"Ughhh! Rannhh! Sakith! Ahh! Ahhh! Perlahan!" Ran seolah tuli saat mendengar rintihan Kazutora. Ia menekan kepala Kazutora agar tidak membuat bising.
"Diamlah! Akh! Ini.." Ran menarik rambut Kazutora. Ia mencengkeram leher Kazutora dan berbisik di telinganya, "kau yang mulai.. Kau yang harus bertahan hingga akhir."
Kazitora mengerutkan alisnya saat Ran semakin cepat memajukan mundurkan miliknya di dalam tubuhnya. Ia merasa sesuatu aneh menjalar di tubuhnya dan berkali-kali membuatnya keluar.
Ran berhenti. Ia menatap Kazutora yang sudah lemas dan tidak bisa menahan tubuhnya agar tetap tegak.
"Ah! Maaf.. Maaf.. Maafkan aku.. Kumohon... Jangan tinggalkan aku lagi.. Aku tidak mau menunggumu.. Aku.. Aku.... Tolong..." Ran mengelusrkan taring-taring tajamnya dan langsung menggigit Kazutoran.
"Akh!? Mnhh!" Kazutora terkejut saat taring-taring itu masuk tanpa seizinnya, 'sial! Ini begitu sakit..' batinnya.
Ran menekan perut Kazutora dan memasukkan miliknya dengan sekali hentakan, "AKH?! Te-terlalu dalam!" Ran terus menekan perut Kazutora sembari terus meminum darah di lehernya.
Hentakan itu mengenai titik nikmat Kazutora, ia tanpa sadar memajukan mundurkan pinggul miliknya agar Ran masuk ke dalam tubuhnya semakin jauh.
Senyuman tersungging di bibir Ran, "bagus.. Seperti itu" Ran memeluk tubuh Kazutora dan memaju mundurkan miliknya hingga dirinya klimaks.
"Sekaranghh!" Ran mengeluarkan miliknya dan cairan putih jatuh di atas tubuh Kazitora yang sudah ambruk.
"Hahhh.. Ughh!" Kazutora lemas tak berdaya. Kesadarannya hampir hilang.
Ran menatap Kazutora di bawahnya, "maaf.." Sebuah cahaya merah terpancar dari mata Ran. Miliknya kembali ingin merasakan sensasi dari tubuh Kazutora.
"Tidak lagi.." Ran berusaha mengalihkan pandangannya dan pergi dari sana. Tetapi salah satu tangannya di tahan oleh Kazutora, "pakai saja tubuhku.. Aku tidak keberatan."
Ran menggigit bibir bawahnya, "jangan menyesal.."
Kazutora's POV
Aku terbangun saat cahaya matahari masuk dan menusuk mataku. Aku perlahan membuka mataku saat merasakan beberapa bagian tubuhku begitu nyeri. Aku menatap pria yang tertidur di sampingku. Raut wajahnya nampak lelah, tapi aku tahu dia begitu senang.
'Berapa kali kami melakukannya?' Itulah yang dapat kupikirkan. Aku berusaha bangun dan mendudukkan diriku. Tubuhku seperti remuk, aku begitu lelah. Aku berusaha berjalan untuk memakai kembali pakaianku.
Tetapi, tiba-tiba saja aku merasa perutku begitu sakit, seperti terkena pukulan berkali-kali. Aku menekan perutku karena sakit yang kurasakan awalnya tidak begitu parah. Tetapi semakin aku tidak memikirkannya, semakin sakit kurasa.
Rasa sakit itu semakin parah, seolah aku tercabik-cabik. Aku tersungkur ke lantai karena rasa sakit itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi, aku ingin ini semua cepat selesai. Tetapi rasa sakit itu semakin menyiksaku, aku berusaha menahan suaraku agar Ran tidak bangun.. Tetapi mengapa ini begitu sakit? Apa salah yang pernah kuperbuat? Seakan karma mendatangiku tiba-tiba.
"A-ah! Mmmpph! Ssshht..!"
"Kazutora!?" Pria yang awalnya tidak ingin kuganggu tidurnya, kini bangun karena suaraku yang tak dapat kutahan. Aku masih menekan tubuhku agar rasa sakit itu perlahan menghilang. Tetapi rasanya mustahil.. Aku semakin merasa sakit saat aku menekan perutku.
"Ughh~!"
Pandangan mataku mulai hitam, aku tetap berusaha menahan rasa sakitku.. Tetapi aku tidak bisa untuk tetap sadar, ini begitu sakit.. Aku tidak bisa menahannya begitu lama. Aku menutup mataku saat Ran masih terus menggoyangkan tubuhku.
"Huh?"
(Kazutora's POV end)
Ran terkejut melihat cahaya kuning bercampur hitam di perut Kazutora. Ia dapat melihat bercak-bercak timbul di perut Kazutora. Namun beberapa nampak seperti gambar bintang yang bersinar. Ran menelan ludahnya saat melihat itu. Ia perlahan mengangkat Kazutora dan menidurkan Kazutira dengan lembut di kasur.
".... Sejak kapan?" lirihnya.
Ran begitu terkejut mengetahui bahwa Kazutora lah yang justru menurunkan bercak itu. Kesal, namun bahagia juga ia rasakan. Ran sedikit khawatir pada Kazutora, berapa lama bercak itu menempel pada Kazutora? Dan akan berapa lama ia menahan sakit saat bercak-bercak itu mulai aktif? Pikirannya kalut dengan keadaan Kazutora.
Ran memerintah bawahannya untuk memanggil Yuzuha kemari dan menceritakan semuanya pada dirinya. Ia tidak tahu harus apa sekarang, dan ia begitu bingung dengan langkah yang akan dia lakukan selanjutnya.
Selang beberapa waktu, Yuzuha datang. Ia langsung masuk ke dalam kamar tempat Kazutora terbaring lemah.
Kakinya melangkah masuk saat dipersilahkan, dan ia begitu terkejut saat melihat tubuh Kazutora yang terbilang cukup parah. Namun ia tidak bisa menyalahkan Ran dalam hal ini, ketentuan alam yang membuat Ran menjadi liar seperti hewan birahi. Namun menyalahkan alam juga tidak akan mendapatkan apapun.
"Hahhh... Ini berlebihan, apa dia tidak sadarkan diri karena ini?" tanyanya.
Ran menggeleng. Ia membuka suara, "tidak.. Dia bahkan bisa bangkit saat kami habis melakukannya. Tetapi..." Ran berjalan mendekati Kazutora. Ia membuka selimut yang membalut tubuh Kazutora untuk memperlihatkan bercak-bercak yang ada di perutnya.
Seketika, Yuzuha membelalakkan matanya. Ia begitu terkejut saat melihatnya, "tapi bagaimana?!" ucapnya.
Ran menutup tubuh Kazutora kembali. "Bercak itu muncul saat setelah Redmoon tiba. Aku takut dia merasakan rasa sakit lebih dari ini. Tetapi... Aku bisa apa?"
Yuzuha hanya bisa menghela napas, "lalu? Langkah apa yang akan kau ambil selanjutnya?" Ran terdiam, ia bingung ketika Yuzuha bertanya hal itu. Tentu ia belum memikirkan sesuatu tentang ini. Ia juga tidak tahu mengapa Kazutora bisa mendapatkannya.
Ran menatap tubuh Kazutora yang penuh kissmark dan gigitan. Ia membelai rambut Kazutora dengan lembut, "yang aku pikirkan ini sangat buruk."
Yuzuha menaikkan alisnya. Ran kembali berkata, "bagaimana jika ia aku jadikan vampir sepertiku?"
TBC
Haloouuwwrr semuaa, bagaimana keadaan kalian?? Akhirnya Author up jugaa. Makasih yg masih bacaa.
Jangan lupa Vote or Komen!!
Dadaaa🍃🍃🍃