Eres mío
Happy Reading.....
Becky perlahan membuka matanya, pandangannya buram dan kepalanya terasa berat. Perempuan itu mencoba menggerakkan tangannya, tetapi segera menyadari bahwa dirinya terikat oleh rantai yang kuat. Rasa dingin dari logam yang membelenggu pergelangan tangannya membuatnya sadar sepenuhnya.
Becky melihat sekeliling, mencoba memahami di mana perempuan itu berada. Ruangan itu asing baginya, dinding-dinding batu yang kasar dan cahaya redup dari obor yang berkedip-kedip di sudut ruangan. Suara tetesan air yang jatuh dari langit-langit menambah kesan suram. Becky berusaha keras, perempuan itu mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum dia kehilangan kesadaran. Ingatan tentang berada di pesta mulai kembali, dan perempuan itu menyadari bahwa dirinya tidak sadarkan diri karena pukulan keras di belakang kepalanya.
Tak!
Tak!
Tak!
Suara ketukan heels terdengar menggema di ruangan itu, perlahan suara itu semakin mendekat. Hingga akhirnya kedua kaki jenjang itu sampai pada anak tangga terakhir. Becky mendongak, menyatukan kedua alisnya untuk mempertajam penglihatan. Kemudian kedua mata hazel itu melebar, menatap tidak percaya dengan apa yang sedang perempuan itu lihat sekarang. Untuk ketiga kalinya, Becky melihat perempuan itu berlumuran darah.
"Freen?"
"Jangan kabur. Setelah Lin kembali, aku akan melepaskan mu."
"Freen!"
Panggil Becky, namun Freen tidak menghiraukannya. Perempuan itu membalikkan tubuhnya, pergi meninggalkan Becky di ruangan itu. Becky menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan amarah. Kedua tangan Becky memberontak, hingga membuat kulit pucat itu tampak lembab. Perempuan itu berdecak kesal, tidak terima dengan perlakuan Freen. Helahaan napas panjang terdengar, Becky sudah menduga bahwa semua tidak akan kembali seperti awal. Freen tetap lah Freen, namun Freen bukan freen yang Becky kenali.
!𝕏𝕏𝕏!
Freen menatap sebuah gedung tua yang sudah lama ditinggalkan. Gedung itu masih berdiri kokoh namun terkesan angker, dengan jendela-jendela yang pecah dan pintu yang berderit setiap kali angin bertiup. Langkah kaki jenjang itu memasuki gedung tersebut saat matahari mulai terbenam. Di dalam gedung, Freen menemukan berbagai ruangan yang penuh dengan debu dan sarang laba-laba. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya sebuah pintu kecil yang tersembunyi di balik rak buku besar. Dengan hati-hati, Freen membuka pintu itu dan menemukan tangga yang mengarah ke bawah tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVING WITH A KILLER [COMPLETED]
Aksi⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT, REPOST, REMAKE ATAU JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN. Love and Soul || BECKFREEN. Original story by Exterly!