Chapter 3

58 10 0
                                    

𝑫𝒊𝒂 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒏𝒚𝒂?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝑫𝒊𝒂 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒏𝒚𝒂?

Sabtu, 24 Oktober 2020

Kavi berhasil membuat Isha mematung lantaran suara berisik yang berasal dari kamar yang akan ditempatinya, tidak ada habisnya. Isha rasa sudah sekitar 3 jam berlalu, namun suara gesekan lantai dan dipan kasur terus ada. Dan disinilah Isha sekarang, terinterupsi meninggalkan pekerjaannya di laptop demi melihat apa yang dilakukan anak bujangnya.

"Perlu bantuan Bunda, Kav?"

"Tidak, Bunda. Lanjutkan saja pekerjaan Bunda, biar Kavi tanganin ini semua." Sembari memeberi isyarat tangan seakan menyuruh sang Bunda pergi dari depan kamarnya.

Apakah ini Kavi versi terkena angin Indonesia? Kenapa semenjak tinggal disini, selalu sukses membuat Isha terpaku. Seperti melihat sisi lain anaknya sendiri, seharusnya tidak terlalu dipusingkan, sih.. Benak Isha, toh artinya ia tidak perlu merasa takut lagi akan bagaimana cara Kavi beradaptasi, anak itu sudah dewasa.

Isha meninggalkan Kavi dengan ribuan rancangan kamar idamannya, kembali menatap laptop yang berisi pekerjaannya tadi. Kesibukan Isha sekarang adalah mengurus pekerjaannya yang baru, semenjak ia diterima di Perusahaan sepupunya sendiri. Untungnya ada lowongan disana, yang sesuai dengan passion Isha.

Membuka ponselnya untuk mengecek beberapa berkas yang akan di- upload, Isha terkejut karena jam sudah menunjukkan jam makan siang.

"KAV! Kayanya Bunda ngga masak, ngga sempat. Mau makan apa, Nak?" Teriak Isha.

Suara hentakan kaki terdengar menghampiri dirinya,

"Anu, Bunda.. Apa, ya? Yang dibilang oleh Kakek kemarin, Kavi mau mencobanya."

"Apa, sayang? Coba Kavi ingat baik baik."

"Kakek menjelaskan ada nasi dan beberapa lauk, Bunda. Ditambah dengan kari kuning yang enak, tapi Kavi lupa namanya apa."

"Ohh, nasi padang?"

Kavi mengangguk girang, mengambil mantelnya dan kunci mobil.

"Ayo, Bunda!"

﹝𝙴𝚝𝚎𝚛𝚗𝚒𝚝𝚢 𝙻𝚘𝚟𝚎﹞

"Wah, kenyang sekali. Lihat perut buncit Kavi, Bunda."

Isha tertawa melihat ekspresi dan lelucon yang dilontarkan oleh Kavi. Mereka baru saja memasuki mobil dan ingin kembali pulang setelah menghabiskan semua piring yang disajikan saat mereka ke rumah makan Siang Malam" Rasanya juga sudah sangat lama terakhir Isha memakan makanan lezat itu, sejak kuliah dulu sepertinya.

ETERNITY LOVE - Byeon Wooseok. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang