🐼 1 🦋

873 103 8
                                    




Libur semester telah berakhir, pagi ini dikediaman Kim's Family terlihat sedang sarapan bersama.

"Aku ingin tinggal di apartement." Kalimat pertama Rora terdengar setelah mereka menyelesaikan sarapan.

"Kenapa dek? Apa kamu ngga nyaman tinggal disini? Atau kamu ngga suka interior kamar kamu? Kamu bisa bilang, nanti kakak bantu panggilin orang untuk di ubah sesuai kemauan kamu." Ruka terkejut mendengar ucapan adiknya, berfikir adiknya tidak nyaman.

"Tidak, bukan seperti itu. Aku hanya belum siap dengan semua ini, dan aku tidak ingin ada yang mengetahui siapa aku dalam keluarga ini. Biar aku menjalani hari-hariku tanpa orang-orang harus tau siapa aku, aku ingin fokus belajar." Dain berusaha menjelaskan, agar mereka segera mengerti dan ia tidak perlu banyak bercerita lagi.

"Baiklah, papa akan carikan kamu apartement di dekat sekolah kamu. Tapi kamu harus janji untuk bebasin kita semua berkunjung, dan kamu harus pulang saat weekend. Dan untuk permintaan kamu yang lain, papa mengerti. Kamu punya banyak waktu untuk persiapkan diri kamu, bagaimanapin kamu dan Kak Ruka akan menjadi pewaris." Tuan Kim ikut menimpali.

"Iya, aku akan kesini saat libur. Dan aku ingin hidup mandiri." Tambah Dain

"Tapi sayang? Kamu punya semuanya, sudah sewajarnya kamu gunakan, ini semua milik kamu dan kak Ruka." Nyonya Kim pun sedikit keberatan, dengan permintaan anak bungsunya, yang tidak ingin di fasilitasi.

"Aku akan bilang kalau aku membutuhkan sesuatu, dan tolong carikan apartement yang sederhana, jangan yang mewah." Kalimat terakhir Dain sebelum meninggalkan ruang makan, dan berjalan menuju pintu utama.

Terdengar helaan nafas dari Tuan Kim, namun dirinya hanya bisa menurut. Yang terpenting anaknya masih mau tinggal didekat mereka, dikota yang sama. Tuan Kim memberikan pengertian kepada anak sulung dan istrinya, merekapun tidak tersinggung dengan tingkah Dain yang kurang sopan, meninggalkan ruangan tanpa pamit, karena mereka mengerti anak itu masih membutuhkan waktu untuk terbiasa.

.

.

.

Tidak perlu di antar, Dain terbiasa hidup mandiri dari kecil, selain bantuan dari sang ibu. Dan sekarang dirinya telah sampai di sekolah barunya JG's High School. Rora mengendarai motor barunya, setelah memarkirkan motornya, saat melepas helmnya Dain di kejutkan dengan teriakan seseorang.

"RORA!!" Dain langsung memalingkan wajahnya, melihat orang yang memanggilnya dengan nama kecilnya.

"Chiki, lo sekolah disini?" Walaupun terkejut Dain terlalu pandai dalam mengontrol ekspresinya.

"Huaaaa gue kangen banget, kirain kita ngga bakal ketemu lagi. Gue seneng lo sekolah disini sekarang." Chiquita yang akrab di panggil chiki, tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memeluk sahabat kecilnya, saking senangnya.

"Ck, ngga usah peluk-peluk segala. Dan panggil gue Dain" Protes Dain dengan tindakan reflek sahabatnya. Chiki yang sudah paham, tidak menjadikan itu masalah.

"Haha, dasar manusia es. Jangan bilang lo belum pernah pacaran? Makanya masih awet tuh sisi anti romantic lo."

"Udahlah, gue harus ke toilet dulu. Mau ganti celana gue sama Rok, bye." Chiki hanya bisa terkekeh dan menggelengkan kepala, melihat tingkah sahabatnya yang tidak ada berubahnya.

.

.

.

Beberapa menit berlalu, terlihat 2 mobil sport berwarna biru dan kuning, disusul satu motor sport berwarna merah memasuki halaman sekolah, dan berhenti ditempat parkiran.

STUBBORNLY IN LOVE [ ROYEON - Babymonster]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang