14

281 65 4
                                    

Eres mío

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading.....

Freen melangkah cepat menyusuri koridor rumah sakit yang ramai, hingga membuat suara langkah kakinya menggema di lantai keramik. Aroma antiseptik yang khas memenuhi udara, mengingatkannya pada banyaknya malam tanpa tidur yang perempuan itu habiskan di sini, menunggu untuk menemui putrinya, Lin. Hati Freen berdebar-debar, penuh harap dan cemas, saat perempuan itu mendekati kamar rawat inap.

Freen membuka pintu kamar, pemandangan yang menyambutnya membuatnya tertegun. Di atas tempat tidur, Lin duduk dengan tegak, wajahnya berseri-seri dengan senyum ceria yang menghiasi bibirnya. Kedua mata Lin yang besar dan berbinar-binar memancarkan kebahagiaan yang tulus, seolah-olah semua rasa sakit dan penderitaan yang gadis itu alami telah lenyap begitu saja.

"Mama!"

Seru Lin dengan suara riang, seolah-olah semua rasa ketakutan telah lenyap. Rambut Lin yang hitam legam tergerai indah di bahunya, tampak lebih sehat dan berkilau dibandingkan beberapa minggu yang lalu. Pipi Lin yang semalam pucat kini merona dengan warna merah muda yang sehat. Freen merasakan air mata kebahagiaan menggenang di matanya, tidak mampu menahan rasa syukur yang meluap di dalam hatinya.

Freen segera mendekat, merasakan kehangatan yang memancar dari tubuh putrinya. Freen memeluk Lin erat-erat, merasakan detak jantung putrinya yang kuat dan stabil. Dalam hati, merasakan beban berat yang selama ini menghimpitnya perlahan-lahan menghilang. Perasaan lega yang luar biasa menyelimuti Freen, seolah-olah semua kekhawatiran dan ketakutan yang selama ini menghantuinya telah sirna.

Di sekitar mereka, sinar matahari sore yang lembut masuk melalui jendela, menciptakan cahaya keemasan yang hangat di dalam kamar. Tirai putih yang berkibar lembut tertiup angin menambah suasana tenang dan damai. Di meja samping tempat tidur, terdapat vas bunga mawar merah yang segar, hadiah dari teman-teman sekolah Lin yang mendoakan kesembuhannya.

Freen mengusap rambut Lin dengan lembut, merasakan tekstur halus dan lembut di bawah jemarinya. Perempuan itu duduk di tepi tempat tidur, masih memegang tangan putrinya, merasakan kehangatan dan yang tidak terhingga. Menyadari bahwa Lin yang ceria dan sehat adalah hadiah terindah. Tiba-tiba, pintu kamar terbuka lagi dan seorang perempuan masuk dengan langkah tenang. Lin yang menyadari kehadiran perempuan, seketika langsung menoleh.

"Mommy!"

Panggil Lin, dengan suara riang. Freen menoleh dan melihat Becky yang sedang berjalan santai ke arah mereka. Senyum tipis menghiasi wajah perempuan itu saat mendekat dan memeluk putrinya dengan penuh kasih sayang. Becky mengusap rambut Lin dengan lembut, memberikan rasa nyaman.

"Mommy, gendong Lin, ya?"

Pinta Lin dengan mata penuh harap. Becky tersenyum lembut, dan mengangguk pelan. Dengan hati-hati, perempuan itu mengangkat Lin dari tempat tidur dan memeluknya erat. Lin menyandarkan kepalanya di bahu Becky, merasa nyaman dan aman dalam pelukan mommy-nya. Tanpa berkata-kata, Becky mengulurkan tangannya kepada Freen. Meskipun bingung, namun Freen menerima uluran tangan Becky. Becky menggenggam tangan Freen sembari menggendong Lin, membawa mereka berdua keluar dari ruangan.

LIVING WITH A KILLER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang