Keenam gadis sekarang berada di salah satu ruangan studio Ruka, tidak ada yang berani membalas tatapan Ruka yang berdiri didepan mereka. Matanya yang sembab, memerah namun begitu tajam.
"Apa maksud kalian semua hahh? Ada masalah seperti ini, tapi ngga ada yang ngasih tau gue? Lupain fakta Dain adalah adik gue, karena kalaupun dia bukan adik gue, gue tetap akan anggap dia sama seperti kalian. Gue ngga pernah bedain kalian semua, gue anggap kalian semua adik gue, gue sayang sama kalian. Dan gue selalu berusaha ngawasin kalian agar persahabatan kita terhindar dari masalah, tapi kenapa sekarang kalian kayak gini? Apa karena Dain baru gabung dipersahabatan kita?"
"JAWAB SIALAN, JANGAN DIAM AJA. GUE NANYA KALIAN." Teriak Ruka
"DAIN SELALU BERUSAHA BERSIKAP BAIK SAMA KALIAN, SEKALIPUN DIA ADALAH ORANG YANG SANGAT SUSAH UNTUK AKRAB SAMA ORANG BARU. TAPI BALASAN KALIAN? ADIK GUE HANCUR, SAKIT TAPI KALIAN DIAM AJA? KALAU KALIAN NGGA BISA HADAPI DAIN KARENA DIA YANG UDAH TERLALU BODOH SAMA CINTANYA, KENAPA NGGA BILANG KE GUE? ANJINGG"
Ruka tidak bisa menahan emosinya lagi, tidak ada lagi Ruka yang selalu berbicara lembut ke mereka, hanya ada Ruka yang sangat emosional dan tatapan yang sangat tajam.
"Dan lo, Yeon. Kalau emang adik gue banyak kurangnya, atau kalau lo udah ngga cinta sama dia. Kenapa lo ngga putusin dari awal? Dain ngga akan sehancur dan sesakit itu, kalau lo sama yang lain, dengan posisi kalian udah ngga ada hubungan apapun lagi. Adik gue salah apa, Yeon? Kenapa lo sejahat itu?"
"Dain masih punya gue, dan orang tua gue. Tapi lo jauh lebih berharga dari kita bertiga, Yeon. Bahkan lo udah dijadiin rumah dan dunia sama adik gue, saat dia udah bisa Terima kehadiran lo sebagai orang penting dalam hidup dia, gue dan orang tua gue aja masih selalu mendapatkan sikap canggungnya."
"Adik gue udah menderita sejak lahir, gue rebut perhatian dan cinta bokap gue, sementara Dain? Dia tumbuh hanya dengan peran ibu di setiap harinya, hidup susah banyak kekurangan. Sedangkan gue hidup mewah dengan memiliki segalanya. Gue benci diri gue, gue benci karena gue adalah kakak yang gagal dan jahat buat Dain. Dan saat gue dikasih kesempatan untuk menebus semuanya, dalam sekejap gue kehilangan dia, Yeon. Dia pergi"
Ruka kembali menangis, mengetahui fakta kalau dia tidak akan bisa menjaga adiknya lagi.
"Kita belum bisa katakan Dain pergi, kak. Bisa aja Dain masih ada di negara ini, cuma kita ngga tau dimana." Ujar Chiki
"Dain ngga ada lagi di negara ini, paspor dia ngga ada. Begitupun pakaian dia, dia udah pergi dan gue ngga tau kemana." Balas Ruka.
Mereka semuanya menangis, bahkan ahyeon terus menyalahkan dirinya sendiri.
"Dan kamu, Ri. Kenapa kamu nutupin semua ini? Karena ngga mau aku marah ke adik sepupu kamu? Dan kamu biarin Adik aku terus disakitin? Apa salah aku dan Dain, Ri? Aku selalu menyayangi ahyeon, bahkan mungkin dari mereka semua, ahyeon yang lebih aku manjakan. Tapi kenapa saat kamu tau adik aku sedang ngga baik-baik aja kamu tetap diam?" Tanya Ruka ke kekasihnya, dengan air mata yang masih terus menetes.
"Maaf, Ru. Dain yang maksa aku untuk ngga ngasih tau kamu, Dain maksa sampai ngancam, kalau aku kasih tau kamu, dia akan pergi. Tapi ternyata aku bilang ataupun ngga dia tetap pergi." Jawab Pharita kembali tergugu, Hingga Asa memeluknya.
Semuanya kembali diam, tidak ada yang membuka suara. Mereka semua berfikir dimana Dain pergi? Apa mereka masih bisa ketemu Dain atau tidak lagi.
"Jangan temuin gue, gue pengen sendiri. Kalian ngga perlu nyari Dain, biar gue sendiri yang nyari dimana adik gue." Ujar Ruka sebelum meninggalkan studio.