HAL YANG TAK BIASA

3 2 0
                                    

Semakin Kaivar menahan amarahnya, semakin panas pula suasana yang ia rasakan. Kaivar memang bukan anak yang blak-blakan tapi ia sangat membenci penindasan apalagi pelecehan, seperti yang terjadi didepan matanya sekarang. Tangannya tak mampu tertahan lagi. Dengan lantang kaivar memukul meja dihadapannya lalu, berdiri.

Tentu siswa-siwa yang lain bersikap seolah-olah tak ada yang terjadi. Pasalnya adalah tidak ada yang bisa ikut campur dalam masalah Kaivar. Maka siswa-siswa lain pun memilih pergi dan hanya beberapa yang masih menikmati makanannya. Hal itu membuat Gina kebingungan, bagaimana bisa mereka hanya berlalu lalang melihat kekerasan didepan mata mereka.

"Urusan lo sama gue, ngapain ganggu dia?"ucap Kaivar menatap Rangga sebagai mangsa.
"Jadi beneran dia cewek lo?"
"Heh banci gak usah ganguin Gina, gue aduin ke bk lo ya!"ancam Geva juga bangkit dari bangkunya.
"Berani juga lo."Ucap rangga lalu, hendak menjambak rambut Geva.

Buuuggghhh

Satu dogem Kaivar melayang mengenai wajah Rangga, tepat sebelum tangannya mencapai rambut Geva.
"Gue ga suka cewe-cewe dikelas gue diganggu, apalagi sama lo." Tunjuknya pada Rangga yang tersungkur di lantai.

"Cuihh... sok suci lo! Nyokap lo gimana udah waras..?Lo itu cum--"ucapnya terpotong setelah Kaivar kembali membogemnya.

Buugggghhhh
Bugghhh
Buugghhh

Pukulan kedua Kaivar yang cukup bertubi-tubi, membuat Gina sontak menghentikan aksi Kaivar. Geva yang melihat kenekatan gina berusaha menahannya namun, Gina tetap menangkalnya.

"Please stoppp." Ucap Gina menangkap tangan Kaivar yang hendak melanjutkan aksinya. Siapa sangka keberanian Gina bisa membuat Kaivar menyadari perbuatannya lalu mematung ditempat. Di saat yang bersamaan teman-temannya pun datang lalu memisahkan mereka. Kondisi muka Rangga cukup parah, terlebih bagian hidungnya yang terlihat bengkok, kemungkinan patah.

"Var, var udah var, istigfar var, nyebut var yok istigfar dulu..."heboh Husan. Kaivar melempar tatapan tajam padanya membuat anak itu memilih diam. Sedangkan siswa lain telah membawa Rangga pergi untuk mendapatkan perawatan pada hidungnya.

Gina merasakan tangan Kaivar perlahan gemetar namun, wajahnya masih memerah akibat emosinya. Gina mendengar semuanya, hal itu membuat Kaivar risau sebab ada seseorang lagi yang mengetahui rahasianya selain Rangga brengsek itu.

"Tenang dulu..." Bisik gina di telinga Kaivar. Kaivar pun sadar dan menatap Gina sesaat. Gina pun semakin mengeratkan tangan mungilnya pada kepalan Kaivar. Kaivar menatap tangan yang menenangkannya itu dan perlahan gemetar itu pun sedikit mereda.

"Lo denger semuanya..?"tanya Kaivar tanpa menatap Gina.
"Telinga gue berfungsi dengan baik dan bakal tutup mulut soal itu,"

"Lo yakin bisa dipercaya?"

"Itu keputusan lo, mau percaya apa nggak."

"Mau ke UKS?"tanya Gina.

"Gue gak papa,"

"Kondisi lo emang baik tapi, ini..."ucap gina dan salah satu tangannya menunjuk tepat di dada kanannya. Kaivar pun terteguh mendengar ucapan Gina.

"Lo... mau jadi pacar gue?"guman Kaivar demgan sangat lirih.

"Ngomong apa?"

"Gak ada."elak Kaivar.

Bagaimana pun juga Ginalah yang berhasil menenangkan Kaifar. Di saat yang sama tatapan membara terpancar tak jauh dari sana.

"Main lo sama gue... abis lo, liat aja nanti..."gumannya lalu pergi.


□■□

"BERDIKARI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang