Perasaan itu semakin tumbuh dengan sendirinya dari setiap tatap dan pertemuan kita,
-Rayna-
Rayna baru saja selesai dengan 6 SKS dari semua kelas yang diikutinya. Kepalanya sedikit pusing karena materi dan tugas-tugas selanjutnya dari sang dosen. Di tambah, cuaca hari ini sangat panas. Semakin membuat Rayna mengeluh dan berdecak kesal. Kelelahan yang dirasakannya seolah berkali-kali lipat menyerang tubuhnya.
Rayna memilih duduk di bangku taman di bawah pohon rindang yang masih berada di sekitar area gedung fakultasnya.
Ting!
Suara notifikasi yang berbeda dari yang lainnya terdengar dari benda pipih di dalam tas jinjing miliknya. Rayna segera merogohnya dan dengan senyum mengembang di bibirnya melihat sebuah pesan masuk di sana.
Pesan itu berasal dari Bryan. Sengaja, Rayna memberikan nada notifikasi khusus untuk Bryan. Entah, Rayna juga tidak tahu kapan persisnya ia mengubahnya. Mungkin sejak setelah pertemuan di minimarket kala itu.
[Bryan] :
Lagi di mana?Rayna segera mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan Bryan.
[Rayna] :
Di taman FSBKenapa?
[Bryan] :
Gue ke sana boleh?[Rayna] :
Mau ngapain?[Bryan] :
Ketemu sama lo, ga boleh?[Rayna] :
Boleh, ke sini ajaRayna tampak berpikir, ada apa Bryan tiba-tiba ingin bertemu lagi. Padahal, akhir-akhir ini lebih banyak obrolan di chat. Pertemuan terakhir mereka sewaktu di minimarket kala itu. Setelahnya, hanya lebih aktif berinteraksi di sosial media.
Sudah lumayan lama mereka tidak saling tatap, nyaris seminggu sejak pertemuan setelah konser. Jantung Rayna berdegup lebih kencang dari biasanya, merasa ada yang berbeda kali ini.
"Ada apa, ya, kok tiba-tiba?" gumam Rayna lirih sembari menebak-nebak. Apakah ada sesuatu hal penting yang ingin disampaikan oleh Bryan. Perasaan tak tenang menggelayutinya, ada apakah sebenarnya.
Hingga, seseorang yang di nantinya ada di hadapannya saat ini. Cowok itu tampak kusut, penampilannya acak-acakan. Semerbak bau rokok menusuk hidung Rayna. Bryan datang, tetapi dengan kondisinya yang tampak tak baik-baik saja.
Rayna sontak berdiri, terkejut dengan apa yang dilihatnya. Bryan benar-benar tampak kacau.
"Rayna," panggil Bryan lirih. Kemudian, memeluk Rayna secara mendadak.
Rayna yang seolah tak mengerti dengan apa yang terjadi, membalas pelukan Bryan.
"Ada apa?" tanya Rayna.
"Gue boleh peluk lo, ya? Bentar aja," ucap Bryan dengan bibirnya yang gemetar.
"Cerita aja, gue siap dengerin semuanya,"
Bryan melepas pelukannya pada Rayna, mereka lalu duduk di bangku panjang yang tersedia di sana.
"Gue nggak tau, gue bener-bener bingung harus ceritain ke siapa, saat ini yang ada di pikiran gue cuma lo, Ray. Gue rasa lo adalah orang tepat. Gue butuh saran, lo," jelas Bryan. Wajahnya masih muram. Terlihat sungguhan jika yang dialaminya saat ini sangat berat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be Yours? [TERBIT]
Novela Juvenil[CERITA LENGKAP] Terbit di Teori Kata Publishing Adelia Rayna Putri, mahasiswi cantik Desain Komunikasi Visual dan Arsenio Bryan Adhitama, mahasiswa Sastra yang dipertemukan Tuhan di Pekan Seni Kampus. Karya seni mereka, lukisan Rayna dan puisi Brya...