ALINA

12 6 0
                                    

Baik anak-anak, pelajaran sejarah kita kali ini akan menyenangkan karena ibu akan memberi kalian tugas." Ucap lantang guru Sejarah itu.

"Yah kok di kasi tugas sih bu, saya lagi badmood bu." Ucap salah satu murid.

"Sama, saya juga bad bad badmood buat ngajar kamu."

Sontak semua murid pun tertawa begitu keras bahkan, ada yang sampai memukul meja.

"Tapi Ibu juga ada kejutan buat kalian."

Mereka semua pun serentak terdiam dan kembali mendengarkan bu tati melanjutkan ucapannya.

"Kelas kalian kedatangan murid baru. Silahkan masuk."

Tokkk
Tokkkk

"Permisi bu..."ucap Gina seraya meminta izin untuk masuk.

"Silahkan perkenalkan diri kamu." ujar bu Tati.

"Hai semuanya, sa... --aku Veredigna Allura, semang bertemu kalian dan semoga kita bisa berteman."

Setelah mengucapkan itu Gina tak mendapat reaksi apapun dari orang-orang di hadapannya melainkan semuanya menganga.

"Anak-anak, Gina ini lahir dan besar di London jadi wajar saja jika pelafalan bahasa Indonesianya agak berbeda dengan kalian." Jelas Bu Tati.

"Ketua kelas, kamu ajak Gina berkeliling dan jelaskan mata pelaran yang kurang dia pahami." Lanjut bu Tati.

"Siap bu..." jawab Soni lantang.

"Gina silahkan duduk di bangku kosong itu"

"Baik bu"

"Untuk hari ini pelajaran ibu free ya, tpi ingat jangan bikin gaduh, guru bk lagi cuti."

"Aman bu, yang ribut gue catet." Ujar Husain penggemar anime itu.

"Padahal dia cakep kalau bukan wibu..." guman bu tati di samping Gina.
"Ya sudah ibu tinggal, Gina semoga betah ya." lanjutnya

"Sure mam" jawab Gina singkat.

Selepas kepergian bu Tati, Gina pun perlahan berjalan menuju bangkunya. Saat jaraknya sudah dekat, tiba-tiba sebuah tangan menarik kursi itu dan menghalangi Gina untuk duduk.

"Ini tempat Vella!" Ucapnya.

"Lo apa-apaan sihh Qe?"
"Amnesia lo?"
"Vella udah nggk di sini lagi Qe..."
"Wahhh gila nih anak!"

Begitulah cercaan dan makian yang Quelly dapat. Wajar saja sahabat satu-satunya menghilang begitu saja. Wajar jika ia bereaksi seperti itu.

"Minggirin gak tangan lo?!" ucap salah satu cewek yang agak tomboi itu.

"Gue mau tidur Qe, gak usah pick me ya lo." lanjutnya.

Sepertinya tidak ada yang membela Quelly di sini, sementara aku bingung dengan keadaan yg berlangsung, juga Quelly tetap kekeh tak membiarkan ku duduk di tempat sahabatnya itu.

Riuh suasana kelas pun terdengar begitu jelas, di tambah Quelly yang mulai terisak.

Tiba-tiba seseorang menarik tangan ku cukup keras lalu mendudukkanku si sampingnya. Dia tak mengatakan apa pun dan nampat tak peduli dengan keadaan lalu lanjut tidur.

"Makasih." ucapku namun tak mendapat balasan darinya.

"Ver, ini ada beberapa catatan dari buku gue salin aja, kalo lo ga paham tanyain aja. Oh iya nama gue Soni." Jelasnya lalu mengulurkan tangannya padaku.

"Panggil Gina aja, thanks bukunya." jawabku tanpa menerima uluran tangannya. Bukan tak ingin aku tak pandai melakukannya. Di sekolah sebelumnya kami tak melakuknnya.

"BERDIKARI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang