VERE DAN REGA

17 6 1
                                    

Hari demi hari berlalu...

Gina sepertinya cukup cepat bisa berbaur dengan lingkungan di sini. Semenjak kedatangannya ia belum pernah meninggalkan rumah itu, para pelayan di sanalah yang menjadi temannya juga Jojoy koala peliharaannya.
Cara bicaranya pun agak berbeda sekarang, berkat para pelayan itu. Dari nada bicara dan kalimatnya. Tentu di bawah pengawasan Robert.

"Na, ganti baju gih kita belanja perlengkapan sekolah kamu." Ajak Robert.
"Ganti baju, emang baju Gina kenapa?"
"Ini Jogja, yakin mau pake dres ani-ani gitu" Ucap Robert sedikit terkekeh.

"Mari Non saya antar." Tawar salah satu pelayan.

"Ga usah bi, makasih. Aku bisa sendiri kok" ucapnya lalu berlari kecil masuk kedalam rumah.

"Apa saja yang kalian ajarkan kepada anak itu?" Tanya Robert pada salah satu pelayan.
"Hampir semua tuan  termasuk pelajaran sekolah dan cara bicaranya." Jawab pelayan itu.
"Bagus, saya mau keluar. Jangan lupa bersihin Rega ya, bocah itu datang sore ini." Pintah Robert.
"Baik tuan."

□■□

"Kenapa diem aja, ayo pilih"

"Kata om perlengkapan sekolah, tpi kok ini cuma baju santai semua..."

"Baju sekolahnya nanti aja, kita beli beberapa baju buat kamu, biar gak pake dres terus, jogja itu panas beda sama turki.

"Tapi kata pap..." Ucap Gina terhenti.

"Lupain papa kamu, sejak turun dari pesawat kamu adalah anak saya oke. Jadi sekerang kamu nurutnya sama Om, lakuin aja apa yang kamu mau tapi jangan sampai lewat batas. paham?"

"Paham om Robert."

Gina pun langsung memilih beberapa pakaian, bukan lagi sebuah dres melainkan beberapa baju kaos oversize dan beberapa celana jeans pendek se paha.

Melihat itu Robert sedikit teringat dengan senyuman Altan sahabatnya juga Menur sang istri. Mengingat apa yang telah ia perbuat pada keduanya membuatnya sesak setiap melihat Gina. Walaupun ia melakukan perintah Altan tetap saja perasaan bersalah pada orang lain tak bisa ia hindari, meski ia tau Altan bisa mengurus semuanya.

"Om yang ini bagus gak" pertanyaan Gina membubarkan lamunan Robert.

"Kulit kamu putih jadi apa aja cocok, ambil aja semua yang kamu suka."

"Wihhh... om beneran kaya? Kalo om mati Gina dapet bagian gak?"

"Heh! Anak ini kalo ngomong, siapa yang ngajarin"

"Katanya Gina anaknya, gimana sihhh..." guman Gina pelan.

Setelah berkeliling cukup lama dan berbelanja begitu banyak, mereka akhirnya pulang ke rumah.

Barang belanjaannya telah di bawa masuk oleh beberapa bodyguard nya. Saat Gina .hendak membuka pintu tiba-tiba seseorang dengan keras mendorong pintu segede gaban itu. Alhasil jidat Gina yang mulus berakhir dengan sebuah benjolan.

"Aauuuccchhhh..." ringis Gina.
"Yeyyyy ayah ulang... adia lega mana yah..." ucapnya cadel dengan nada cempreng yang minta ampun.

"Ya ampun Rega hati-hati dong kalo buka pintu, kan kepala kakaknya jadi benjol." Ujar Robet lalu membantu Gina berdiri.

"Kilain dia pembantu yah" Ucap Rega polos.

"BERDIKARI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang