Chapter 4

49 9 0
                                    

𝑨𝒍𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒊𝒏𝒊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝑨𝒍𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒊𝒏𝒊

"Sayang, kamu sudah dengar? Perumahan yang sudah sold out kemarin, buka lapangan lagi di dekat pusat kota! Aku ingin sekali punya satu, untuk keluarga kita nanti!"

"Mau yang tipe apa, sayang? Akan aku usahakan demi keluarga kecil kita."

"Yang tidak terlalu kecil, tapi juga tidak terlalu besar. Cukup untuk kita dan jika orang tua kita akan bertamu.. Tapi apakah sudi orang tuamu berkunjung.. Pasti orang tuamu mau kan?"

"Tidak usah dicemaskan, sayang. Percaya padaku, Mami pasti setuju dengan hubungan kita. Hanya perlu meyakinkan betapa seriusnya hubungan ini, cintaku."

"Aku selalu percaya kepadamu, Eros. Bagaimana kamu membawa hubungan ini yang sebentar lagi akan menjadi sebuah tujuan utama disaat lelahnya kita bekerja, menjadi alasan utama kebahagiaan di hidup kita."

"Tetap bersamaku, ya? Jangan biarkan aku hidup tanpamu, sayang."

"Aku rela melintasi berbagai dunia maupun berbagai waktu hanya untuk dirimu, Eros. Aku sangat mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu, jauh lebih besar dari cintamu kepadaku."

﹝𝙴𝚝𝚎𝚛𝚗𝚒𝚝𝚢 𝙻𝚘𝚟𝚎﹞

"Eros! Eros! Bisa mendengar suaraku? Tolong sadar, tubuhmu sangat dingin."

"Dimana.. dimana istri dan anakku? Dokter! Dokter! Mengapa aku disini!?"

"Pak Eros, sadarlah. Ini aku, Radengga. Bersama.. temanmu?"

"Apa yang terjadi?" Tanya Eros setelah mencerna semuanya,

Tidak ada hal yang lebih penting daripada melihat Eros sadar kembali, pikir Isha. Tidak, kenapa dia bisa berpikir seperti ini? Kenapa saat melihat kondisi Eros saat ini, ada perasaan khawatir teramat dalam daripada ia melihat putranya–tunggu, dimana Kavi?

"Maaf, saya harus permisi. Anak saya masih berada di mall."

"Terima kasih sebelumnya sudah membawa Pak Eros ke—"

"Aku antar, Sha."

Eros bangkit dari ranjangnya, mengambil mantel dan kunci mobil. Menarik tangan Isha keluar ruangan yang ditempatinya tadi, entah mengapa Isha yang diperlakukan seperti itu hanya terdiam menurut.

Mobil Eros.

"Belakangan ini aku selalu merasakan kondisi seperti tadi, maaf dan terima kasih sudah bersedia direpotkan." 

Isha menatap ke arah Eros, memberikan tatapan mendalam yang sepertinya juga ada yang ingin dikatakannya.

"Santai aja, aku tidak merasa direpotkan. Lagi juga tidak mungkin aku meninggalkanmu saat kondisi seperti tadi." Ujar Isha.

Jujur saja, dari tadi ia takut, tidak tenang dan duduknya sangat gelisah. Bisa-bisanya Isha meninggalkan Kavi di mall sendirian, tapi ia juga tidak menyalahkan dirinya yang rela meninggalkan anaknya demi membantu lelaki di sebelahnya ini. Tetapi tetap saja, bagaimana kondisi Kavi sekarang? Sudah hampir 2 jam ia meninggalkan anak semata wayangnya itu.

"Tenang saja, aku sudah arahkan karyawanku untuk menghampiri anakmu." Eros buka suara dan juga membuka ponselnya, menunjukkan foto Kavi yang sedang memakan ayam cepat saji dengan sangat lahap.

"Ahh.. Maafkanku sudah merepotkanmu dengan membawa Kavi ya.. Tapi, dimana dia berada sekarang?"

"Ada di rumahku, kita langsung pulang?"

Isha mengangguk, dan memantapkan posisi duduknya kembali. Syukurlah, ia tenang sekarang. Kavi sudah aman, apalagi melihatnya makan dengan lahap tapi sudah cukup membuat diri Isha tidak sepanik tadi. Meskipun yang membuatnya tidak enak sekarang adalah Eros, walau ia juga sangat berterima kasih karena jika Eros tidak cepat menyuruh karyawannya, entah apa yang terjadi pada Kavi sekarang.

﹝𝙴𝚝𝚎𝚛𝚗𝚒𝚝𝚢 𝙻𝚘𝚟𝚎﹞

"BUNDAAA!!"

Kavi berlari menghampiri Isha yang baru saja turun dari mobil, dengan isak tangis yang amat dalam. Kavi memeluk Isha dengan sangat erat, bagai baru saja mengalami mimpi buruk.

"Ada apa, sayang?"

"Bunda, Kavi tidak mau sama Ayah, Ayah jahat. Bunda ayo kita lupakan Ayah."

"Bicara apa kamu, Kavi! Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Kavi sudah tau semuanya, Bunda!"


"Isha.. Isha, bangun." Eros sedikit menggoncang tubuh mungil Isha yang tertidur lelap selama perjalanan tadi,

"Eung.. Dimana Kavi? Kenapa dia menangis?"

Isha langsung terburu-buru keluar dari mobil dan menyelinap masuk begitu saja di rumah Eros, ia sangat khawatir.

"Kavi? Kavi? Kavi dimana, sayang?"

Tidak sadar dengan apa yang sedang diperbuatnya, Isha membuka semua ruangan yang ada di rumah Eros. Mencari Kavi yang tidak kunjung ditemukan, akhirnya Isha beranjak untuk naik ke lantai dua. Ada satu ruangan yang tertutup, langsung saja dibuka oleh Isha.

"Kavi—"

"Halo, Bunda. Sini masuk." Ujar Kavi melambaikan tangan ✋ ke arah Isha dan menarik Isha masuk ke dalam ruangan yang sedang ditempatinya sekarang.

"Lihat ini, Bunda. Kenapa di kamar Om ini banyak sekali mainan, ya? Oh, Kavi juga menggambar ini."

Isha shock.

Bagaimana bisa putranya ini malah baik baik saja setelah apa yang baru saja.. Apa itu tadi mimpi? ASTAGA, dimana Isha sekarang. Bukannya ini rumah Eros?

"Ayo pulang, Kav."

"Kavi nyaman disini, Bunda."

"Tidak enak menetap lama di rumah orang, sayang. Ayo ucap terima kasih sama Om Eros dan pamit."

"Tapi, Bundaaa. Kavi tidak mau."

Suara sepatu menaiki tangga,

"Biarkan saja, Isha. Kalau nyaman, bermainlah sepuasmu." Ucap Eros yang tiba-tiba datang, ia menyamakan tingginya dengan Kavi sembari mengusap lembut kepala Kavi.

"Tidak, Eros. Aku dan Kavi sudah banyak merepotkan, aku akan membawanya pulang.."

"Kamu tidak dengar apa yang diucapkan putramu, Isha? Dia ingin disini, betul kan Kav?"

"BETUL! TERIMA KASIH YA OM BAIK!" Kavi kembali berlari masuk ke dalam ruangan tadi, sedangkan Isha tersenyum tidak enak kepada Eros.

"Aku sangat berterima kasih untuk semuanya, Eros."

"Aku yang berterima kasih, bagaimana jika kamu tadi tidak cepat membawaku ke rumah sakit? Apakah aku masih hidup sekarang?"

Isha tertegun, "Aku janji akan membalas semua kebaikanmu."

"Sekalipun aku minta kau tetap disini, Sha?"












to be continues.

(Space untuk memberi kritik dan saran)








ANNYEONG!!! Makin kesini makin mikir ngga sih? Masih belum jelas apa yang terjadi sebenarnya..

ETERNITY LOVE - Byeon Wooseok. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang