Yang awalnya Dain mengira hanya sehari, ternyata lebih. Sang papa mengajaknya untuk ikut ke Tokyo, dimana disana ada salah satu anak cabang perusahaan Kim's Group. Namun di negari Sakura perusahaan Kim's Group bukan bergerak di bidang maskapai penerbangan. Tetapi dibidang Musik dan Seni.
"KL Entertainment ini papa bangun, karena Ibu kamu begitu menyukai musik dan seni. Makanya papa tidak kaget saat kakak kamu mengatakan kalau suara kamu sangat bagus saat bernyanyi dan pandai bermain gitar. Karena itu adalah bakat yang ibu kamu turunkan. Kenapa papa bangun di negara ini? Karena ibu kamu sangat menyukai negara ini, dan punya keinginan untuk tinggal di negara ini, sebenarnya papa ingin memberikan ini ke ibunya sebagai hadiah ulang tahunnya ke 39, sekaligus untuk ungkapan Terima kasih papa, karena sudah melahirkan dan merawat kamu dengan baik, sayang." Jelas Tuan Kim ke anak bungsunya.
Dain begitu fokus mendengarkan penjelasan sang papa.
"Perkenalkan nama saya Akemi Jiro, saya adalah pengacara yang Tuan Kim dan Nyonya Lee percayakan untuk mengurus harta yang mengjadi milik nyonya Lee. Ini adalah berkas, yang didalamnya terdapat sertifikat perusahaan yang sekarang masih mengatas namakan nyonya Lee Jieun. Saya akan merubah menjadi atas nama Nona Dain, kalau nona memberikan perintah, didalam juga ada tabungan yang dananya berasal dari perusahaan ini, semuanya tidak pernah digunakan." Ujar seorang pria dewasa.
"Biarkan tetap seperti itu, aku tidak ingin membuat keputusan terburu-buru." Balas Dain.
"Kita semua mengerti dek, tidak apa-apa. Papa hanya ingin kamu tau apa saja yang sekarang sudah menjadi milik kamu dan nantinya." Ujar Ruka.
Ruka menyadari adiknya mulai tidak nyaman, sehingga ia ikut berbicara untuk menangkan sang adik.
Setelah berkeliling melihat perusahaan yang ibunya miliki, tanpa pengetahuan sang ibu. Mereka kembali ikut sang papa dan kakaknya.
.
.
Sementara di tempat lain, Ahyeon yang sedang berada di lokasi pemotretan, sedang uring-uringan. Dain yang seharusnya hari ini sudah kembali menemaninya bekerja, malah tidak bisa ia hubungi. Bahkan Dain membalas pesannya terakhir kemarin siang, dan sampai sekarang gadis itu tidak ada kabar.
Ahyeon tidak ingin menutupinya lagi, ia sangat merindukan Dain, perhatian dan tindakan kecilnya setiap menemaninya dilokasi pemotretan atau saat mereka sedang bersama. Sudah 2x24 jam ahyeon tidak melihat wajah gadis dingin itu, membuatnya tidak bersemangat dalam melakukan pekerjaannya hari ini.
Sudah beberapa kali ahyeon terlihat tidak fokus saat pemotretan sedang berlangsung, membuatnya mendapatkan teguran, tapi apa boleh buat? Pikirannya tidak berada disini, tapi ikut menyusul Dain yang entah ada dimana.
Para sahabat yang menemani ahyeon, jelas tau alasan gadis itu terlihat murung. Bahkan sahabat mereka itu terlihat berkaca-kaca saat mereka makan siang bersama di sebuah restoran, sebelum berangkat ke lokasi pemotretan. Saat Asa bertanya kenapa ia menangis, dengan polos Sang model menjawab "biasanya Dain yang akan memesankan dirinya makanan, gue taunya ya tinggal makan." Dan saat selesai pemotretan ahyeon terlihat melamun, dan saat ditanya ada apa, gadis iri akan menjawab "kalau Dain yang nemenin, pasti gue langsung ditawarin minum. Dengan penutup botol yang udah di bukain." Mendengar jawaban ahyeon, membuat mereka tercengang.
Pantas saja sahabat mereka yang awalnya begitu memusuhi Dain, sekarang malah terlihat sangat bergantung dengan gadis yang dimusuhinya sejak awal. Ternyata Dain selalu memperlakukan sahabat mereka sebaik itu.
"Berarti selama Dain nemenin lo, tugas lo tinggal nafas doang ya?" Celetuk Rami yang masih tidak habis pikir, sahabat barunya yang begitu cuek dan dingin ternyata sangat manis apabila bersama ahyeon.