasti akan menuntutmu jika kau berlaku macam-macam padanya."

***

Sakura baru saja sampai di lobi apartemen, ketika hari sudah mulai gelap. Sedikit banyak Sakura mengingat obrolannya dengan Karin sore ini. Sakura senang karena akhirnya mereka bisa membicarakan banyak hal pada waktu pertemuan mereka yang singkat. Ia sedikit tersenyum ketika mengingatnya, harus ia akui jika itu adalah waktu yang menyenangkan. 

"Aku pul-"

grab.

Belum sampai Sakura melepaskan sepatunya, Sasuke sudah menariknya ke dalam pelukan dengan kecepatan kilat "ugh, Sasuke.."

"Ah, maaf" Sasuke melonggarkan pelukannya, lalu mengelus perut sakura dengan lembut. "Kau baik-baik saja?"

"Hm"

"Darimana saja?"

"Jalan-jalan.."

"Sendiri?"

"Bersama teman"

"Siapa?"

Sakura menengok ke arah Sasuke yang saat ini memandangnya dengan sorot mata khawatir. Haruskah ia mengatakan yang sebenernya tentang pertemuannya dengan hinata?

"Seorang teman. Dia dulu rekan kerjaku-kau tidak mengenalnya."

Sasuke mengangguk. "Lain kali, jangan lupa membawa ponsel. Aku khawatir setengah mati, kau tahu?"

Sakura sedikit tertawa mendengarnya. "Kau berlebihan."
 
Ia berjalan menuju dapur dan mengeluarkan beberapa barang yang ada di dalam kantong belanjaannya. Hampir semuanya adalah makanan, kecuali satu buku berjudul 'parenting untuk new born'

Please Let Me Bear Your Child [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang