51

46 3 2
                                    

Keduanya sampai di kediaman megah itu. Malam mulai menunjukkan wujud gelapnya. Bintang-bintang kecil menyinari dua insan yang berada di bawahnya. Kazutora berjalan masuk ke dalam kediaman itu diikuti dengan pria vampir yang merupakan pasangan sekaligus pemilik dari kediaman itu.

"Tuan.." seorang pelayan menawarkan diri untuk menggendong anak yang digendong oleh Kazutora.

Ran menghentikan langkahnya saat merasakan sesuatu menyambar tubuhnya dengan begitu cepat. Ia hanya mampu berdiri di tempat ia berada. Kazutora merasakan aura yang membuatnya merinding. Ia membalikkan tubuhnya untuk melihat sesuatu itu. 

Kedua matanya membelalak melihat pria yang ada di hadapannya. Mata merah yang pekat itu menatap ke arah dirinya dengan begitu intens. Rasa tegang menyelimuti tubuh Kazutora. Ia perlahan melangkah mundur saat Ran berjalan mendekatinya. 

Seolah hilang kesadaran, Ran tidak sadar dengan apa yang ia lakukan. Dengan kecepatan kilatnya, ia menyergap tubuh Kazutora dan langsung menggigit leher Kazutora dengan taringnya yang sudah muncul.

Kazutora semakin terkejut saat Ran langsung mendorongnya dan menggigit leher dirinya tanpa aba-aba, "ugh!?" Kazutora mencengkeram pundak Ran untuk menyalurkan rasa sakit yang ia alami. 

Ran memeluk tubuh Kazutora dengan erat agar Kazutora tidak menjauh darinya. Tubuh Kazutora mulai semakin lemas karena darahnya diminum tanpa henti oleh Ran.

"Umhh!.. he-hentikan." Seakan sadar dengan apa yang ia lakukan, Ran melepaskan taringnya dari leher Kazutora. Darah mengalir dari mulutnya, senyuman terukir di wajahnya.

Kazutora dapat merasakan deruan nafas berat di lehernya. Ia mencoba melepaskan diri dari pelukan erat itu.

Perlahan, Kazutora melangkah mundur untuk menjauhi dirinya dari pria itu. Namun, semakin ia menjauh, semakin erat pelukan dari Ran. Mata merah pekat itu terus menatap wajah pria yang di hadapannya.

Alisnya berkerut, namun wajahnya justru terlihat sedih saat menatap Kazutora, "maaf.. aku tidak bermaksud. Jangan pergi lagi.. aku tidak akan melakukannya... Jangan meninggalkanku... Ku mohon... ku mohon... Ku mohon..." Ia membenamkan kepalanya di pundak Kazutora. Terus memeluk kekasihnya itu dan berharap ia tidak meninggalkan dirinya.

Kebingungan melanda dalam diri Kazutora. Namun tetap saja, rasa nyeri dan perih di leher tetap menyelimuti tubuhnya.

Cengkeraman di pundak Ran mulai melonggar. Mata Kazutora mulai berkabut. Rasa pusing dan mual dapat ia rasakan, namun semakin ia menahannya, tubuhnya semakin lemah dan akhirnya....

Kazutora terkulai lemas dan tidak sadarkan diri. Ran menahan tubuh kecil itu, penyesalan datang kedua kalinya saat rintik hujan mulai membasahi wajahnya. Ia mengangkat pria itu masuk ke kediaman dirinya, dan dengan langkahnya, ia menuju kamar keduanya dan menidurkan Kazutora yang hilang kesadaran karena darah yang terkuras cukup banyak dalam waktu yang cepat.

Dengan perlahan, ia menidurkan Kazutora di kasur dan beranjak pergi. Namun saat ia berada di perbatasan kamar dengan lorong ruangan kediaman itu, dapat ia lihat Yuzuha yang berdiri tidak jauh dari kamar itu.

"Kapan kau akan memberitahu tentang masalah itu padanya... Kau tidak mungkin memendam itu sendirian, terutama saat ini..." Mendengar suara itu, Ran membalikkan tubuhnya menghadap Yuzuha.

Yuzuha dapat melihat dengan jelas mata merah pekat yang menatapnya, "RedMoon" tubuh yang ada di hadapannya berbalik kembali membelakangi Yuzuha, ia berjalan menjauh ke ruangan yang jauh dan berbeda.

Yuzuha hanya bisa menghembuskan nafas saat pria itu pergi sembari menahan nafsu dan dengan aroma yang sudah menyebar ke sudut ruangan itu. Ia masuk ke dalam kamar Kazutora dan menangani Kazutora.

——————————————————

Kazutora terbangun di tengah malam.  Tubuhnya tergerak untuk melihat keadaan dan di mana ia berada. Rasa nyeri di leher membuat tubuhnya terasa tertusuk rasa sakit.

Ia menyentuh perban yang membalut lehernya itu. Kedua matanya mencari keberadaan pria tinggi yang selalu bersama dirinya. Rambut panjangnya tergerai ke depan saat ia berdiri dari duduknya untuk mencari pria itu. Kepalanya sedikit berdenyut saat kedua kakinya mulai perlahan melangkah pergi dari kamar itu.

Kazutora keluar dari kamar itu, dapat ia tangkap bau harum namun menyengat di hidungnya. Ia tahu bahwa itu adalah bau familiar yang sering ia hirup saat berhubungan intim dengan Ran, namun bau itu kini lebih pekat dan tajam.

Ia menelusuri bau familiar itu, dan bau itu semakin pekat di penciuman Kazutora  saat ia berada di sebuah ruangan yang selalu dipakai Ran saat Kazutora pasca melahirkan. Kazutora berdiri di depan pintu itu.

"Aku peringati, hari ini adalah RedMoon. Bulan yang membuat seorang vampir akan seperti binatang. Kau tinggal pilih, menjauh... Atau turuti dirinya saat kau sudah masuk." Suara yang begitu familiar di telinga Kazutora. Ia membalikkan badan dengan perlahan, "aku tahu... Entah kau percaya atau tidak, setelah melahirkan.. mimpi buruk namun terasa nyata, selalu menghantui diriku. Meski aku masih tidak mengerti, apa maksud dari mimpi itu."

Kazutora diam sejenak sebelum ia melanjutkan kembali ucapannya, "begitu banyak, namun RedMoon itu... Pernah muncul, dan itu membekas dalam ingatan ku" Kazutora menggenggam gagang pintu ruangan itu, "aku tahu resiko yang aku ambil..." ucapnya.

Kazutora membuka ruangan itu dan langsung menutup pintunya agar aroma yang menyebar di ruangan itu tidak semakin menyebar di lorong.

Asap rokok yang memenuhi ruangan tanpa cahaya. Pria yang duduk di kasur dengan beberapa rokok yang sudah mengotori lantai ruangan itu. Botol anggur sudah berserakan di lantai. Dan aroma tubuh Ran yang sudah menyebar bercampur dengan asap rokok itu.

Ran melihat ke arah pintu sambil mengerutkan keningnya, "siapa yang berani-" ucapannya terhenti saat melihat Kazutora yang berdiri tanpa mengikat rambutnya.

Rambut panjang yang tergerai dan baju putih yang ia pakai. Tampak menawan dan indah. Ran terkejut melihat Kazutora yang nekat masuk. Ia berdiri dan segera berjalan mundur.

Namun kini, Kazutora lah yang berjalan maju mendekati Ran, "jangan bergerak" ucap Kazutora.

Ran mengikuti perintah dari Kazutora, ia hanya diam dan tidak bergerak. Namun pandangannya ia tujukan ke lantai dan tidak berani menatap Kazutora dengan mata merah pekatnya itu.

Kedua matanya membelalak melihat Kazutora yang tiba-tiba menarik kerahnya. Meski tarikannya tidak kuat, tetapi cukup membuat Ran menatap Kazutora.

Kazutora menatapnya, "aku tidak akan meninggalkanmu. Maka, setubuhi aku.."


TBC
Haloo semuaa, thank you bagi yang masih baca!!
Thank youu yang udah nunggu lama karena author yang hiat, jangan bosan bosan yaa!!
Jangan lupa Vote or Komen!
Dadaaa 🍃🍃🍃

Vampir Kesayangan [ rankazu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang