6

356 81 6
                                    

Eres mío

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading.....

Matahari siang menyelinap melalui celah-celah tirai, menyinari kamar yang tenang. Becky perlahan membuka kedua matanya, merasakan kehangatan yang familiar di sekelilingnya. Perempuan itu mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, tersenyum tipis begitu bertemu langsung dengan wajah Freen yang masih tertidur. Becky melirik kearah tubuhnya yang sedang berada dalam pelukan Freen, perempuan itu memeluknya dengan erat, seolah-olah takut kehilangan sosok yang bersama dengannya.

Becky bisa merasakan napas Freen yang berat, dan panas tubuh perempuan itu yang sedikit lebih tinggi dari biasanya. Dengan lembut, Becky mengusap rambut Freen, mencoba memberikan ketenangan. Perlahan Becky melepaskan diri dari pelukan Freen, melirik kearah kasur milik Lin yang kosong akibat putrinya itu dititipkan pada Irin untuk sementara waktu. Jika Freen sudah membaik, maka Becky akan menjemput Lin kembali. Perempuan itu khawatir jika putrinya kenapa-kenapa, meski sebenarnya Becky tidak mau berpisah dengan Lin.

"Geet well soon, babe."

Tangan Becky terangkat, menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Freen. Kemudian tubuh perempuan itu sedikit menunduk, mengecup singkat kening Freen. Becky membenarkan selimut, menarik selimut itu hingga menutupi badan Freen. Setelah sudah, perempuan itu keluar dari kamar menuju sofa. Laptop terbuka, Becky meraih kacamatanya. Membiarkan kacamata itu bertengger di hidungnya, jemari-jemari nya dengan cekatan mengetik laporan yang harus diselesaikan.

"Becky?"

Kepala Becky menoleh, mendapati Freen yang sedang mengusap-usap kedua matanya. Seketika Becky menaruh laptopnya diatas meja, yang awalnya berada di pangkuannya. Perempuan itu baru saja bangun dari tidurnya, dan mendapati bahwa tidak ada seseorang di samping kasurnya. Becky terdiam, menatap Freen yang perlahan mendekatinya.

"Ada apa?"

"Temani aku..."

"Tidur, hm?"

Freen menggangukkan kepalanya pelan, menggemaskan. Becky tersenyum tipis, berniat bangkit namun Freen menahannya. Membuat perempuan itu bingung, tapi tidak butuh waktu yang lama, tiba-tiba Freen duduk di pangkuan Becky sembari memeluk erat tubuh perempuan itu. Terkejut, sejenak Becky terdiam mencoba mencerna apa yang Freen lakukan.

"Begini saja, tidak masalah?"

"Ya... Tidak masalah."

Diam-diam perempuan itu tersenyum, mengeratkan pelukannya. Freen tahu bahwa Becky harus menyelesaikan proyek penting yang sudah mendekati tenggat waktu, jadi Freen memutuskan untuk membiarkan Becky mengerjakan tugasnya sembari dirinya menempel. Meskipun Freen tahu akan menggangu Becky, namun perempuan itu ingin bersama dengan Becky. Terkadang jika seseorang sedang sakit akan berubah menjadi lebih manja dari biasanya dikarenakan butuh perhatian saat sedang lemah, membutuh seseorang yang merawatnya.

LIVING WITH A KILLER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang