Bagian 13 𓍢ִ໋🌷͙֒

11 2 0
                                    

♡ 𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡ 𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 ♡

2020— di Sekolah

Hari-hari setelah kejadian itu terasa kosong bagi Liam. Ia masih berusaha bersikap seperti biasa di hadapan teman-temannya, tapi Nathan dan Aksa, dua sahabat dekatnya, tahu bahwa ada sesuatu yang mengganggu Liam.

Suatu sore, di ruang Broadcasting yang sepi, Nathan dan Aksa akhirnya menyusul Liam yang sedang duduk sendirian di sofa.

"Ada apa, bro?" tanya Aksa, duduk di sebelah Liam sambil menepuk bahunya.

"Akhir-akhir ini lo kayak bukan lo yang biasanya." Sambung Aksa

Liam hanya terdiam, matanya menatap ke arah mikrofon. Sementara Aksa duduk di sisi lain Liam, mencoba mencari tahu apa yang membuat sahabatnya begitu terpuruk.

"Liam, lo nggak biasanya kayak gini," lanjut Nathan.

"Kalau ada masalah cerita aja. Kita di sini buat dengerin." Ucap Nathan

Butuh beberapa saat sebelum Liam akhirnya berbicara, suaranya lirih, seolah menahan kesedihan yang selama ini ia simpan.

"Gue suka sama Vanea. Dari lama, kalian tau sendiri. Dan kemarin gue coba buat ungkapin perasaan gue sama Vanea tapi... gue malah lihat dia sama Valen."

Nathan dan Aksa saling bertukar pandang, lalu Nathan bertanya, "Valen? Abang lo?"

Liam mengangguk pelan, lalu menunduk, mengusap wajahnya dengan tangan.

"Gue nggak nyangka, gue nggak pernah tahu mereka pacaran. Gue udah terlalu lama mendam perasaan ini, dan ternyata... dia udah milik orang lain, abang gue sendiri." Jelas Liam datar

Aksa, yang biasanya penuh candaan, kini terdiam. Ia tahu bahwa ini bukan saatnya untuk melontarkan gurauan. Nathan pun ikut merasakan beban yang ditanggung Liam.

"Gue ngerti perasaan lo, tapi mungkin ini emang jalannya. Lo udah ngelakuin yang terbaik dengan cara lo, dan itu bukan berarti lo gagal. Vanea mungkin bukan buat lo, tapi ada seseorang di luar sana yang bakal ngebalas perasaan lo dengan cara yang sama."
Ucap Nathan menyemangati sahabatnya

"Lo orang yang kuat, lo bisa lewatin ini. Kadang cinta memang nggak berjalan seperti yang kita harapkan, tapi itu nggak berarti lo berhenti. Masih banyak hal yang bisa lo lakukan, yang lebih besar dari ini." Sambung Aksa

Liam menghela napas panjang. Kata-kata dari sahabatnya memberikan sedikit semangat. Meski masih berat, ia tahu Nathan dan Aksa benar.

"Gue tahu ini nggak mudah. Tapi apa pun yang terjadi, kita selalu ada di sini," tambah Nathan sambil tersenyum.

Dengan perasaan yang perlahan mulai membaik, Liam menyadari betapa beruntungnya ia memiliki sahabat seperti Nathan dan Aksa. Mereka mungkin tidak bisa mengubah kenyataan, tapi kehadiran mereka cukup untuk membuatnya bangkit lagi.

"Ternyata punya teman kayak kalian nggak terlalu buruk," kata Liam setengah bercanda, meski matanya masih menyiratkan kesedihan.

Mereka bertiga tertawa kecil, meskipun ada kesedihan yang belum sepenuhnya hilang dari hati Liam. Tapi satu hal yang pasti, dengan dukungan dari sahabatnya, Liam siap melangkah ke depan, meninggalkan perasaannya pada Vanea di belakang, dan membuka lembaran baru dalam hidupnya.

~To Be Continue~

Cinta untuk VaneaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang