PART 8

490 34 6
                                    

Sesaat setelah Sakura membuka matanya, ia merasakan sebuah genggaman yang hangat sedang melingkupi jemarinya. Sakura mengerjapkan matanya perlahan, ia mendapati jika saat ini Sasuke sedang menatapnya dengan ekspresi tegang dan gelisah. 

Pria itu terkejut, namun setelahnya hanya ada helaan nafas lega yang berhembus. Sasuke mencium keningnya pelan. Sakura hanya diam dan menerima perlakuan Sasuke yang seperti itu. Kecupannya begitu lembut dan menenangkan, Sakura tidak mau membohongi dirinya sendiri, jika ia bilang ia tidak menyukainya.

Ia hanya tidak ingin mengakuinya dengan jelas. Sakura menyukai setiap sentuhan Sasuke tanpa terkecuali. Bahkan ia tidak keberatan jika ia terluka karenanya.

"Makanlah sesuatu. Bibi Chiyo sudah menyiapkan bubur untukmu." Sasuke membantu Sakura untuk bersandar pada tumpukkan bantal yang sudah sudah ia susun di belakang punggungnya. "Hati-hati.."

Sakura hanya mengangguk dan mengamati apa yang akan dilakukan pria di hadapannya itu. 
Sasuke keluar dari kamar. Tapi tidak lama, ia masuk lagi dengan membawa semangkuk bubur dengan asap yang masih mengepul di atasnya. 

"Aku bisa makan sendiri.."
"Aku yang akan menyuapimu." Sasuke bersikeras dengan keinginannya. Tangannya kemudian condong untuk menyuapi sakura, satu dua sendok. Hatinya sedikit senang ketika ia melihat wanita yang ia cintai makan dengan lahap.

"Sudah.." Sakura mulai menolak ketika Sasuke menyuapkan sendok ke enam. Mangkuk itu bahkan belum kosong setengahnya. 
"Ini masih tersisa banyak." Sakura meringis. Entah sejak kapan, ia jadi merasa mual.
"Aku sudah tidak mau.."
"Ayolah.. Kau belum makan sejak kemarin." Sasuke mencoba meyakinkannya lagi. Akhirnya Sakura mengalah dan menerima suapannya. 

"Uhuk.." Sakura tersedak sedetik setelah ia mencoba menelannya. Tiba-tiba tenggorokannya bereaksi untuk menolak makanan yang masuk.
Sakura seperti kehabisan nafas, ia menjadi lebih mual daripada yang sebelumnya. Sakura mencoba menggerakan tubuhnya untuk berlari ke kamar kecil untuk memuntahkan seluruh makanan yang mengganjal di dalam lambungnya. Tapi langkahnya limbung, belum sempat ia berdiri, tubuhnya sudah ambruk di dalam dekapan Sasuke. 

Pria itu panik dan segera menyingkirkan mangkuk itu dari tangannya agar tidak melukai Sakura. "Kau baik-baik saja?"
Sakura menahan dirinya untuk tidak muntah sekarang. Sasuke menyadari dari gerakan Sakura yang gelisah dan tubuhnya yang gemetar. "Kau mual? Jika kau ingin muntah tidak apa-apa. Aku bisa membersihkannya nanti."

"Sakura.." Sasuke menepuk punggung Sakura dengan pelan. "Sakura, kau baik-baik saja?"

Sebuah remasan pada lengan bajunya membuat Sasuke sadar jika Sakura sedang menahan perasaannya saat ini. Tidak lama, remasan itu berubah menjadi isakan yang pilu. Sakura menangis dalam pelukannya, membuat Sasuke juga meraskan kesedihan yang mendalam.

"Aku minta maaf" Sasuke berusaha untuk tidak menangis. Tapi ia tidak bisa menahan air matanya yang lolos melalui pipinya.  "Aku minta maaf atas seluruh kesakitanmu yang tidak aku ketahui.."
Perlahan kedua lengannya merengkuh tubuh mungil sakura dengan erat. "Aku mencintaimu Sakura.. sejak dulu dan selamanya. Aku janji akan menjagamu di sisiku."

Sakura tidak menjawab apa-apa. Ia hanya mengangguk dan semakin menenggelamkan wajahnya ke dalam dada Sasuke. Sakura membiarkan dirinya menangis untuk waktu yang lama di dalam dekapan Sasuke. 
Pria yang ia cintai.
Ayah dari bayi yang menjadi miliknya. 

====

Keadaan jauh lebih tenang pada esok paginya.
Bibi Chiyo sudah berada di dapur pagi-pagi sekali bahkan sebelum Sasuke bangun dan mematikan alarmnya. 

Aroma sup tomat dengan daging panggang memenuhi seantero ruang makan utama. 
Kondisi Sakura mulai membaik. Ia kini sudah bisa berdiri dan berjalan sendiri ke dapur walaupun sesekali ia harus berpegangan dengan tembok karena keseimbangannya masih belum cukup kuat. 

Please Let Me Bear Your Child [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang