BAB XIII

3.6K 213 2
                                    

Suasana semakin tegang ketika Riahnos tiba-tiba saja mengatakan hal tidak terduga, Emma juga menghela napas berkali-kali sebelum memegang tangan Anette yang langsung ditepisnya.

Emma terkejut dengan sikap Anette yang langsung menepis tangannya, dulu Anette bersikeras untuk mendapatkan perhatian dari mereka, sampai akhirnya mereka menyadari kesalahan mereka selama ini yang sudah bersikap seenaknya pada Anette, bagaimanapun merekalah yang membawa Anette ke kediaman mereka dan mengangkat Anette menjadi anak.

Bukan anak haram dari salah satu dari mereka melainkan seorang anak dari panti asuhan yang ditinggalkan orangtua nya dan membutuhkan kasih sayang, namun mereka mengabaikan bahkan berperilaku tidak pantas terhadapnya.

Lalu, apa yang mereka katakan tadi? Permintaan maaf?

Anette baru saja ingin membalaskan dendam pada keduanya, membuat mereka hidup dalam neraka. Tapi apa? Mengapa mereka tiba-tiba meminta maaf setelah 20 tahun dirinya menderita.

Emma mulai menangis, ia bersujud kepada Anette agar ia memaafkannya, namun Anette tidak tahu harus berbuat apa. Selama ini dirinya berpikir jika ia adalah anak haram hingga diperlakukan begitu keji oleh mereka yang berada di kediaman Riahnos.

Mengurus semuanya sendiri sejak ia berusia 6 tahun, menyapu, mengepel, mencuci bajunya dan baju-baju lain, menyajikan makanan, menggosok punggung Emma, dan makan sepotong roti setiap hari seperti pelayan. Tidak, pelayan mendapatkan gaji dan memakan makanan yang layak, sementara ia hanya memakan sepotong roti dan tidak mendapatkan sepeser uang. Baju-bajunya yang dibelikan Baron pada usia 6 tahun terus dipakainya sampai ia berusia 9 tahun karena tubuhnya yang kecil.

Seorang pelayan diam-diam menjahit baju-bajunya yang robek, dan membelikannya yang baru pada hari ulang tahunnya. Namun tidak lama setelah itu, pelayan yang selama ini membantunya tiba-tiba menghilang begitu saja.

Anette kecil sedih memikirkan kemungkinan pelayan itu dipecat oleh Baron karena memperhatikannya.

Raut wajah Anette semakin gelap ketika Emma mulai menangis, seakan-akan Anette adalah seorang gadis kejam yang akan membunuh keduanya. Ia berniat balas dendam, ya. Namun ia tidak sampai memikirkan akan membunuh keduanya, hanya saja ia ingin merebut kekuasaan Baron dan mengusir mereka berdua dari kediaman mereka sendiri. Namun rencana itu harus hancur ketika Baron menyuruhnya menjadi selir kaisar tirani untuk kelancaran bisnisnya.

Anette tersentak dengan ingatan yang mulai memenuhi kepalanya, ia memegang dadanya yang terasa sesak, napasnya begitu tidak teratur yang membuat Baron dan istrinya panik.

“Anette? Kamu kenapa? Anette!” teriak Emma berusaha menyadarkan Anette yang mengalami kejang.

Mendengar keributan itu, Darion yang sedari awal menunggu di luar ruangan segera menghampiri mereka dan mengangkat tubuh Anette ke pangkuannya.

Ia menidurkan Anette dan terus menggosokkan tangannya, menyelimuti tubuhnya dan menyuruh seorang pelayan untuk memanggilkan dokter.

Baron dan Baroness terlihat pucat, mereka takut jika terjadi sesuatu pada Anette. Lebih tepatnya, mereka takut jika sesuatu terjadi pada Anette, hal itu juga akan memengaruhi mereka berdua.

Terlebih lagi, satu Minggu lalu, mereka didatangi seorang dari bangsawan kelas tinggi yang mencari anak yang mereka ambil dari panti asuhan 15 tahun lalu.

“Kami kehilangan anak kami 15 tahun lalu, setelah mengecek semua bangsawan yang mengadopsi anak, kalian adalah satu-satunya yang tersisa.” seorang wanita paruh baya menangis karena ia tidak bisa menemukan anaknya, dan ini adalah kediaman terakhir di kekaisaran Ovalehn yang belum mereka cari.

“Anette. Apa kalian mengenalnya?” fitur wajahnya tegas saat menanyakan pertanyaan itu meskipun kulit wajahnya sudah terlihat keriput.

“Jika kalian tidak berkata jujur, kalian tahu akibatnya.” wanita itu menatap mereka berdua dengan tatapan tajam.

Jadi Selir Ke-3 TiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang