50

57 1 0
                                    

2 tahun berlalu sejak Chifuyu kembali ke kediaman Baji. Keduanya mulai menyelesaikan masalahnya masing-masing. Bahkan Baji sudah tidak pernah bermain tangan atau memaksa Chifuyu untuk melakukan hubungan seks dengannya.

Setelah masa pemulihan pasca hamil, Kazutora menjadi sangat sering pergi mengunjungi kediaman Baji untuk memastikan keadaan Chifuyu dan keadaan Akio yang sempat ia rawat hanya beberapa hari. Kazutora sedikit merasa lega setelah mengetahui bahwa Baji lebih lembut belakangan pada Chifuyu.

"Apa yang kau takutkan? Bukankah sudah kukatakan bahwa dia sudah berubah" ucap Chifuyu. Ia menggendong anak Kazutora yang dapat dikatakan masih bayi. Sementara Kazutora membiarkan Akio tertidur di pangkuannya.

Kazutora mengernyitkan alisnya, "aku tidak akan percaya pada seseorang yang sedang jatuh cinta" Tiga jari Kazutora di genggam oleh Akio yang sedang tertidur di pangkuannya.

Chifuyu hanya bisa tersenyum dengan kelakuan temannya ini, tepukan pelan membuat bayi itu semakin tertidur nyenyak, ditambah lirih Chifuyu yang lembut menenangkan tidur si bayi.

"Uyuu, nya nyaa" Bayi kecil itu ikut bergumam. Pipi bayi itu begitu tembam dan berwarna merah. Chifuyu tersenyum, ia terus-menerus menyentuh pipi gembul itu dengan jari telunjuknya.

"Tapi Chifuyu... Aku betul-betul penasaran, bagaimana kita bisa masuk ke tempat ini? Aku khawatir dengan kedua orang tua ku.. mereka pasti khawatir" Helaan nafas berat dapat terlihat di wajah Kazutora. Rasa rindu dirinya terhadap orang tua kandungnya terus menghantuinya.

Senyuman yang awalnya terlukis di wajah Chifuyu kini menghilang, "kita sudah mati di dunia kita..." Tatapan matanya teduh, ia menatap Kazutora.

"Apa.. dia belum menceritakan apapun?" Lirihnya.

Gelengan kepala dari Kazutora menjadi jawaban, dan jawaban itu membuat Chifuyu terkejut.

Mikey dan Chifuyu sudah dipaksa menikah dengan para vampir itu di usia keduanya masih begitu muda. Senyuman pahit dapat dilihat oleh Kazutora, "kau... Beruntung."

Ceklek...

Baji dan Ran masuk ke dalam ruangan itu, mereka melihat ke arah Chifuyu yang tidak ingin melanjutkan kata-katanya, keduanya sudah berada di belakang pintu saat Chifuyu berkata bahwa di dunia manusia, mereka telah mati.

Chifuyu terkejut saat kedua alpha itu masuk, tubuhnya seketika bergetar hebat, keringat dingin mengucur deras di pelipisnya.

Kekhawatiran muncul di wajah Kazutora. Tangannya terulur untuk memegang tangan Chifuyu, namun kedua tangannya justru di hempas oleh Chifuyu.

Ran menatap Chifuyu, ia segera menggenggam tangan Kazutora setelah Baji mengangkat Akio yang tertidur di pangkuan Kazutora. Hal itu membuatnya bangkit dari duduknya.

"Uyuu?" Gumam bayi kecil itu.

Tatapan Chifuyu beralih ke anak itu, ia tersenyum saat merasa bahwa anak itu takut dengan perubahan sikapnya yang cepat. Chifuyu berdiri dari duduknya, ia perlahan memberikan anak itu ke Ran.

Namun Kazutora lah mengambil anak itu setelah Ran melepaskan genggamannya.

Chifuyu berjalan meninggalkan semua orang yang ada di ruangan itu, ia masuk ke kamar dirinya dan Baji dengan rasa cemas karena 'ketahuan'.

Selang beberapa waktu, baji masuk ke kamar keduanya setelah menidurkan Akio, malam sudah tiba saat ia baru saja selesai menidurkan Akio. Tatapan kedua matanya langsung beralih ke arah Chifuyu yang sedang duduk menghadap ke arah jendela luar, "Chifuyu?.."

Tubuh kecil itu berbalik arah untuk melihat siapa yang datang. Salah satu tangannya mencengkram baju dibagian dada, nafasnya yang tidak beraturan, dadanya yang terasa sesak, keringat yang bercucuran, dan tubuh dirinya yang bergetar hebat itu membuat Baji dengan cepat langsung berlari dan memeluknya.

Salah satu tangannya membelai kepala belakang Chifuyu dan tangan dirinya yang lain mengusap punggung Chifuyu dengan lembut, "shhtt... Tenanglah~" Kedua tangannya mencengkram pundak Baji, nafasnya perlahan mulai kembali normal.

Baji melepas dengan perlahan melepas pelukannya, ia menatap pria itu dengan tatapan teduh yang menenangkan, "tenang.. tenang.. ingatanmu mulai kembali?.. Shhtt~ keadaannya sudah sangat berbeda."

Suara berat namun menenangkan bagi Chifuyu, ia menatap pria yang berlutut di hadapannya dengan alis yang berkerut.

Dadanya sesak, ia ingin menangis namun semua tertahan dan tidak bisa keluar. Matanya membelalak, alisnya berkerut, bahkan ia mengigit bibirnya karena perasaan sedih dari dalam tubuhnya sulit untuk dikeluarkan.

Tatapan mata teduh tidak hilang dari tatapan mata Baji, "tenang, okay?" Jari jempol baji menyentuh bibir bawah Chifuyu yang ia gigit dengan keras, "jangan menyakiti tubuhmu~" Baji menenggelamkan wajahnya di perut Chifuyu, kedua tangannya melingkari pinggang kecil itu.

Pelukan erat ia berikan kepada Chifuyu agar dapat menenangkan 'panic attack' yang dialami oleh Chifuyu. Perlahan-perlahan Chifuyu dapat lebih tenang, ia membelai rambut panjang Baji dengan lembut.

Baji menatap pria bertubuh kecil di hadapannya tanpa melepas pelukan itu. Tatapannya langsung melihat Chifuyu dengan pipi yang sudah memerah, "bulan... apa ini?~" Tubuh Chifuyu menjadi lemah.

Rasa bingung melanda pada Baji, ia menidurkan perlahan Chifuyu dan pergi ke luar untuk melihat. Bulan berwarna merah pekat dapat terlihat di mata walau tertutupi oleh awan di malam hari, "lebih cepat?! ugh!" Ia menutup wajahnya, kedua matanya ikut memerah padam seperti bulan itu, taringnya muncul.

Tepukan di pundak dirinya membuyarkan suasana tersebut, tubuhnya refleks berbalik arah untuk melihat siapa yang menyentuh dirinya di saat waktu 'kawin' setiap masing-masing vampir maupun yang pernah menjadi vampir.

"Aku... masih terkena efeknya..." lirihnya.

Chifuyu menarik kerah Baji dan langsung menyatukan bibir keduanya, ia menempelkan tubuhnya ke Baji. Perasaan yang muncul beberapa tahun sekali dan tidak tentu kapan munculnya itu membuat seorang vampir yang sudah mencapai usianya akan merasakan efeknya.

Keterkejutan dapat terlihat di wajah Baji, ia menarik pinggang kecil itu dan mencengkeramnya. Baju Chifuyu ia angkat hingga memperlihatkan kulit mulus dan ramping yang terlihat bentuk cengkeraman kemerahan. Kedua tangan Baji meraba pinggang itu di sela-sela ciuman.

Baji menjambak rambut Chifuyu agar melepaskan ciuman itu, ia melihat Chifuyu yang menjulurkan lidahnya dan terdapat saliva yang mengalir di ujung lidahnya, tatapan mata yang sayu dan pipi yang memerah padam itu begitu menggoda, bahkan kedua mata Chifuyu masih terlihat berwarna merah.

Baji tersenyum melihat pemandangan indah yang begitu ia idamkan. Rasa obsesi pada tubuh Chifuyu semakin tumbuh dan tumbuh. Salah satu tangan Baji ia gunakan untuk menarik baju yang menutupi pundak Chifuyu dan satu lagi ia masih memakainya untuk menjambak Chifuyu.

"Izinkan aku.." Baji menggigit pundak Chifuyu. kedua mata Chifuyu membelalak karena terkejut, ia mencengkeram pundak Baji. Kedua pupil matanya melihat ke atas karena perasaan aneh yang ia rasakan setelah sekian lama, ia menggigit bibir bawahnya.

"AKH?! Anghh~ ya.. lagi~"

Vampir Kesayangan [ rankazu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang