Fajar kembali menyingsing kota yang senyap perlahan terdengar riuh oleh suara kendaraan. Begitupun di siswa-siswi di SMA Dharma Rena.
Kali ini mereka terlihat lebih bersemangat sebab para guru kembali ke rutinitas mengajar mereka. Saat meteri pelajaran sudah rampung(selesai) guru dari mapel tersebut akan memberikan ujian sebagai eveluasi siswa.
Yang membuat Gina tercengang, biasanya siswa membenci ujian dadakan atau semacamnya. Berbeda dangan siswa-siswa di SMA Dharma yang terlihat begitu bersemangat.
Kelas sudah hampir terisi penuh namun, Gina tak kunjung melihat tanda-tanda kedatangan Geva."Tak biasanya anak itu terlambat..." guman Gina lalu kembali membaca buku.
Bel telah berbunyi pertanda kelas akan segera dimulai. Bersamaan dengan itu Soni dan Geva masuk kelas bersamaan. Sontak Gina sedikit mengangkat tangan lalu melambai pada Geva namun, Geva tak menghiraukannya."Gue ada salah yaa??"batin Gina.
Setelah kelas benar-benar penuh, Soni maju untuk menjelaskan sesuatu.
"Baik, teman-teman... untuk mapel biologi materi kita udah rampung jadi kita bakal evaluasi. Tapi bu Fitri masih cuti abis ngelahirin jadi diganti sama gue sendiri."ujar Soni penuh wibawa. Setelah itu, ia membagikan kertas soal lalu kelas pun hening.Ditengah keheningan itu Gina sama sekali tak bisa fokus. Ia sangat benci keheningan yang benar-benar hening seperti ini. Bahkan aliran darahnya bisa terdengar dikepalanya. Dengan susah payah ia mencoba fokus dengan menatap awan di langit cerah itu sesaat.
"Natap langit gak bakal ngasih lo jawaban." Sahur siswa di sampingnya itu.
"Tidur juga gak akan ngasih lo jawaban."balas Gina.
"Siapa bilang? Bisa kok!"seru Kaivar bangga.Kemudian ia merampas pulpen Gina dan dengan cepat menjawab petanyaan silang itu lalu menunjukannya pada Gina. 40soal terjawab dengan sekali tarikan napas...apa itu mungkin??
"Salin aja kalo lo mau"
"Gak butuh jawaban asal lo itu."
"Terserah kalo gitu."ujar nya lalu kembali ke alam mimpi.
"Dasar kebo..."ejek Hina dalam hati.Ditengah keheningan kelas tiba-tiba seseorang melempar batu yang terbalut oleh kertas masuk lewat jendela yang terbuka. Mereka pun terlonjak kaget bahkan, ada yang berteriak.
Soni sebagai ketua kelas pun memeriksa benda tersebut. Dengan urat tangan yang menegang Soni membuang benda itu di tempat sampah lalu menutup jendela.
"Kenapa Son?"tanya beberapa Siswa.
"Gak ada apa-apa, kalian tetap fokus ngerjain."
Gina yang melihat Kaivar gelisah mencoba memeriksa keadaan manusia itu. Kaivar yang merasa ditoel oleh Gina pun menoleh lalu berkata,"pasti lo panik..."dengan berbisik.
"Gak jelas lo, norak!"
Kaivar tetap menatap Gina setelahnya. Detik berikutnya sebuah benda kembali melayang dan kali ini tepat mengenai kepala Kaivar.
"Duhh..."ucapnya lalu meraba kepalanya.
"Siapa yang melempar?"ucapnya dengan tenang namun, bola mata yang membara.Kaivar tak sengaja berkontak mata dengan Soni. Soni mencoba memberi tahu Kaivar lewat bahasa matanya. Kaivar pun mengikuti lalu berjalan ke arah jendela. Tak ada siapa-siapa di luar sana. Siapa yang usil di pagi seperti ini.
Tak lama kemudian Gina mendapat pesan anatomi dari ponselnya, pengirim bukan berasal dari kontak ponsel Gina. Hal itu membuat Gina was-was ditambah kejadian di kelas akhir-akhir ini. Jika yang kemarin adalah teror pertama, apakah hal teror kedua??
□■□
"Siapa lo?!"
"Udah bangun,"Soni sedikit mengukir senyum kecil di bibirnya. Namun gadis yang terbaring di brankar rumah sakit itu seperti sedang terancam.

KAMU SEDANG MEMBACA
"BERDIKARI"
Teen FictionAku VEREDIGNA ALLURA ARMENIA, yang berarti gadis bermartabat dengan pesona dari armenia. Malangnya kehidupannya tak seindah arti nama tersebut. Katanya 'Atma jagaaraka shakti' tapi jiwa ku mati setiap merasakan cinta. Ragayang nerjalan ini tak lagi...