Chapter 8

59 10 2
                                    

𝑺𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕, 𝑩𝒖𝒏𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑲𝒂𝒗𝒊!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝑺𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕, 𝑩𝒖𝒏𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑲𝒂𝒗𝒊!

Senin, 26 Oktober 2020.

"Kaus kaki Kavi dimana yaa, Bunda?"

"Di atas rak sepatu, sayang. Pilih yang warna putih ya."

"Kalau dasi Kavi, bunda? Dari tadi Kavi tidak melihatnya."

"Ada di gantungan dekat mantel, pakai yang benar."

"Ketemu! Yeay, akhirnya sudah semua!"

Sedari tadi pertanyaan tidak berhenti dari Kavi yang sibuknya mengalahkan Isha sendiri, anak itu terlalu excited untuk hari pertama sekolah. Kavi menghampiri sang Bunda yang sedang menyiapkan sarapan, roti yang mengapit telur mata sapi dan beberapa lembar daging sapi. Diikuti susu kambing segar sebagai minumnya.

"Wahh, sandwich!" Walau tanpa sayur, Kavi tetap menyebutnya sandwich– ia tak suka makanan bernama sayur.

"Habisin semuanya ya, biar nanti kamu ngga pingsan saat upacara."

Kavi mendelikkan matanya, "Upacara? Apa itu, Bunda?"

Isha terkekeh pelan, tentu Kavi tidak tahu apa itu upacara bendera; kewajiban yang dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia, yang bertujuan menumbuhkan jiwa nasionalisme pada pribadi bangsa. Karena di sekolah lama, tidak ada yang namanya upacara bendera setiap seninnya.

"Upacara itu bentuk penghormatan untuk pahlawan yang udah berjuang membela negara, sayang. Nanti Kavi berdiri di lapangan, kalau dan hormat ke bendera yang sudah dikibarkan."

Mendengar penjelasan dari sang Bunda, Kavi menatap Isha dengan mata yang berbinar.

"Ayo, antar Kavi sekarang, Bunda! Sudah tidak sabar!"

Isha menganggukkan kepalanya dan mengajak Kavi untuk bersiap, mengambil kunci mobilnya, lalu langsung menancapkan gas meninggalkan pekarangan rumahnya.

Di mobil.

"Kavi, sayang. Nanti kan Kavi masuk kelas sebagai murid baru, jangan lupa perkenalkan diri seperti yang sudah Bunda ajarkan semalam ya."

Ucapan Isha dibalas anggukan seru oleh Kavi. Memang benar, satu malam kemarin full dengan Kavi yang bermonolog sendiri. Mulai dari menyebutnya namanya, dari mana asalnya, berapa umurnya, dimana tempat tinggalnya dan nama Bundanya. Dirinya berharap dengan berhasil mengenalkan dirinya, akan mendapatkan banyak teman.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 kilometer. Gerbang besar dan tinggi bertuliskan "Kusuma Bangsa" dimasuki oleh mobil Isha, kemudian berhenti tepat di parkir khusus penghantar sekolah. Keduanya bersama turun dari mobil, diikuti dengan Kavi yang bersalaman dengan Bundanya.

ETERNITY LOVE - Byeon Wooseok. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang