Saat ini Dain berada di sebuah apartement yang sudah dibelikan Tuan Kim, disana dia di temani sang kakak Ruka dan asistennya.
"Bagaimana kamu suka dek? Kakak sudah pilihkan sesuai yang kamu mau." Ruka bertanya untuk memastikan adiknya menyukai apartement yang ia pilih atau tidak.
"Aku suka, Terima kasih sudah cari sesuai yang aku mau." Walaupun masih terlalu canggung setiap kalimat yang Dain ucapkan, Ruka tidak keberadaan, dirinya mengerti semuanya butuh proses dan waktu.
"Syukurlah kalau begitu, kakak sudah memasukan pakaian kamu di dalam lemari. Nanti kalau kamu butuh sesuatu atau ada yang kurang, jangan sungkan bilang sama kakak, papa atau mama ya? Sekarang kakak mau ke perusahaan papa dulu. Kamu bersih-bersih terus istirahat." Ruka mengusap kepala adiknya sebelum meninggalkan apartement itu di susul sang asisten.
"Huhhhh, rasanya seperti habis menjelajah satu negara. Capek banget gilaaa." Dain menjatuhkan tubuhnya di sofa yang ada di ruang tamunya yang tidak terlalu luas tapi tidak sempit juga.
Dain yang terbiasa dengan kesehariannya yang tenang, karena di sekolah lamanya walaupun disana ia tidak berasal dari keluarga kaya. Tapi tidak ada yang berani mengusik hidupnya, di sekolah maupun luar sekolah, semua orang tau Dain punya pasukan geng motor, yang walaupun dia sudah tidak ikut serta di dalamnya, tapi mereka selalu siap menjaga dan melindungi Dain sampai kapanpun.
.
.
Sementara di tempat lain, lebih tepatnya di mansion Jung's Family, terlihat mobil ahyeon baru memasuki halaman setelah menjelang malam. Hari ini dia hanya memiliki satu jadwal pemotretan, sehingga dirinya bisa pulang lebih awal.
Tidak ada asisten ataupun bodyguard, sebelumnya ahyeon sudah 6x mengganti asisten dan berakhir tidak ingin memilikinya lagi. Bukan apa-apa, setiap asisten yang bekerja dengannya selalu mengundurkan diri setelah 2-3 hari bekerja, mulut cerewet dan keras kepala ahyeon membuat tidak ada yang betah. Sedangkan bodyguard? ahyeon sangat susah berbaur dengan orang baru, terlebih laki-laki asing nantinya.
Setelah memasuki mansion mewah tempat dirinya tinggal, seperti biasa ahyeon akan melepas tas sekolah dan sepatunya, beserta tas yang berisi baju gantinya. Dan tenth saja para maid yang akan mengambil itu semua dan meletakan di tempat yang seharusnya.
"Sayang, sudah pulang? Apakah cucu kakek sangat lelah?" Seperti hari-hari sebelumnya, ahyeon hanya mendapati sang kakek dan para maid dan team keamanan, setiap dirinya pulang.
"Kakek, aku capek." Dengan merengek manja, ahyeon merentangkan tangannya meminta sebuah pelukan. Dan tentu saja kakeknya akan memberikan pelukan itu.
Orang tuanya sangat sibuk, jarang berada di rumah. Bahkan mommynya sudah hampir 3 bulan berada di Paris, mengembangkan Brand nya. Beruntung sang daddy sangat bucin, sehingga tidak keberatan walaupun dirinya sendiri yang harus bolak balik Paris-Korea.
Berbeda dengan sang kakek, dirinya hanya memantau sekolah, dan beberapa yayasan yang ia bangun. Sehingga lebih sering menghabiskan waktu di mansion, sang kakek sangat menyayanginya dengan memberi perhatian dan kasih sayang langsung. Sedangkan orang tuanya walaupun mereka akan langsung memenuhi setiap keinginan ahyeon, tetapi yang paling ahyeon butuhkan tidak bisa mereka berikan, yaitu waktu.
Bahkan sang mommy begitu keras, memintanya mengembangkan Karir Modelnya untuk membantunya membuat brandnya lebih dikenal dia seluruh dunia, dan tentu saja ahyeon melakukan itu tanpa penolakan, walaupun sebenarnya dirinya ingin fokus sekolah. Tapi keinginan membanggakan orang tua agar menarik perhatian mereka dan mau sering menghabiskan waktu bersama, membuat ahyeon terpaksa harus terus melakukannya. Walaupun sang kakek sudah memarahi mereka karena terlalu menekan sang cucu, tetapi ahyeon sendirilah yang meminta kakeknya untuk tidak lagi memarahi orang tuanya.