NEGARA BARU

20 9 0
                                    

10 jam ternyata sangat singkat, siapa sangka aku telah mengijakkan kaki di negara Indonesia. Cukup unik karena tempat ini ternyata begitu bising. Seseorang terlihat tidak begitu asing melambaikan tangannya padaku.

"Apakah dia pria yang di foto itu?" Gumanku sendiri.

"Nona Allura? Saya Robert ajudan tuan Altan." ucapnya memperkenalkan diri. Aku tak begitu menggubrisnya, hanya memberikannya koperku lalu berjalan lebih dulu.

"Begitukah sikap gadis turki?" Gumannya namun, samar aku bisa mendengarnya.

Dia pun memasukkan barang-barang ku ke bagasi mobilnya. Cukup mewah sepertinya dia kaya. Ia pun segera membukakkan pintu dan menyuruhku masuk.

"Nona Allura ingin makan sesuatu?" Tanya Robert.
"Ini bukan Turki, panggil saya Gina" jawab ku malas.
"Baik, nona Gi..."
"Gina aja, gak usah pake Nona dan gak usah nanya-nanya saya capek cuma mau istirahat saja."
"Maaf Non, emm maksudnya Gina yah, gina. Kalau begitu silahkan istirahat. Kita sampai satu jam lagi."

Aku pun mulai memejamkan mataku namun tak benar-benar tertidur.
"Bagaimana bisa dia se sabar itu menghadapiku?, apakah papa menceritakan tentang ku padanya?" Ujarku dalam hati.
"Persetan dengan orang itu, kata papa aku bebas melakukan apa saja yang aku mau... HAHHH... tunggu... apa itu berarti dia wali ku sekarang... WHAT THE F*CKKKKKK...."

□■□


Beberapa saat kemudian...

"Aaaaaaaakkkkkkk..."
Jeritan yang begitu cempreng dengan nada yang sangat tinggi membuat Robert berlari menuju sumber suara.

"Ada apa gina?" Tanya Robert.
"Dimana ini, apa yang kamu lakukan pada ku?, dimana pakaian ku?" Soraknya histeris. Bagaimana tidak. Saat di bandara ia masih mengenakan dres kesukaannya dan sekarang hanya tersisa kaos hitam crop top hingga memperlihatkan pusarnya dan juga celana pendek sepaha.
"Tenang dulu jangan salah paham." Ucapnya menenangkan.
"shut up... kamu pria mesum, aku akan kembali ke Turki!" Ucapku lantang lalu segera berjalan menuju pintu.

Saat di ambang pintu aku melihat beberapa orang pria dan wanita mengenakan pakaian yang sama membuat ku terdiam.

"Mereka adalah pelayanmu mulai sekarang dan para pelayan wanita ini yang mengganti pakaianmu saat tiba tadi, jadi jangan salah paham." jelas Robert.

Sial. Aku malu sekarang...

"Aaa' khemm, baiklah anda bisa keluar sekarang tuan Robert." Ucapku kikuk.
"Gina ini Indonesia panggil saya om atau ayah karena kamu adakah anak saya, permisi." ujar Robert lalu keluar tak lupa memperlihatkan senyum bersahabatnya tapi membuat ku sedikit ilfeel.

"Apa yang akan ku lakukan sekarang, aku benar-benar malu hingga ingin menghilang." Ucapku membatin.

"Non, 1jam lagi makan malam." ucap seseorang dari balik pintu yang beberapa saat lalu ku tutup.

"Aku harus menjawab apa, aku tidak pernah mendengar pertenyaan  ini sebelumnya..."

"Non..."

"I-iya saya mau mandi dulu"

"Baik"

"Sangat-sangat canggung..."

Tak berselang lama makanan pun selesai di tata di atas meja makan.

Ini adalah pengalaman Gina yang pertama di Indonesia. Ia tak pernah makan malam satu meja dengan tuan rumah, orang tuanya selalu sibuk dan tak pernah makan dalam satu meja. Namun dari sekian kursi yang tersedia mengapa hanya dua kursi saja yang terisi?

"Di rumah ini hanya saya sendiri sebelum delapan pelayan kamu datang." Ucap Robert membubarkan lamunan Gina. Sepertinya ia membaca pikiran Gina.

"Kenapa begitu banyak pelayan, saat di turki kami tidak memilikinya?" Tanya Gina.
"Entahlah, itu keinginan papa kamu"

Dammmm... apa itu artinya ia diawasi sekarang.

Sesaat Gina merasa merinding mendengarnya.

"Oh iya, minggu depan adalah saatnya kamu kembali ke sekolah. Pelayan pria itu adalah bodyguard kamu sekarang. Juga ada tugas dari papa kamu, nama kamu sekarang adalah VEREDIGNA ALLURA DIRGITA. Dirgita adalah marga saya, karena kamu anak saya sekarang jadi marga kamu adalah Dirgita dan satu hal lagi, kamu tidak boleh memberitahu orang-orang jika kamu berasal dari negara Armenia juga jangan pernah membicarakan orang tua mu di Turki. Paham?"

Gina hanya mengangguk mendengar peraturan dari ayahnya, siapa sangka ia tetap memerintahnya bahkan setelah membuang membuangnya ke negara ini.

"Tapi kenapa ada banyak kursi kosong di sini, jika hanya kita, kita bisa menggunakan kursi yang sedikit lebih kecil hanya untuk dua orang, lalu apakah mereka sepanjang hari berdiri di setiap sudut rumah padahal cctv sudah ada?" Ocehan Gina yang begitu lancar membuat Robert sedikit tertawa.

"Apakah kamu risih?" Tanya balik Robert.
"Tidak, hanya saja berdiri sepanjang hari itu melelahkan?"
"Baiklah, kamu bisa menyuruh mereka istirahat sekarang."
"Aku? Ah tidak anak-anak tidak memerintah, itu kata papa."
"Kamu ingin om yang menyuruhnya?" Tanya Robert lalu diangguki oleh Gina.
"Silahkan istirahat." Ucap Robert, namun tak satupun dari para pelayan itu yang bergerak.
"Kalian tidak mendengar, dia membiarkan kalian istirahat." Ucap Gina, namun mereka pun tetap diam.
"Bicaralah dengan mereka, kau adalah tuan mereka." ucap Robert.
"Haruskah?"
"Kamu yang menginginkan mereka berhenti, cobalah"
"Oke. Kalian boleh istirahat dan jangan lupa makan." Hanya hitungan detik mereka tunduk hormat lalu berbalik badan dan meninggalkan ruangan itu.

"Wahhh..." reaksi Gina yang sedikit terkejut.
"Ini Indonesia Gina, kamu bisa melakukan apa saja yang kamu mau termasuk memepekerjakan orang untukmu, tapi sepertinya kamu anak yang baik dan tidak boros, kamu mungkin akan betah di sini."
"Om takut jika aku boros akan menghabiskan uang om?" Tanyanya polos.
"Bisakah?!" Ucap Robert dengan nada menantang.

Mereka pun terkekeh bersama, Tak terasa kini Gina mulai akrab dengan Robert. Cara bicaranya yang ketus saat di bandara tadi seketika hilang. Akankan ia benar-benar betah tinggal di sisi Robert sebagai wali barunya? juga hidup diantara pelayan dan bodyguard serta tinggal di rumah mewah ini???

□■□

Hai salam hangat dari aku...
Semoga kalian betah baca hasil pikir otak mungil ini🤠🤠🤠

Terima kasih telah membaca cerita usang ini...
Jangan lupa vote, comel, dan fl akun ku ya...
Pay pay pay...

"BERDIKARI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang