suara anak kecil yang menangis menjadi sumber kebahagiaan dua pasangan. Kazutora begitu senang, namun dirinya masih begitu lemah. Keringat ang membasahi rambutnya yang panjang dan senyuman manisnya saat mengetahui anak yang ia kandung dalam keadaan selamat membuat rasa lelah yang terjadi seakan lepas dari tubuhnya.
Bayi itu terus menangis dengan kencang saat pertama kali melihat dunia, "aku berhasil~" ucap Kazutora dengan nada lemasnya dan nafas yang masih memburu. Ran yang melihat kejadian orang yang ia sayang hampir mati karenanya tentu tidak bisa membendung air matanya, "maafkan aku, sayang."
Kazutora hanya bisa tersenyum saat Ran mulai mengeluarkan air matanya tanpa henti, ia berusaha untuk menenangkannya namun tubuhnya masih kesulitan untuk digerakkan, "aku tidak apa... semua juga berkatmu," ucapnya.
Ran membenamkan wajahnya di lengan Kazutora, "kumohon jangan membenciku," ucapnya dengan air mata yang terus menangis. Kazutora membelalakkan matanya saat Ran mengatakan hal yang tentu tidak akan ia lakukan, "aku tidak akan bisa membencimu, aku sudah terlanjur sangat mencintaimu, tidak ada sedikitpun alasan untuk aku bisa membencimu. Dan aku ingin, ini bukanlah cinta sesaat untuk sekedar rasa gengsi atau kagum padamu," ia tersenyum dengan hangat ke arah wajah yang menampilkan rasa bersalah dan kecewa pada dirinya sendiri.
Seorang wanita yang diketahui membantu Kazutora lahiran itu datang kembali dengan membawa bayi yang sudah bersih, "anak kalian perempuan, apa mau aku periksa sekalian apakah dia omega, beta, atau alpha?" tanya Yuzuha.
"tu-tunggu... aku ingin menyentuhnya dulu," mendengarnya, Yuzuha mendatangi kedua pasangan itu dan meletakkan bayi keduanya di samping Kazutora yang masih terbaring lemas.
Kazutora mengeluarkan air matanya saat bayi itu menggenggam erat bajunya, "aku berhasil" setetes air mata turun dari kelopak mata indah Kazutora dan membasahi bulu mata lentik dan pipi mulus miliknya. Tangis kebahagiaan yang bisa dirasakan oleh siapapun yang memiliki perasaan mendalam sama seperti yang dirasakan oleh kazutora saat ini.
Ran mencium kening kazutora, ia juga mencium jejak air mata yang lewat di pipi Kazutora, "ahhh~ aku sangat bahagia."
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara anak kecil dari luar yang mengejutkan orang-orang berada di dalam ruangan itu, "bagaimana keadaannya?!" ucapnya dengan panik. Ia telah menunggu di luar cukup lama dan belum mendapat kabar tentang Kazutora sedari tadi.
Kazutora melirik ke arah Ran, "bolehkah?" tanya nya pada Ran.
Ran yang mendengar pertanyaan dari Kazutora lantas tersenyum hangat untuknya, "lakukan saja semau mu, sayang~"Senyuman itu dibalas oleh Kazutora, ia meminta Yuzuha untuk membiarkan Akio masuk ke dalam. Yuzuha melaksanakan perintah yang diberikan oleh Kazutora, ia membiarkan Akio yang sedari tadi menunggu di luar untuk masuk.
Akio masuk dengan keadaan mata yang sembab dan sedikit bengkak, "ba-bagaimana keadaannya? aku..." ucap Akio. Rasa khawatir masih menghantui dalam dirinya saat teringat Mommy nya melahirkan namun memiliki akhir yang berbeda dan bisa dikatakan mengenaskan.
Akio mendekati Kazutora dan memegang perutnya, "apa di sini tidak apa?" Kazutora terkejut dengan tindakan Akio tiba-tiba. Ran membelai rambut Akio dan berkata dengan nada lembut juga serak, "ia tidak apa-apa..." Akio melihat ke arah Ran.
"kau... tidak membenci anak itu kan?" lirih nya. Ran dan Kazutora terkejut bukan main, Ran membawa Akio keluar dari kamar itu untuk bicara serius, ia meminta izin Kazutora dulu saat akan keluar, "aku pergi sebentar... akan aku beritahukan padamu apa yang dia ucapkan," Kazutora mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.
Ran membawa Akio pergi ke salah satu kamar yang ditempati oleh Akio saat itu, ia menatap mata Akio, "boleh aku bertanya apa yang terjadi sampai kau bertanya seperti itu?"
Akio mencoba mengenang masa lalu buruknya itu untuk ia ceritakan, "apa tidak mengapa aku bercerita padamu?" Ran membawa Akio ke balkon untuk bicara dengan tenang, "aku tahu ini dingin... tetapi setidaknya kau bisa tenang dengan angin sepoi-sepoi malam yang menenangkan... sekarang ceritakanlah" ujarnya dengan tenang.
Akio mulai menceritakan kejadian saat Chifuyu melahirkan adiknya, namun saat itu Baji tidak menginginkan seorang anak dan membunuh anak itu di saat Chifuyu sedang mengalami pendarahan hebat. Ia melihat Chifuyu berusaha menghentikan Baji sampai terjatuh dari kasurnya, ia melihat darah bercucur deras di kaki Chifuyu, hingga saat itu Chifuyu pingsan karena kekurangan darah.
Mendengar itu, darah Ran mendidih dan hampir kehilangan kendali dengan tubuhnya, ia tersadar karena mendengar suara bayi yang menangis. Ran menghela nafas, ia berlutut dan memegang bahu Akio, "maaf karena kau harus melihat itu."
Ran kemudian mengajak Akio untuk tertidur karena merasa bersalah telah membuat Akio memikirkan hal yang terlalu dewasa untuknya. Akio tertidur dengan damai sementara Ran kembali ke kamar Kazutora.
Kazutora tengah menyusui anak itu dengan rambutnya yang tergerai, "sial.." Ran menghela nafas saat tahu ia harus menahannya karena Kazutora baru saja melahirkan anaknya.
Ia mendekati Kazutora, "aku sudah tahu alasan Akio berbicara seperti itu" ucapnya sementara kedua matanya terus mencuri pandang ke arah dada merah muda yang sedikit bengkak itu.
Ia mengalihkan pandangannya, "aku akan menceritakannya saat kau sudah mulai pulih" ucap Ran, Kazutora memiringkan kepalanya saat Ran bicara seakan ia akan mati jika mendengar cerita itu, "katakan saja!" Kazutora sedikit mencondongkan tubuhnya dan membuat kedua puting itu semakin terlihat di mata Ran.
"akh! aku bukan seseorang yang suci! aku tidak kuat menahannya!" Ran mendorong tubuh Kazutora, ia menghisap salah satu pentil milik Kazutora yang senggang. Kazutora membelalakkan matanya dengan tindakan tiba-tiba Ran.
"tu-tunggu, annghhh~"
TBC
Halooo semuaa, author kembalii! silahkan dinikmati saja yaa..
Author cuma mau ngasih tau, untuk sekarang author bakal fokus sama konflik daripada wleowleo gess, jadi jgn terlalu berharap bakal ada scene pembuatan dedek bayi yaaJangan lupa vote or komen ya!!
Dadaaaa🍃🍃🍃