♡ 𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 ♡
*2020—Bandara
Di bandara, Liam berdiri bersama kedua sahabatnya, Nathan dan Aksa. Mereka terlihat agak sedih, tapi mereka tetap tersenyum, memberi semangat untuk perjalanan baru yang akan ditempuh sahabat mereka.
"kalau lo udah sampe kasih kabar, jangan sampe kita gak tau kabar lo selama di Amerika." Ucap Nathan
"Iya gue tau" Ucap Liam tersenyum
Aksa menepuk bahu Liam, "Ingat, kita selalu ada buat lo. Apa pun yang terjadi, kita tetap sahabat. Lo mau pergi ke mana pun itu, kita akan tunggu lo buat balik lagi." Ucap Aksa tersenyum pada Liam
"Lo udah bilang ke abang lo?" Tanya Nathan
"Belom, nanti aja kalau gue udah sampe ke Amerika. Kalau gue bilang sekarang pasti dia bakal nyeret gue buat balik ke rumah." Ucap Liam menjelaskan
"Terserah lo deh, gimana enaknya.. yang penting lo harus bahagia di sana" Sambung Aksa
Liam tersenyum lemah, merasa hangat oleh dukungan sahabatnya.
"Makasih ya, tanpa kalian, gue mungkin nggak akan sekuat ini. Gue pasti akan kasih kabar terus buat kalian, jaga diri baik-baik selama gue gak ada di sini" Ucap Liam
"HUWAAA, gue jadi terharuu.. kalau bisa mah gue mau ikut sama lo aja.. Tapi gue gak bisa bahasa inggris" Ucap aksa heboh membuat Nathan menggelengkan kepala
Liam yang melihat kedua sahabatnya merasa sedih karena ia tidak akan melihat tingkah sahabatnya lagi untuk waktu yang lama.
"Om sama tante gak datang?" Tanya Aksa
Nathan yang mendengarnya langsung menyikut lengan Aksa.. Aksa yang sadar langsung menatap Liam
"Maaf, bukan gitu maks—" Ucap Aksa terpotong
"Mereka gak bakal dateng, udah ya gue mau berangkat, jaga diri kalian. Gue janji, gak bakal lama di sana." Ucap Liam berpamitan dan mulai melangkah pergi
"LIAMM!!"
Suara itu mampu memberhentikan sang pemilik nama untuk menoleh melihat siapa yang memanggilnya, Nathan dan Aksa tak kalah penasaran dan mulai menoleh.
Betapa terkejutnya mereka melihat Valen datang dengan menyeret koper besar di tangannya. Valen mendekati Liam dengan napas yang sedikit terengah.
"Bang, Ngapain lo di sini?" Tanya Liam
"Seharusnya gue yang tanya sama lo, kenapa lo gak bilang sama gue kalau lo mau pergi ke luar negeri? Gue abang lo, gue berhak tau tentang lo." Jelas Valen
Liam yang mendengarnya lantas menundukkan kepalanya.
Valen memegang kedua bahu Liam
"Gue bakal ikut" Ucap Valen membuat Liam mendongak, menatap Valen
"Maksud lo apa? Lo harus di sini, mamah, ayah butuh lo. Lo gak perlu ikut gue, sekolah lo juga udah bagus di sini" Ucap Liam
"Gue bakal tetep ikut lo, gue udah izin sama mamah dan ayah. Dan mereka juga yang ngasih tau gue" Jelas Valen
"Mamah, Ayah kasih izin lo ikut gue?" Tanya Liam memastikan
"Gue gak perlu izin buat jagain adek gue sendiri" Ucap Valen
"Mamah sama Ayah pasti marah bang, lo harus balik" Ucap Liam risau
"Lo adek gue, gue mau jagain lo. Gue gak mau lo sendirian" Jelas Valen menyakinkan
"Gue bukan anak kecil lagi bang, yang harus lo jagain, kita cuman beda 1 tahun gue bisa jaga diri sendiri" Ucap Liam
"Gue bakal tetap ikut sama lo" Yakin Valen
Nathan dan Aksa saling bertukar pandang bingung.
Liam mencoba memahami situasinya, "Tapi bang— gimana sama Vanea? Bukannya kalian…"
Valen menarik napas dalam, lalu berkata dengan tenang, "gue udah akhiri hubungan gue sama Vanea, lo adek gue satu-satunya. Kebahagian lo adalah kebahagian gue juga, jadi gue nggak mau lo korbanin persaan lo gitu aja karena gue."
Liam menatap abangnya dengan mata yang berkaca-kaca, menolak keras keputusan yang dibuat abangnya
"Tapi lo nggak boleh lakuin ini! Jangan karena gue, lo ninggalin Vanea. Gue nggak mau dia sedih, bang. Gue tahu dia benar-benar sayang sama lo!" Bantah Liam
Valen tersenyum tipis dan menepuk bahu Liam dengan lembut. "Dengar ya, lo itu adek gue satu-satunya. Gue udah memikirkan ini dengan baik. Kalau Vanea memang jodoh gue, gue yakin waktu akan mempertemukan kami lagi. Tapi sekarang, yang terpenting adalah lo. Gue mau lo ngerti, ke mana pun lo pergi, gue abang lo bakal selalu ada buat lo."
Liam menggeleng, menahan air matanya agar tidak jatuh. "Bang, jangan lakuin ini… gue nggak pantas jadi alasan lo pergi dari Vanea."
Namun, Valen tetap bersikukuh, "Ini udah keputusan gue, Liam. Lo nggak usah khawatirkan apa-apa. Lo adek gue dan gue bakal pergi sama lo."
Nathan dan Aksa menatap momen itu dengan haru. Mereka memahami betapa berartinya hubungan antara dua bersaudara ini. Setelah beberapa saat hening, Nathan menyentuh bahu Liam.
"Bro, lo punya abang yang luar biasa. Lo nggak sendiri, ingat itu." Ucap Nathan
Aksa menambahkan dengan senyum, "Ya, kami semua ada buat lo"
Liam tersenyum di tengah perasaannya yang campur aduk, lalu mengangguk. menerima keputusan yang sudah diambil abangnya. Bersama-sama, mereka melangkah menuju gerbang keberangkatan, meninggalkan kenangan lama untuk memulai babak baru.
~To Be Continue~
Gimana guys ceritanya? 🤔
Maaf ya kalau udah nunggu lama, makasih yang udah selalu stay.. 🩷
Jangan bosen yaa 🤗
Abaikan typo 🤭Bayy readers 👋
Sampai jumpa di Bagian selanjutnya 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Vanea
Fiksi RemajaPernahkah kalian merasa ketidak beruntungan dalam hal keluarga maupun pertemanan? Cerita ini adalah kisah seorang gadis yang kehilangan peran kedua orang tua dan mendapatkan perlakuan tidak baik disekolah, yang membuat gadis itu sangat takut untuk...