BAB XIV

3.3K 223 5
                                    

Helena menyesap teh hangatnya dan menatap Anette dengan tatapan tajam, “apa ini? Kamu menyerah begitu saja? Bukankah kamu mencintai Yang Mulia Kaisar?”

Anette menunduk, Helena menanyakan pertanyaan yang sama di kehidupan sebelumnya, namun kini ia tidak menjawab pertanyaan itu yang mana membuat Helena terkejut.

Helena menuangkan kembali teh ke gelasnya yang kosong dan meminumnya, “padahal aku yakin jika kamu mencintainya. Apa kamu ragu sekarang karena Yang Mulia menghabiskan malam bersama seorang pelayan?”

Anette menggelengkan kepalanya, ia tahu betul jika Darion tidak menginginkan hal itu, ia juga tahu Darion dijebak oleh seseorang, dan bukan itu yang membuat Anette ragu mengatakan jika ia mencintainya.

Anette hanya butuh waktu untuk berpikir, butuh jarak agar dirinya menyadari perasaannya.

“Aku tidak tahu, pada saat aku dijadikan selir, pikiranku hanya berputar pada bagaimana jika aku menyinggung perasaan nya dan dia membunuhku, aku akan senang jika ia menganggap ku hanya sebagai alat yang cukup berguna untuk kekaisaran dan mengabaikan ku.

Namun saat kami menjalani waktu bersama, melakukan begitu banyak hal pada kehidupan sebelumnya aku yakin jika aku mencintainya. Akan tetapi hal-hal terus terjadi dan terulang, aku ragu.”

Helena menghela napas, “aku memahaminya. Namun jika kamu menghindarinya, semua tidak akan pernah selesai.”

Anette tersenyum, “aku mengira kamu sudah dewasa, Helena. Semua hubungan membutuhkan sedikit jarak agar kita bisa terus menginginkan jarak itu terhapus sedikit demi sedikit, aku akan kembali ke kediaman ku dan memikirkan semuanya di sana.”

Wajah Helena memerah, ia memang tidak pernah menjalin hubungan romantis dengan seseorang, ia tidak punya pengalaman untuk menasehati Anette.

“Jika kamu mau, kamu juga bisa ikut bersamaku.”

Helena cukup terkejut dengan ajakan dari Anette, namun ia memejamkan matanya dan menganggap hal itu sebuah lelucon.

“Oh? Rupa-rupanya kamu ingin menyingkirkan semua selir ya? Jadi saat kamu kembali nanti, Yang Mulia Kaisar hanya akan memperhatikan mu.” goda Helena.

“Eh? Ti-tidak! Bukan begitu, aku hanya ingin kamu juga merasa bahagia, Helena.”

Helena mengangkat bahunya dan tertawa kecil, “kamu tidak menanyakan apa aku bahagia atau tidak.”

Mata Anette membesar seiring dengan keterkejutannya akan perkataan selir pertama, Helena.

“Kamu ..... mencintai Kaisar?” tanya Anette hati-hati, namun Helena malah tergelak dan tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan tidak masuk akal itu.

“Tidak, tidak. Aku hanya merasa nyaman berada di sini, di Emerald aku hanya perempuan tidak berdaya, aku tidak bisa menyentuh dokumen-dokumen Daerah. Meskipun aku lebih baik dari kakak ku, tidak akan pernah ada orang yang mengakui aku.”

Anette mengerti, pada jaman ini, perempuan tidak boleh sama unggulnya dengan para laki-laki. Bahkan pada saat ia menjalani kehidupan ke-dua sebagai Salma, ia seringkali mendapat pandangan keraguan dari orang-orang karena bekerja.

Sampai akhirnya ia menjadi sekertaris di perusahaan Aella dan mengubah pandangan semua orang, terlebih ketika ia seringkali membereskan kekacauan Rafael yang begitu ceroboh.

“Karena Yang Mulia Kaisar tidak memiliki permaisuri, aku sebagai selir pertama membantunya mengurus dokumen negara.”

“Akan aneh jika bukan kamu yang menjadi permaisuri nya nanti.”

Helena menggeleng cepat, “tidak mau! Jika kamu kembali nanti dan menjadi permaisuri, aku akan melepas gelar selir ku, aku ingin kamu menunjuk ku sebagai sekertaris Kekaisaran, bagaimana?”

Anette menunduk, ia tidak tahu apa ia sanggup menyandang gelar itu.

“Aku tidak bisa berjanji.”

°°°°°

Kereta kuda sudah disiapkan, Baron dan Baroness tersenyum lega melihat Anette yang sudah siap dengan barang bawaannya.

Darion mengantar Anette sampai ia naik ke kereta kuda dan memerintahkan beberapa penjaga untuk mengantarkan Anette dengan selamat.

Darion juga ingin ikut dan memastikan kepergian Anette sampai dengan selamat di kediaman Riahnos, namun Anette menolak dengan mengatakan jika ia butuh jarak dan waktu untuk berpikir.

Helena juga ikut mengantar kepergian Anette, semua pelayan mulai berbisik dengan tingkah Anette yang menurut mereka tidak pantas.

Jika seorang selir pergi dari Istana, ia akan dianggap sebagai orang yang hina karena tidak lagi diinginkan Kaisar. Mereka mulai berbisik dan menebak-nebak apa yang akan terjadi pada Anette selanjutnya.

Darion mendengar semuanya, namun kali ini ia tidak terbawa emosi dan menebas semua orang yang membicarakan Anette di belakangnya, ia akan menghukum mereka sesuai peraturan.

“Aaron, panggilkan Sturridge, aku ingin berdiskusi dengannya, panggilkan juga Selir Helena.”

Setelah Anette benar-benar pergi, Darion mulai beranjak dari tempatnya dan kembali ke ruang kerjanya.

Hatinya gelisah memikirkan banyak hal, bagaimana jika Anette tidak akan kembali? Bagaimana jika waktu yang dibutuhkan Anette sangat lama hingga 7 kehidupan mereka?

Darion tidak tahu lagi harus berbuat apa, jika ia mengunci Anette dan merantainya di sebuah kastil, Anette akan membencinya. Dan hal itu lebih buruk dari Anette yang pergi.

“Anda memanggil saya, Yang Mulia?”

Darion melirik ke arah keduanya dan mengangguk.

“Aku ingin membuat peraturan baru. Kalian bisa mengaturnya, kan?”

“Apa itu?” tanya tuan Sturridge penasaran.

“Seorang Istri sah maupun selir bisa mengajukan perceraian atau perpisahan, wanita yang sudah berpisah dengan suami mereka akan mendapatkan tunjangan perceraian sebanyak 1500 emas dari kekaisaran.”

•••

“Baik jadi, Seorang Istri sah maupun Selir bisa mengajukan perceraian dan atau perpisahan. Wanita yang bercerai mendapatkan tunjangan sebesar 1500 emas. Adapun bagi wanita yang memiliki anak akan diberikan tunjangan sebesar 2100 emas.

Keduanya bisa mendapatkan pengacara dari Istana setelah mengajukan perceraian. Dan jika suami istri telah bercerai, wanita yang bercerai dapat bekerja di istana kekaisaran.”

“Yang Mulia, bagaimana jika kita menambahkan pembagian aset?”

Darion terkejut, bagaimana bisa seseorang dari jaman ini memikirkan ide itu? pikirnya.

Namun Darion kembali melihat siapa yang mengajukan ide itu dan mengangguk paham.

Helena. Anak kedua keluarga Emerald, memang terkenal karena ia bisa menyaingi posisi Duke Muda.

Karena kecerdasannya juga Helena mendapatkan banyak prestasi saat ia masih berada di akademi. Dan karena itu juga Darion menjadikannya seorang selir.

“Apa kamu menginginkan sesuatu?”

Helena menoleh ke arah Darion dan mengernyitkan dahinya bingung. Kemudian Helena mengerti dan tersenyum sembari memegang berkas yang masih belum ditandatangani karena perlu persetujuan keempat pilar kekaisaran.

“Anda harus memastikan ini ditandatangani oleh semua orang. Saya juga ingin menggunakan undang-undang ini setelahnya.”

Darion menghela napas, entah mengapa selir-selirnya menginginkan perpisahan darinya. Namun kemudian Darion mengangguk dan pergi dari ruangan itu, menyuruh Sturridge dan Helena menyusun ulang semuanya, membuat pengumuman dan hal lainnya.





























Halooooooooooooo

Alhamdulillah aku udah mulai kerja, cerita ini akan terus berlanjut! Tapi pasti ngaret banget!

See u entah kapan~

Maaf ya kalo ngaret banget (⁠⊃⁠。⁠•́⁠‿⁠•̀⁠。⁠)⁠⊃

Ini last draf aku, jadi pasti agak lama. Doakan saja semuanya lancar biar pulang kerja aku bisa lanjutin cerita ini.

Jadi Selir Ke-3 TiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang