Chapter 10

60 6 0
                                    

𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒍𝒖𝒄𝒖, 𝑺𝒆𝒓𝒂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒍𝒖𝒄𝒖, 𝑺𝒆𝒓𝒂

"Ini buatan Bundamu, Kavi? Wah, sangat lezat!" Ucap Sera yang baru saja menyelesaikan sarapannya, memakan bekal Kavi.

Kavi yang melihat teman barunya ini memakan bekalnya hingga habis, bukan menunjukkan ekspresi marah, melainkan ia sangat senang. Karena Sera terlihat sangat lahap, dan diakhir ia memuji masakan Bundanya.

"Benar! Sera suka?"

"Sangat suka! Aku ingin bertemu Bundamu."

Kavi menganggukkan kepalanya, matanya berbinar. Dalam pikirannya, pasti Bunda sangat senang melihat Sera yang suka masakannya. Pasti Bunda juga akan memuji dirinya yang berhasil mendapatkan teman pertama di sekolah barunya!

"Terima kasih ya, aku akan cuci wadah makanmu—"

"Tidak usah repot, Sera! Biarkan nanti biar Kavi saja."

"Sudah tidak apa, ayo ikut denganku!"

Sera menarik lengan Kavi, mengajaknya keluar dari kelas dan menuju.. Entah kemana, Kavi masih asing dengan situasi sekolah barunya.

Walau hari ini adalah hari senin dan masih berada di waktu jam belajar. Tetapi banyak murid yang berada di luar kelas. Ada beberapa yang sedang olahraga di lapangan, ada juga yang sedang melakukan penelitian dengan tanah dan daun kering.

Sepanjang jalan, Kavi melewati beberapa ruangan ekstrakurikuler dan olahraga lainnya. Seperti ruang musik, jurnalis, lintas bahasa, kolam renang, meja tenis, dan banyak lagi. Mata Kavi sedari tadi sibuk melihat banyaknya hal menarik yang sepertinya harus ia coba.

"Tunggu disini, ya! Aku akan segera kembali."

Kavi mengangguk lalu melihat punggung Sera lenyap dibalik tembok yang mengarah ke.. Entahlah Kavi tidak tahu ada ruangan apa disana, dirinya lebih tertarik untuk melihat murid lainnya sedang bermain football.

"Wah mereka jago sekali, Kavi ingin merasakan mempunyai tim bermain bola seperti itu."

"Astaga, YA! YA! SEDIKIT LAGI! YEAY GOAAL!!!" Seru Kavi, ia baru saja melihat tendangan yang berhasil masuk ke gawang salah satu lawan.

"Bagaimana cara agar Kavi bisa ikut bermain bola ya.."

"Kavi! Aku membawa—"

"AW!!"

"ASTAGA, KAVII! IBU GURU TOLONG KAVI!"

Segerombolan orang yang sedang berada di lapangan menghampiri Kavi yang sudah terjatuh lemas, beberapa dari mereka bersorak histeris ketika melihat dahi Kavi mengeluarkan darah.

"Bawa ke UKS, Sir." Ucap salah satu guru, dan guru lain segera membawa Kavi ke UKS.

Suasana menjadi keos saat kejadian berlangsung, namun langkah kecil Sera tetap mengikuti guru yang sedang membawa Kavi. Dirinya terlihat sangat takut, ekspresi wajahnya menujukkan ia sangat khawatir terhadap Kavi.

ETERNITY LOVE - Byeon Wooseok. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang